• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Historica
  • Post last modified:1 Mei 2023
  • Reading time:3 mins read

 

source : shruyb

 

Berawal dari kebiasan buruknya berjudi, Manik Angkeran harus mati, bertobat dan menjadi sosok rohaniawan  yang mewariskan berbagai ajaran kebaikan bagi masyarakat Bali. Manik Angkeran adalah putra Mpu Sidhimantra atau Mpu Bekung yang sengaja di kirim ke Bali untuk belajar kepada Sang Hyang Naga Basukih yang tinggal di Besakih. Bukannya berkonsentrasi belajar dan berlatih kerohanian dengan tekun,Manik Angkeran justru memilih jalan menyimpang.

Manik Angkeran kepincut dan kecanduan judi.  Perjudian ini membuat tabiat Manik Angkeran berubah total. Dari pemuda yang cerdas menjadi seorang yang memiliki tabiat buruk dan temtramental. Kemenangan sesat dan kekalahan yang terus menerus membuatnya kehabisan uang dan bekal barang-barang berharga dari orang tuanya. Bukannya sadar, Manik Angkeran justru makin terperosok ke dalam kecanduan parah terhadap perjudian.

Saat kehabisan uang, Manik Angkeran  tergoda melihat ujung ekor Naga Basukih menggunakan hiasan emas bertahta permata mulia. Dengan Nekat,  diam-diam ujung ekor Naga Basukih yang berhiaskan emas itu dipotongnya hendak dipakai untuk pasang taruhan judi. Melihat kedurhakaan Manik  itu Naga Basukih marah dan dari lidahnya mengeluarkan api. Semprotan api itu dalam sekejap mata menghanguskan tubuh Manik Angkeran yang sudah telanjur memotong ujung ekor Naga Basukih hingga menjadi abu.

Kejadian ini diketahui oleh Mpu Sidhimantra  di Jawa,  beliau pun segera  berangkat dari Jawa menuju Bali. Sesampai di Bali  Mpu Sidhimantra langsung memohon maaf  kepada Sang Hyang Naga Basukih. Mendapati hal itu Naga Basukih  bersedia memaafkan bahkan  dipersilakan Mpu Sidhimantra untuk menghidupkan kembali putranya. Dengan kekuatan spiritualnya  abu jenazah Manik Angkeran pun dihidupkan kembali di Pura Bangun Sakti.

Setelah hidup, Manik Angkeran dinasihati  Mpu Sidhimantra untuk  menghentikan kebiasaan buruknya  berjudi itu. Sebab  sangat tegas dan jelas dalam Veda Sruti  Sabda Tuhan itu melarang umatnya berjudi. Dan sejak saat itu Manik Angkeran sadar dan tidak mengulangi  kebiasaannya berjudi. Pertobatan sungguh-sunggu Manik Angkeran merubahnya anak dan siswa yang patuh pada gurunya dan ayahnya.

Sejak saat itu Mpu Manik Angkeran mengenal tiga bhakti yang tertuang dalam Manawa Dharmasastra  yaitu : Berbakti pada ibunya akan  mendapat pahala berupa kebahagiaan di bumi. Berbhakti pada ayah akan  mendapatkan pahala kebahagiaan di alam tengah. Terakhir berbakti pada guru  rohani akan mencapai Brahma Loka.

Ajaran ini dilakukan  Manik Angkeran sehingga ia dari kuptra bisa berubah menjadi  suputra, atau dari keburukan menjadi kebaikan. Dalam perjalanan waktu berikutnya  Manik Angkeran  dipercaya menjaga dan merawat Pura Besakih oleh Sang Hyang Naga Basukih. Tugas ini  dilaksanakan dengan baik dan patuh oleh Mpu  Manik Angkeran hingga  keturunannya sampai sekarang. Sementara perubahan besar juga terjadi  di Pura Bangun Sakti yang menjadi saksi  kesaktian Naga Basukih dan Mpu Sidhimantra. Karena di  Pura  Bangun Sakti  dapat mengubah kehidupan Manik Angkeran menjadi seorang yang baik dan berbhakti. IC/AND/XIV/22

 

Komentar Untuk Mpu Manik Angkeran, dari Kuptra  Menjadi  Suputra