• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Historica
  • Post last modified:28 Juni 2022
  • Reading time:4 mins read

Petualang Eropa ini menyaksikan nahkoda di kapal Jawa yang ia tumpangi itu sudah menggunakan kompas dan peta yang penuh dengan garis mata angin. Hal ini cukup mengherankannya, karena para pelaut Jawa sudah menggunakan peta dan kompas, sementara yang orang-orang Portugis belum memakainya.

*********************

Pencarian rempah telah merubah segalanya. Pandangan orang Eropa terhadap dirinya menjadi berbalik 180 derajat. Spanyol dan Portugis tercatat sebagai negara yang pertama mengakui bahwa bumi ini bulat.

Hal ini dibuktikan oleh petualangan mereka yang nyaris terjadi pertumpahan darah akibat tuduhan kecurangan yang mengambil jalur pelayaran masing-masing negara. Padahal memang tidak ada yang berlaku curang, keduanya hanya mengitari dunia saja dan bertemu pada titik sama saja.

Hal ini jelas berbeda dengan laporan pelaut Arab dan China yang melaporkan orang-orang Nusantara sudah pulang pergi berdagang hingga ke Afrika Selatan. Namun bukti otentik lain dari kemajuan naviagasi para pelaut Nusantara ini, datang dari catatan seorang Italia bernama Ludovico di Varthema.

Tulisan Ludovico di Varthema mengejutkan dunia.

Pada 1506 Ludovico di Varthema melakukan pelayaran dari Kalimantan menuju Jawa menggunakan kapal pribumi. Petualang Eropa ini menyaksikan nahkoda di kapal yang ia tumpangi itu sudah menggunakan kompas dan peta yang penuh dengan garis mata angin. Hal ini cukup mengherankannya, karena para pelaut Jawa sudah menggunakan peta dan kompas, sementara yang orang-orang Portugis belum mengenalnya.

Dalam buku  Pelayaran dan Perniagaan Nusantara karya Adrian B. Lapian,  diceritakan berdasarkan catatan Varthema, para nahkoda Jawa itu bercerita jauh di bawah sebelah selatan pulau Jawa, ada lautan yang sangat besar. Sebuah laut yang saat siang hari berjalan pendek dengan hanya empat jam lamanya, (“… dove il giorno non dura piu che quattro ore …“).

Lapian mengutip tulisan milik Varthema, yang kemungkinan merupakan hasil wawancara Varthema dengan nahkoda. Dan tak hanya wawancara, Varthema nampak juga bisa melihat peta milik para pelaut Jawa Itu. Namun semua itu merupakan bukti yang valid bahwa pelayaran para pelaut Jawa di Samudra Hindia sudah sedemikian jauh sampai melintasi daerah subtropis sebelah selatan.

Penggambaran kapal dan pelaut Jawa, Source: new mandala

Tak hanya Varthema, pelaut jempolan Portugis Alfonso de Albuquerque, mengirimi sebuah peta berukuran besar (ũa gramde carta) buatan orang-orang Jawa kepada Raja Portugis sebagai persembahan atas keberhasilannya menaklukan kota Malaka pada 1515.

Pada Ua Gramde Carta tersebut tergambar dengan jelas Pulau Madagaskar hingga Amerika Selatan (Brasil). Sayangnya peta ini i tidak dapat dibuktikan karena kapal Albuquerque yang membawa peta raksasa bertuliskan huruf Jawa ini tenggelam. Apa yang dibawa Alfonso tersebut adalah bukti nyata, pelaut telah berlayar dan sejauh apa pengetahuan peta navigasi atau kortografi Nusantara.

Ludovico di Varthema, nama yang sangat jarang diketahui dunia. ia hanya seorang bekas tentara yang punya gairah dan keinginan mempelajari budaya dan menemukan tempat-tempat baru di dunia yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Pada akhir 1502, Varthema meninggalkan istri dan keluarganya demi penjelajahan yang sangat ia nantikan. Berangkat dari bandar Venesia, menuju Kepulauan Rempah yang begitu rahasia. Kisah perjalanan ini dibukukan dengan judul  Itinerario de Ludouico de Varthema Bolognese.

Jurnal perjalanan ke timut pertama kali diterbitkan di Roma pada 1510, sekitar dua tahun sebelum Portugis menemukan Kepulauan Rempah. Jurnal ini sudah banyak dialihbahasakan, salah satunya dalam bahasa Inggris pada periode 1556 sampai 1577, dengan judul History of Travayle.IC/III/AND

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Komentar Untuk indonesia culture, indonesian culture, budaya indonesia, adat indonesia