Selain untuk pelabuhan perniagaan rempah-rempah di Asia, Pelabuhan Tuban masa lalu juga berfungsi sebagai tempat pertahanan militer. Di sinilah pasukan Tartar merencanakan penyerangan terhadap Singasari.
*******************
Suatu hari di 1293 M, ribuan balatentara Mongol, mendarat di Tuban, sebuah pelabuhan di laut utara Jawa bagian timur. Dipimpin 2 orang jenderal: Shihpi dan Kau Hsing, sesuai perintah, mereka berencana menyerbu Kerajaan Singasari. Perlakuan tidak menyenangkan pada utusannya, Meng Chi, beberapa tahun sebelumnya, memaksa Kaisar Kubilai Khan mengirimkan pasukannya untuk memberi ‘pelajaran’ kepada Kertanegara, Raja Singasari.
Di daerah pantai yang mereka sebut Tu-ping-tsu itu, Shihpi dan Kau Hsing bertemu dengan panglima Tartar lainnya, Iheh-mi-shih. Di sini, mereka mengatur siasat. Shihpi memimpin setengah pasukan pergi ke Sidayu dengan beberapa kapal. Dari Sidayu, mereka melanjutkan perjalanan ke muara Pa-tsieh. Setengah pasukan lainnya, dipimpin Iheh-mi-shih dan Kau Hsing, berkuda melalui jalan darat langsung masuk ke pedalaman. Ratusan kapal mereka tinggalkan di Tu-ping-tsu.
Ilustrasi pasukan Mongol yang masuk dan menyerang Singasari, Source: hiomerah
Saat itu, Kerajaan Singasari tengah menghadapi pemberontakan salah satu penguasa bawahannya, Jayakatwang, Raja Kediri. Ketika Jayakatwang menyerbu Singasari, sebagian besar tentara kerajaan ini tengah dikirim ke Palembang. Singasari pun dengan mudah ditaklukkan dan Kertanegara wafat. Karena kondisi inilah, Tsu-ping-tsu sebagai pelabuhan utama Kerajaan Singasari dengan mudah dijadikan basis pertahanan pertama Jenderal Shihpi dan pasukannya.
Setelah Jayakatwang berkuasa, salah satu menantu Kertanegara yang selamat, Wijaya, menyusun sebuah strategi taktik untuk mengalahkan penguasa dari Kediri itu. Sebagai menantu Kertanegara dan bekas panglima perang, Wijaya tahu benar sikap apa yang akan dilakukan Khubilai Khan setelah ‘peristiwa Meng Chi berdarah.’
Pelabuhan Tuban adalah lokasi strategis bagi perdagangan dan militer, Source: kekunoan
Strategi Wijaya
Maka dimanfaatkanlah kedatangan balatentara Mongolia itu untuk memukul Jayakatwang. Gempuran dahsyat pasukan Tartar yang beraliansi dengan sisa-sisa pasukan Wijaya, akhirnya mampu menumbangkan Jayakatwang. Namun bagi Wijaya, ini bukan kemenangan yang sesungguhnya. Tentara Tartar yang sebenarnya datang ke Pulau Jawa untuk menghukum mertuanya, masih menjadi ganjalan. Shihpi dan pasukannya harus ditumpas.
Setelah menumpas 200 pasukan yang mengawalnya saat kembali ke Tarik, pasukan Wijaya kemudian bergerak ke Daha dan Canggu untuk menggempur kekuatan Mongolia. Lebih dari 3000 tentara Tartar pun berhasil dia binasakan. Pasukan Wijaya masih mengejar sisa-sisa tentara Tartar yang berusaha lari meninggalkan Jawa lewat Pelabuhan Tu-ping-tsu. Di sini, pasukan Wijaya berhasil menghancurkan ratusan kapal yang sedianya digunakan lari tentara Mongol. IC/bersambung.
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia