Pada akhir 2012 Balai Arkeologi Yogyakarta memfokuskan penelitiannya pada pencarian jejak-jejak permukiman kuna di sekitar situs Borobudur. Penggalian lantas diarahkan pada areal sisi barat daya candi. Areal ini mengindikasikan kemungkinan adanya permukiman kuna berupa pedukuhan atau desa yang dibuktikan dengan ditemukannnya banyak fragmen gerabah.
Source : balai arkelogi Jogjakarta
Adapun bentuk dan ragam peralatan tanah liat itu menjadi indikasi apakah pemukiman itu sifatnya temporer atau relatif digunakan pada waktu yang lebih lama. Para peneliti menyimpulkan, pemukiman atau hunian itu ditinggali dalam kurun waktu yang cukup lama. Pemukiman ini bisa juga menjadi penopang kehidupan para siswa dan bikhu.
Berdasarkan posisi keletakannya, sisi barat daya yang tengah diteliti tersebut, masuk dalam wilayah belakang dari Candi Borobudur karena pintu masuk berada di sisi timur.
Source : balai arkelogi Jogjakarta
Temuan fragmen gerabah tersebut diduga berasal dari berbagai jenis alat atau wadah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kemungkinan besar gerabah-gerabah tersebut diproduksi oleh beberapa desa di sekitar Candi Borobudur juga.
Penelitian ini juga mengarah pada menyingkapan lapisan stratigrafi tempat gerabah-gerabah itu ditemukan. Diperkirakan fragmen-fragmen gerabah tersebut berasal dari masa yang sama dengan masa pemakaian Candi Borobudur sebagai sentra kehidupan spiritual pada masanya.
Motif dan Ragam Hias Era Borobudur
Source : balai arkelogi Jogjakarta
Arkeolog Sulistyanto mengungkapkan kemungkinan adanya permukiman di sekitar Candi Borobudur. Temuan arkeologis tersebut mengindikasikan, candi atau tempat ibadah sebesar Borobudur mempunyai komunitas pendukung. Kuat dugaan ada sekelompok penduduk yang bermukim di sekitar candi, kemungkinan juga sebuh pedukuhan atau desa.
Lebih lanjut Sulistyanto memperkirakan sekelompok penduduk tersebut berasal dari kalangan rakyat biasa yang memiliki tugas merawat candi, atau para pendeta yang secara rutin memimpin upacara keagamaan.
Dukungan bukti tentang keberadaan kelompok penduduk atau pendeta di lingkungan candi dapat diketahui dari Prasasti Palah 1197 M dan Prasasti Kalasan 778 M. Kedua prasasti tersebut menyebutkan tentang pendirian vihara untuk bhiksu Buddha Mahayana di sekitar Candi Kalasan.
Keberadaan sekelompok orang atau masyarakat yang tinggal dekat candid an kemungkinan juga memiliki tugas untuk menjaga, membersihkan dan mengelola candi dapat diketahui dari Prasasti Kancana 860 M. Prasasti Kancana ini mengungkapkan adanya pemberian anugrah dari Rakai Kayuwangi kepada Paduka Mpunku i Boddhimimba untuk mendirikan prasada di daerah Bunur Lor dan Asana. IC/VIII/AND/09
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia