Kata canang sari berasal dari kata can yang berarti indah, sementara kata nang dalam bahasa Kawi bermakna tujuan atau maksud. Dan sari berarti inti atau sumber. Jika digabungkan Canang Sari bermakna sarana untuk memohon kekuatan widya kehadapan Sang Hyang Widhi beserta Prabhawa atau manifestasi Nya secara skala maupun niskala.
Mpu Sangkulputih adalah pencipta canangsari, sebuah sarana persembahyangan penganut Hindu Bali dalam entitas terkecil namun adalah inti atau kanista dalam peribadatan. Disebut terkecil dipakai untuk persembahyangan sehari-hari. Bentuk dan fungsi canang ada beberapa macam sesuai dengan kegiatan upakara yang dilaksanakan, berikut simbol-simbolnya :
Canang dengan alas ceper atau bentuk segi empat yang adalah simbol kekuatan Ardha Candra qatau bulan. Di atasnya diisikan Porosan yang bermakna persembahan itu dilandasi oleh hati yang welas asih serta tulus kehadapan Sang Hyang Widhi beserta Prabhawa Nya, akan halnya dengan saat manusia menerima anugerah dan karunia Nya. Berisikan irisan tebu, pisang serta sepotong jajan atau kue sebagai simbol kekuatan Wiswa Ongkara atau angka 3 dalam aksara Bali.
Diatas susunan tadi diletakkan Sampian Urasari yang berbentuk bundar sebagai dasar untuk menempatkan bunga. Ini menyimbolkan kekuatan Windhu atau Matahari. Tak lupa pada ujung urasari ini dibuat hiasan panah simbol kekuatan Nadha atau bintang. Penataan bunga dilakukan menurut warnanya di atas sampian urasari dengan pengaturan etika dan tattwa sesuai Panca Dewata diawali dari arah Timur ke Selatan.
Bunga berwarna Putih atau merah muda menghadap arah Timur, diutusnya Widyadari Gagar Mayang oleh Prabhawa Nya untuk menganugerahi kekuatan kesucian skala niskala. Bunga berwarna Merah disusun untuk menghadap arah Selatan, simbol memohon diutusnya Widyadari Saraswati oleh Prabhawa Nya. untuk menganugerahi kekuatan Kepradnyanan dan Kewibawaan.
Bunga berwarna Kuning disusun untuk menghadap arah Barat, adalah sebagai simbol memohon diutusnya Widyadari Ken Sulasih oleh Prabhawa Nya dalam kekuatan Sang Hyang Mahadewa agar memercikkan Tirtha Kundalini untuk menganugerahi kekuatan intuisi.
Bunga berwarna Hitam atau diganti dengan warna biru, hijau atau ungu menghadap arah utara, adalah sebagai simbol memohon diutusnya Widyadari Nilotama oleh Prabhawa Nya dalam kekuatan Sang Hyang Wisnu agar menganugerahi kekuatan peleburan segala bentuk kekotoran jiwa dan raga. Sementara Bunga Rampe atau irisan pandan arum berada di tengah-tengah, adalah sebagai simbol memohon diutusnya Widyadari Supraba oleh Prabhawa Nya untuk menganugerahi kekuatan pembebasan atau moksa. Demikianlah sarana-sarana ibadah dalam canang sari yang kaya akan makna lewat simbol-simbol spiritualnya. IC/AND/XIV/20