Peta dunia berubah selamanya setelah Armada de Moliccas menemukan jalan melalui Selat Magellan dan kemudian melintasi Samudra Pasifik yang luas sebelum mereka mencapai Kepulauan Rempah-Rempah pada 1521.
Seni dan sains berpadu dalam atlas Portugis yang dikenal sebagai Atlas Miller. Peta ini adalah karya daro kartografer (ahli pembuat peta) Lopo Homem, Pedro Reinel, Jorge Reinel dan miniaturis António de Holanda. Ahli peta tersebut yang merupakan keajaiban bagi dunia kartografi Portugis abad ke-16. Sebenarnya atlas bukan untuk tujuan navigasi pelayaran ataupun kebutuhan fungsional lainnya. Atlas ini dibuat bagi Raja Manuel dari Portugis untuk menunjukkan kekayaan dan kekuasaan yang diperoleh oleh para penjelajah Portugal dari kunjungannya di Afrika, India, Asia Tenggara serta pulau-pulau dan tanah yang diklaim jadi milik kerajaan.
Berdasarkan peta ahli geografi Yunani Claudius Ptolemy dari abad kedua Masehi, dunia yang dikenal itu saat berakhir pada perairan yang sangat dalam. Sementara pada Atlas Miller menunjukkan, Samudra Atlantik dan Hindia yang dibatasi oleh daratan. Karya seni geografis ini menggambarkan dunia yang dikenal sebelum kepergian Ferdinand Magellan dan Armada de Moluccas-nya, 500 tahun yang lalu pada 1519.
Peta dunia ini berubah selamanya setelah Armada de Moliccas menemukan jalan mereka melalui Selat Magellan dan kemudian melintasi Samudra Pasifik yang luas sebelum mereka mencapai Kepulauan Rempah-Rempah pada 1521. Pelayaran ini akan menjadi pelayaran terbesar dalam sejarah maritim dunia, ketika kapal Victoria yang dikapteni oleh Juan Sebastian Elcano menyelesaikan pelayaran keliling dunia yang pertama pada 1522.
Alfonso de Albuquerque dibantu oleh pasukan Portugis dan Malabari telah merebut kota yang dianggap paling strategis Asia, Malaka, pada 1511. Penggambaran geografis Semenanjung Malaya, Sumatera dan Kepulauan Riau Selatan serta Singapura menurut Atlas Miller, terbilang cukup akurat meskipun ada penambahan dan iluminasi artistik oleh António de Holanda yang dapat dikatakan dilebih-lebihkan untuk menunjukkan unsur fantastisme dari ‘penemuan’ wilayah baru tersebut.
Hanya dalam tempo beberapa bulan setelah Malaka direbut, tiga kapal Portugis di bawah komando Antonio de Abreu berlayar lebih ke arah timur, menuju Kepulauan Rempah. Armada kecil terdiri dari Santa Caterina, Sabaia yang dikapteni oleh Francisco Serrao dan karavel tanpa nama yang dikapteni oleh Alfonso Bisagudo. Mereka adalah 120 awak termasuk 60 Melayu dan Jawa, pilot mereka Nahkoda Ismael yang akrab dengan rute perdagangan ke Kepulauan Rempah-rempah dan Francisco Rodrigues pilot Portugis yang mencatat perjalanan mereka. Armada mencapai pulau pala kecil Banda, Api, Lontar, Ai dan Run yang semuanya hanyalah bintik di Laut Banda. Setelah kapalnya karam dalam perjalanan pulang, Francisco Serrao dan rekan-rekannya dibawa ke utara ke pulau-pulau cengkeh Ternate, Tidore, Moti, Machian, dan Bachan.
Bendera Portugis sebagai penanda wilayah milik kekuasaan Raja
Peta Kepulauan Rempah – rempah dari Atlas Miller menunjukkan banyak pulau spekulatif , namun yang menunjukkan akurasi geografis adalah pulau Banda yang dipetakan oleh Francisco Rodrigues, kepastian ini ditunjukkan dengan penggambaran bendera Portugis pada wilayah tersebut. .
Kronik dan peta yang dibuat oleh Francisco Rodrigues tentang perjalanan Portugis pertama ke Kepulauan Rempah pada 1512 hilang dari sejarah sampai salinannya ditemukan pada 1937 di arsip Bibliotheque de l’Assemblee Nationale de France. Sampai awal abad ke-20, belum ada peta yang menggambar pulau Banda yang lebih akurat dari peta milik Rodriques.
Di bagian atas peta Kepulauan Rempah-Rempah di Atlas Miller tampaknya ada penggambaran pulau cengkeh Ternate, Tidore, Moti, Machia dan Bachan di lepas pantai Halmahera dan ini mungkin berasal dari Portugis baik dari Francisco Peta Serrao atau Melayu dan Jawa pada periode tersebut.IC/III/AND
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia