• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Historica
  • Post last modified:29 Juni 2022
  • Reading time:4 mins read

Peralihan jalur darat ke jalur laut dalam perburuan rempah ke timur, Source: weebly

Komoditas rempah sudah diperdagangkan jauh sebelum masehi. Pusat-pusat kebudayaan kuno seperti Mesir, India,Yunani, dan Romawi sejak lama telah memanfaatkan rempah-rempah untuk berbagai kepentingan. Baik untuk bumbu masak, pengawetan mumi, kesehatan,dan untuk mengatasi wabah penyakit.

Dunia Barat memandang rempah-rempah tak hanya sekedar komoditi dagang. Bagi masyarakat Eropa rempah setara bahkan lebih tinggi dari emas. Harga yang selangit ini karena kelangkaan serta khasiat rempah yang luar biasa. Bahkan rempahlah, yang mendorong banyak negara serta orang-orang terpelajar memutuskan untuk melakukan penjelajahan dunia.

Para raja Eropa adalah penyokong dana penjelajahan samudra, Source: jdm

Mahal dan Langka

Awalnya, supply komoditi rempah-rempah hanya didapat dari pada pedagang Arab dan Timur Tengah lainnya, namun pemasok rempah tetap dari India dan sekitar Srilangka. Harga rempah kian mahal ketika Turki (Konstantinopel) berhasil ditaklukkan Ottoman. Harga rempah-rempah di Eropa kian menggila. Ketegangan politik dan militer pasca perang salib turut memicu putusnya hubungan ekonomi dan perdagangan Eropa dan Timur Tengah.

Permintaan rempah dipasar Eropa demikian tinggi, Source: brewminate

Rempah dari Kepulauan Nusantara, diperkirakan baru masuk pasar global, seiring dengan perkembangan rute perdagangan laut antara India dan Cina pada awal Masehi. Jika sebelumnya perdagangan rempah ini menggunakan jalur sutera, yakni jalur darat yang demikian panjang. kedudukan sutera sebetulnya hanya merupakan salah satu alat tukar untuk memperoleh komoditi rempah.

Kemudian beralih pada jalur laut yang lebih cepat dan lebih dekat pada daerah produsennya. Rempah asal Nusantara jauh lebih lengkap, berkualitas, dan murah. Tidak butuh waktu lama, komoditas Nusantara ini merajai perniagaan. Para saudagar untung besar. Hal ini membuat orang-orang Eropa kian tersulut, karena juga ingin meraup untung dari buah surga Nusantara.

Cikal bakal imperialisme dan kolonialisme adalah buah surga, Source: pitou

Penjelajahan Samudra

Dinamika ekonomi, budaya dan politik di Eropa telah mendorong terjadinya penjelajahan samudra. Tujuan mereka adalah untuk mengakses dan potong kompas jalur langsung ke produsen rempah-rempah di dunia timur.

Belakangan, gairah penjelajahan Eropa ini justru jadi embrio dan melahirkan imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat atas bangsa-bangsa Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Gelombang imperialisme dan kolonialisme dengan segala persepsi, ekspektasi dan demand telah mengubah secara radikal peta kekuatan maritim di kepulauan Nusantara. Imperialisme dan kolonialisme telah menjadikan rempah-rempah yang oleh para penggunanya dipandang sebagai buah surga, justru malah menjadi sumber siksa neraka bagi penduduk kepulauan Nusantara yang menghasilkannya.

Penduduk asli justru terpinggirkan dan dijadikan budak, Source: brazspice

Rempah-rempah lebih banyak memberikan manfaat dan kekayaan yang melimpah kepada bangsa bangsa lain. Masyarakat Nusantara justru bergelimang penderitaan, peperangan dan penindasan. Menyedihkan, bangsa pemilik rempah justru menjadi budak yang diperjualbelikan, ‘sapi perahan’ hingga genosida.

Sejarah rempah-rempah telah melahirkan semacam aksioma bahwa justru bangsa yang mendiami tanah yang kaya itulah yang akhirnya menjadi bangsa yang miskin dan sengsara. Namun demikian, rempah juga telah menjadi kekuatan penggerak sejarah di Nusantara dalam proses formasi bangsa Indonesia.

Dalam hal ini perdagangan rempah telah memungkinkan terjadinya komunikasi lintas budaya berbagai macam etnik dan kelompok sosial yang menjadi fondasi penting bagi terbentuknya bangsa Indonesia di zaman modern. IC.

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Komentar Untuk indonesia culture, indonesian culture, budaya indonesia, adat indonesia