Barus atau Fansur mungkin satu-satunya daerah di Nusantara yang namanya telah disebut sejak awal abad Masehi. Literatur-literatur dalam berbagai bahasa yaitu Yunani, Siria, Armenia, Arab, India, Tamil, China, Melayu, dan Jawa, menyebut kota ini sebagai kota dagang yang dikunjungi oleh bangsa-bangsa asing. Bahkan Claudius Ptolemaus, seorang ahli geografi, astronom, astrolog sekaligus negarawan Roma yang bertugas di Alexanria Mesir, menuliskan bandar Barus sebagai pelabuhan atau bandar niaga internasional pada awal-awal Masehi. Berdasar manuskrip kuno, Claudius Ptolemaus membuat peta sebuah daerah jauh di arah tenggara ke sebuah daerah yang kaya akan potensi herbal dan rempah.
Meski tidak sesempurna peta modern, peta itu menyebutkan di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai atau Barus yang menghasilkan wewangian getah kayu pohon yang berusia ribuan tahun. Orang Timur Tengah menyebutnya kapur dari barus, atau kapur barus. Diceritakan, kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari sebuah daerah bernama Barousai. Kapur barus ini merupakan salah satu bahan pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Ramses II, atau sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi. Perkiraan terakhir ini, didasarkan pada temuan bahan pengawet dari banyak mumi Fir’aun Mesir kuno. Dimana salah satu bahan pengawetnya adalah kapur barus atau kamper. Konon komoditas penghasil kapur barus terbaik di dunia hanya ditemukan di sekitar Barus. Sejarawan era kemerdekaan, Profesor Muhamad Yamin memperkirakan, perdagangan rempah-rempah seperti kemenyan dan kamper sudah dilakukan pedagang Nusantara sejak 6000 tahun lalu ke berbagai penjuru dunia. ada tiga daerah utama penghasil kapur barus, yaitu Sumatera, Semenanjung Melayu, dan Borneo (kalimantan).
Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1567 SM – 1339SM), di pesisir barat Pulau Sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus atau Lobu Tua saat ini berada di daerah Tapanuli, diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir’aun Mesir kuno. IC.
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini?!
Ayo kunjungi saja di situs www.indonesiancultures.com. Di sini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia