Seni sastra pada masa Majapahit berkembang sangat pesat. Perkembangan dan pertumbuhan hampir disemua bidang. Meski sastra dan wayang sebenarnya sudah mulai berkembang sejak zaman Kerajaan Kediri.
Salah satu masterpiece sastra era Majapahit yang paling terkenal adalah “Desawarnaña” karya Mpu Prapañca. Karya ini kondang atau sering disebut sebagai “Nāgarakertāgama.” Para ahli sejarah menyebut Negarakertagama ditulis pada 1365 M.
Tulisan Negarakertagama mengulas dan memberikan gambaran yang sangat lengkap tentang kehidupan masyarakat Majapahit ketika itu. Bukan hanya penggambaran yang lengkap, tulisan ini juga memberikan penjelasan yang sangat rinci dan detail mengenai kehidupan di beberapa provinsi atau Negara kerajaan yang menjadi bawahan Majapahit.
Sebenarnya masih banyak karya sastra lain di era klasik Majapahit, salah satunya adalah karya sastra Panji. Cerita roman ini sangat popular ketika itu. Cerita Panji sendiri sampai sekarang masing sering dipentaskan dan di dongengkan mulai dari Jawa Timur hingga ke Thailand, Kamboja dan Burma.
Bahkan pada beberapa bagian tulisan Negara Kertagama, ada penggambaran mengenai hubungan diplomatik dan ekonomi antara Majapahit dan banyak negara Asia Tenggara termasuk Myanmar, Thailand, Tonkin, Annam, Kampuchea dan bahkan India hingga Cina.
Praktik-praktik administrasi baik itu hubungan dagang atau hubungan politik sangat tertata dengan rapi. Kerajaan Majapahit dengan hukum yang mengatur perdagangan sangat dikagumi, dan tidak sedikit kemudian beberapa kerajaan meniru untuk diterapkan sebagai hukum yang berlaku di kerajaan mereka.
Penanggalan administrasi utama terjadi pada hari pertama bulan Caitra sekitaran Maret hingga April. Acara utama pada Caitra adalah datangnya perwakilan dari semua wilayah Majapahit untuk membayar pajak atau upeti ke ibukota. Wilayah Majapahit secara umum dibagi menjadi tiga jenis: pertama istana dan sekitarnya. Kedua wilayah Jawa Timur dan Bali yang diurus langsung oleh pejabat yang ditunjuk oleh raja, ketiga adalah daerah luar atau jajahan yang menikmati otonomi internal yang substansial.
Karya sastra selain Negara Kertagama adalah “Pararaton”, “Arjuna Wiwaha”, “Ramayana”, dan “Sarasa Muschaya.” Semua karya itu ditulis dalam bahasa Kawi atau bahasa Jawa kuno, adalah. Di zaman modern, karya-karya ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, Inggris atau Jerman untuk tujuan pendidikan. IC/AND/XI/06