• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Situs
  • Post last modified:29 Juni 2022
  • Reading time:5 mins read

Tindakan semena-mena membuat masyarakat lokal yang awalnya memberikan izin pendirian pos dagang, jadi benci pada Inggris. Puncaknya konfilk ini adalah pemenggalan kepala Gubernur Inggris di Bengkulu.

***************

Tak mau kalah dengan pesaing beratnya, East Indian Company (EIC) milik Inggris juga berjuang mati-matian menemukan sumber rempah-rempah dengan harga murah. IEC mendapat serangan dan penolakan VOC yang sudah lebih dahulu bercokol dan bekerjasama dengan beberapa kerajaan di Nusantara.

Gesekan dan konflik di Nusantara menjadi hal sering terjadi, karena perdagangan rempah-rempah yang tinggi minat dan harganya di kawasan Eropa membuat banyak negara berbondong-bondong untuk berlayar dan mencari hingga ke sumbernya. Tujuannya adalah untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Persaingan ini membuat Inggris untuk angkat kaki dari Pulau Jawa.

Pos Baru, Masalah Baru

Karena kalah pengaruh oleh Belanda, Inggris harus menelan pil pahit hengkang dari Banten. Kesultanan Banten telah mengikat perjanjian dengan Belanda atas hak monopoli perdagangan di Banten. Hal ini memaksa Inggris, harus mencari pangkalan baru yang dapat menguntungkan dalam perdagangan rempah-rempah. Setelah lewat pencarian beberapa lama, Inggris akhirnya memutuskan Bengkulu sebagai pos baru mereka. Inggris menginjakkan kakinya pertama kali di Bengkulu pada 1685.

Tidak ada masalah berarti, Inggris diterima dengan baik oleh para tokoh pribumi dan melakukan kerjasama dalam perdagangan rempah-rempah yang sama-sama menguntungkan kedua pihak. Namun kerjasama ini tidak mulus pada awal 1800an. Pemerintah Residensi Inggris di Bengkulu mengalami masalah keuangan. Kondisi ini diduga akibat buruknya sistem manajemen residensi disana. Tingginya tingkat korupsi dan kolusi diantara pejabat Inggris dan para kepala pribumi, baik dalam perdagangan maupun urusan adat.

Gubenur Walter Ewer yang menjadi gubernur pada sebenarnya sudah mengambil berbagai kebijakan untuk mengatasi defisit keuangan Pemerintahan Residensi Inggris di Bengkulu. Sayangnya Walter Ewer justru mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang banyak merugikan para kepala pribumi. Ada saja kekonyolan kebijakan yang membuatnya tidak disukai oleh penguasa setempat. Seperti penghapusan gelar pangeran bagi kepala pribumi. Penghapusan gelar pangeran ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap posisi kehidupan tradisional terutama menyangkut sumber pendapatan para kepala pribumi itu.

Gubenur Thomas Parr, Source: westmisterabbys

Lancang Urusi Masalah Pribumi

Bahkan Gubenur Walter Ewer juga semakin ngawur dengan melakukan penghapusan pajak tradisional milik para penguasa lokal. Kebijakan ini sangat menyakiti hati para kepala pribumi. Karena pajak tradisional tersebut merupakan sumber-sumber penghasilan yang telah menjadi hak paten para kepala pribumi yang di terima secara turun temurun, bahkan sebelum Inggris datang ke Bengkulu.

Dan benar, karena kebijakan-kebijakan yang tidak disukai rakyat Bengkulu, perubahan yang digagas Walter Ewer tidak menghasilkan apapun. Defisit keuangan Inggris di Bengkulu tetap terjadi bahkan makin hebat saja. Konflik sosial juga meluas, orang-orang Inggris mulai tidak disukai oleh penduduk pribumi. Karena dianggap gagal total, Walter Ewer lantas digantikan Thomas Parr.

Selama pemerintahan Thomas Parr, ketegangan sosial bukan mereda tapi semakin meluas. Seperti pendahulunya, kebijakan yang di ambil oleh Thomas Parr sangat keras terhadap pribumi. Ia tak segan-segan mengintervensi kehidupan tradisional para kepala adat setempat. Begitu lancang Thomas sampai-sampai hal peradilan adat, ia juga turut campur.

Dalam hal peradilan pribumi, Parr sering dengan sepihak memutuskan tanpa meminta persetujuan dari para kepala adat. Tentu saja hal ini membuat para kepala adat makin tersinggung. Thomas lantas menambahi aturan tanam pakasa kopi dibeberapa daerah Bengkulu. Kebijakan ini membuat rakyat bengkulu bertambah benci terhadap Thomas Parr.

Lambang kuasa dagang Inggris (EIC) di Asia, Source: wiki

Penggal Kepala

Akumulasi dari semua kebencian tersebut akhirnya meletus juga pada 23 Desember 1807. Menjelang tengah malam, sekelompok orang yang dipimpin Depati Sukarami, Depati Lagan, Depati Pagar Dewa, dan tokoh-tokoh berpengaruh lain seperti Si Anjut dan Raja Lelo, adik depati Sukarami. Mereka kemudian menyelinap bersembunyi di kediaman Thomas Parr “mount felix” sampai semua orang tertidur.

Menjelang tengah malah penyerangan brutal itupun terjadi. Tiga orang memasuki kamar Thomas Parr. Dia diseret dari tempat tidur dan dipenggal kepalanya hingga lepas. Istri Thomas Parr sempat berusaha melindungi suaminya dengan menghamburkan diri ke tubuh suaminya, namun sia-sia. Sekretaris Thomas Parr, Charles Murray yang sempat menembaki para penyerang juga ikut tewas beberapa hari setelah kejadian akibat penyerangan itu.

Kuburan Bulek masyarakat menyebut tanda penyerangan pejabat Inggris oleh masyarakat Bengkulu.

Peristiwa pembunuhan pejabat tinggi perwakilan pemerintah Inggris di Bengkulu, membuat kaget para pejabat tinggi di beberapa negara koloni Inggris, Terutama pemerintahan pusat di Benggala, India. Menyikapi permasalahan tersebut pemerintah pusat di Benggala memerintahkan untuk membentuk komisi khusus dalam menangani kasus terbunuhnya Thomas Parr.

Namun komisi khusus tersebut mengalami kesulitan dalam penyelidikan karena tidak menemukan bukti-bukti yang kuat dari para pelaku utamanya. Bagi pemerintahan residensi Inggris, Thomas Parr dianggap sebagai pahlawan karena jasa dan pengabdiannya. Karenanya, pemerintah Inggris kemudian mendirikan sebuah monumen untuk mengenang Thomas Parr. Monumen tersebut dibangun di atas tanah yang tidak jauh dari Fort Marlborough dan kediaman gubernur “Mount Felix.”

Orang-orang Inggris menyebutnya dengan nama Parr Monument sedangkan kelompok elit pribumi menyebutnya sebagai”Taman Raffles (Raffles Park). Sementara penduduk pribumi Bengkulu lebih akrab dengan sebutan “Kuburan bulek” karena atap dari bangunan itu berbentuk bulat telur. IC/W (bersambung).

Baca juga: Balas Dendam Inggris Pasca Kematian Thomas Parr (Bagian 2)

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Komentar Untuk indonesia culture, indonesian culture, budaya indonesia, adat indonesia