Local Wisdom

Mengenal Tradisi Khitan di Museum Islam Indonesia Lamongan

Kata khitan berasal dari bahasa Arab, yaitu khatana-yakhnitu-khatnan yang berarti memotong. Maksudnya adalah memotong kulup (pucuk kulit kelamin). Khitan akhirnya menjadi budaya dan tradisi di berbagai daerah di Indonesia.

Budaya ini memunculkan berbagai benda unik terkait khitan. Salah satu tradisi khitan di Lombok tepatnya di daerah Bayan. Prosesi khitanan di desa Bayan anak-anak dirias dengan pakaian yang semua serba baru, mulai dari Sapuq (ikat kepala), Dodot (baju), Sabuq (ikat pinggang) dan perlengkapan lainnya untuk diarak menggunakan kuda-kudaan yang terbuat dari kayu boroq dengan iringan gamelan untuk diserahkan kepada tukang sunat atau Mantri untuk di khitan.

Museum Islam Indonesia memiliki koleksi dua benda tradisi khitan yang dilakukan oleh masyarakat Lombok. Koleksi tersebut adalah pisau sunat dan jaran kamput. Koleksi di atas merupakan bagian dari tradisi khitan khas masyarakat Sasak Lombok. Pisau terbuat dari besi yang diperkirakan berasal dari era 1800-an Masehi.

Koleksi benda unik lainnya adalah Jaran Kamput. Benda ini biasa digunakan untuk arak-arakan sebelum anak-anak dikhitan. Legenda menyebutkan, Jaran Kamput adalah perwujudan Sekardiu, hewan tunggangan Jayangrana. Dalam ceritanya, Jayangrana memiliki kendaraan sakti bernama Sekardiu, makhluk aneh percampuran antara Kuda, Singa dan Naga.

Masyarakat Lombok menyebut arak-arakan sebagai ngaluq praje. Kuda tunggangan dihias sedemikaian rupa sehingga tampak meriah dan ramai. Ini juga bermaksud memberi nuansa kemeriahan demi membantu anak siap menghadapi waktu sunat secara psikis. Arak-arakan melewati satu atau dua kampung sebagai bentuk pengumuman bagi masyarakat.

Si bocah tidak sendirian, di belakangnya ada tiga kuda yang sama lengkap dengan penunggangnya.  Harapannya rasa sakit sehabis disunat nanti dibalas lebih dulu dengan arak-arakan ini. Kuda-kudaan ini dipikul oleh empat sampi enam orang  lengkap dengan musik tradisional sebagai pengiring. Irama musik membimbing mereka menari dengan lincah.

Selain Lombok, Masyarakat Madura juga mempunyai tradisi khitan yang unik. Salah satu benda tradisi khitan khas Madura adalah adanya kursi sunat.Kursi sunat ini terbuat dari kayu, anak akan duduk dalam kursi tersebut kemudian mantri atau dukun sunat akan mengoperasi kelamin si anak dalam kursi tersebut. Kursi ini juga biasanya digunakan sehari-hari oleh sang anak ketika proses operasi sunat sudah selesai dan biasanya akan mengenakan sarung dan duduk di atas kursi tersebut hingga jahitannya kering sambil menerima hadiah dari sanak kerabat yang biasanya berupa uang.IC/AND/XVII/16

Share
Published by
Wisnu