• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Legenda
  • Post last modified:28 Juni 2022
  • Reading time:5 mins read

Sebuah Misteri, Tanjakan Emen punya elevasi hingga 49 derajat, membuat jalan ini sangat ditakuti oleh para pengemudi. Tak heran jika tiap tahun, tanjakan ini memakan korban jiwa akibat kecelakaan fatal. Tapi diluar sebab teknis, tanjakan Emen ini menjadi ganas karena balas dendam penunggu gaibnya.

Bagi warga Bandung Utara, nama tanjakan ini sudah sangat terkenal. Tanjakan Emen, demikian masyarakat biasa menyebutnya yang terletak di Kabupaten Subang. Jalan menanjak ini sebenarnya sangat mulus, tak akan terasa keganjilan yang mencolok. Namun justru dengan segala kelebihannya itulah tanjakan   arah Subang yang dimulai sebelum mulut jalan ke pintu objek wisata air panas Ciater hingga mulut jalan objek wisata Gunung Tangkubanparahu ini justru dikenal  sebagai tanjakan maut.

Tak jelas dari mana dan siapa yang pertama kali menamakan tanjakan dengan elevasi 59 derajata itu sebagai tanjakan Emen. Konon nama itu diberikan oleh masyarakat sebagai bentuk penghormatan dan mengenang keberanian seorang supir yang telah berjasa besar untuk masyarakat sekitar. Meski asal usul nama belum pasti, tanjakan Emen pasti merenggut korban jiwa akibat kecelakaan fatal setiap tahunnya. Itulah sebabnya, para pengendara tak berani gegabah dan sangat takut saat melintasi tanjakan.

misteri tanjakan emen
source : jp

“Sudah banyak buktinya, kita mah percaya saja, yang penting adalah keselamatan. Kami tidak pernah mau meremehkan,” ucap Haris supir mobil pick up yang biasa mengangkut sayuran di kawasan itu. Mitos tanjakan maut Emen ini kadang menguntungkan, sebab dengan begitu, para pengendara akan selalu berhati-hati dan waspada saat sebelum atau sesudah melewati tanjakan tersebut.

Dua Versi Cerita Misteri Tanjakan Emen

Pada awal dekade 70an, kawasan ini memang masih sepi. Transportasi dan pergerakan manusia belum seramai sekarang. Di kawasan ini pada siang hari saja sangat sepi dan cenderung mencekam. Uap asap berbau belerang menyangat kadang membangkitkan imajenasi horor. Belum uap belareng yang berubah menjadi kabut, membuat jangkauan jarak pandang semakin pendek. Kondisi geografis tanjakan ini juga terbilang sangat berat, karena  diapit lembah, bukit, dan perkebunan teh yang banyak ditumbuhi pohon cemara.

Ada dua versi mitos tanjakan Emen yang sama dipercayai oleh masyarakat. Mitos ini memang menyebar dari mulut ke mulut, tentu saja semua ini sangat sulit untuk diuji atau ditentukan mana yang paling benar.

Versi Pertama Sejarah Misteri Tanjakan Emen

Versi pertama, menurut warga, Emen adalah nama seorang pria yang menjelang kemerdekaan Indonesia menjadi korban tabrak lari.  Penabrak kemudian  menyembunyikan mayat Emen di sela-sela rimbunnya pohon dan ilalang. Mayat Emen yang sudah membusuk akhirnya ditemukan warga di sekitar lokasi tanjakan itu. Warga sekitar meyakini, sejak saat itulah arwah   Emen menuntut balas. Jika ada pengemudi yang pernah menabrak orang atau binatang tetapi tidak bertanggung jawab, dia akan mengalami kecelakaan di tanjakan itu.
sejarah tanjakan emen

Versi Kedua Asal Usul Misteri Tanjakan Emen

Versi kedua dan yang paling banyak orang yang mempercayainya adalah, nama Emen diambil dari nama seorang supir pemberani yang mengemudikan  oplet (mobil pengangkut barang dan manusia) jurusan Bandung-Subang. Menurut kabar,  Emen adalah satu-satunya  sopir yang berani mengemudikan kendaraan pada malam hari. Pada sekitar  1964, ketika mengangkut ikan asin dari Pasar Ciroyom, Kota Bandung menuju Kab. Subang, kendaraannya terbalik dan terbakar. Nahas bagi Emen, dia terbakar hidup-hidup hingga tewas.

Kecelakaan Misterius Seputar Tanjakan Emen

“Semenjak kejadian itu, banyak kecelakaan yang terjadi di tanjakan ini. Seperti kejadian beruntun, sering sekali. Ada saja masalahnya, tapi yang paling banyak adalah kejadian  rem blong,  tergelincir, dan kendaraan terperosok. Bahkan pernah ada kejadian kesurupan saat penumpang sebuah mobil istirahat disekitar tanjakan Emen. Tapi yang paling sering adalah kejadian mobil mogok. Konon ini akibat sikap sopir yang sombong dan ugal-ugalan,” tegas Haris

Haris lantas menjelaskan, banyak cara yang dapat dilakukan untuk meredam keganasan gangguan arwah Emen. Saat hendak melintasi tanjakan, supir disarankan untuk menyalakan rokok. “Atau kalau sempat, lemparkan sebatang rokok ke pinggir jalan. Ini adalah simbolisasi pemberian rokok kepada  arwah Emen. Konon, dulu Emen amat gemar merokok saat mengemudi,” urai Haris.

Kecelakaan Seputar Tanjakan Emen
source : cnn

Sebab Kecelakaan Yang Misterius

Penyebab kecelakaan itu memang aneh, beberapa sopir yang nyaris menjadi korban ‘keisengan’ arwah Emen berkisah. Jika tidak ‘permisi’ dulu saat melalui tanjakan itu, seolah-olah dari arah depan ada kendaraan lain melaju kencang dan ingin menabrak. Dalam kondisi panik serta dalam kecepatan tinggi, biasanya sopir akan menghindar dan banting stir hingga terbalik, atau menabrak tebing. Itulah sebabnya mengapa kebanyakan kejadian kecelakaan di tanjakan itu akibat kecelakaan tunggal.

Tanjakan Emen terbilang cukup ekstrem. Dengan kemiringan sekitar 45-50 derajat sepanjang kurang lebih 2-3 km, jalan ini memiliki tikungan tajam, sehingga memaksa sopir piawai dan ekstra hati-hati memegang kemudi. Kini tanjakan Emen telah diperlebar, dua jalur menanjak dan satu lajur menurun. Dua lajur menanjak memberi kesempatan bagi pengemudi berkonsentrasi menjaga laju kendaraannya saat mendaki. Sementara satu lajur menurun agar pengemudi tetap berhati-hati menjaga keseimbangan gas dan rem supaya mobil tetap terkendali. Tanjakan Emen memang dikenal sebagai daerah angker bahkan sempat mendapat julukan “jalur tengkorak” sebelum diperlebar jalannya menjadi tiga lajur mulai dari gerbang Hotel Grasia hingga gerbang Tangkubanparahu atau sepanjang 10 kilometer. IC/VII/AND/17

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Komentar Untuk indonesia culture, indonesian culture, budaya indonesia, adat indonesia