Tidak ada jaran kamput yang sama. Karena tiap roh yang “ditanamkan” pada ukiran jaran ingin tampil sebagai visual yang berbeda-beda.
Jaran kamput merupakan kesenian yang digunakan pada acara pernikahan dan khitanan. Dalam bahasa Sasak“jaran” berarti kuda sedangkan “kamput” artinya dipikul atau digotong. Jadi, jaran kamput adalah kuda yang dipikul atau jempana yang berbentuk kuda.
Awalnya jaran kamput adalah perwujudan dari legenda sosok kuda Raja Pejanggik, Lombok. Kuda tersebut sangat kuat dalam medan peperangan. Kuda ini selalu menjadi kebanggaan raja dan menjadi tunggangannya dalam membela masyarakat dan agamanya,” buka Reno Halsamer pada Indonesia Cultures.
Sebagai bentuk penghormatan, masyarakat di Nusa Tenggara Barat, khususnya Pulau Lombok mengabadikan kuda tersebut dalam seni tradisi mereka. Jaran kamput dibuat berpasangan yang digunakan dalam ritual adat nyongkolan atau arak-arakan setelah menikah dan pada acara besunat atau khitanan.
Untuk acara ritual khitanan, source: akurat
Pelaksanaan kesenian jaran kamput merupakan bentuk dukungan moril dari pihak keluarga berupa harapan doa yang dimohonkan kepada Allah agar keturunannya menjadi orang yang akan menjadi sosok yang luhur, amanah dan berguna bagi bangsa dan agama.
Makhluk Astral Penghuni Jaran Kamput
Menurut Reno, jaran kamput tidak langsung dibuat secara proporsional seperti bentuk kuda, tetapi merupakan peralihan bentuk dari tandu atau jempana yang digunakan untuk menggotong raja atau dalam bahasa sasak disebut julic. “Jaran kamput tidak dibuat seperti proses pembuatan patung kayu pada umumnya. Masyarakat Lombok masih kental dengan paham animisme yaitu kebiasaan dan kepercayaan akan adanya arwah nenek moyang, serta hal yang berhubungan dengan hal mistis. Pembuatan jaran kamput direncanakan melalui proses ritual secara bertahap dan sangat detail,” ungkapnya.
Dari proses awal, lanjut Reno, sampai akhir pembuatan bentuk jaran kamput harus mengadakan ritual untuk berkomunikasi antara pembuat dengan sosok arwah penunggu atau Mahluk astral yang akan menghuni jaran kamput. Selain ritual selama proses pembuatannya, dilakukan juga ritual lain, satu atau dua kali selama seminggu. Ritual juga dilakukan sebelum dan sesudah jaran kamput digunakan dalam acara tahapan hidup manusia Sasak sebagai bentuk izin kepada penunggu atau leluhur, diharapkan juga dengan demikian keberlangsungan acara terhindar dari gangguan yang tidak diinginkan.
“Waktu saya membeli sepasang jaran kamput yang sudah cukup tua, Amak Kureni, budayawan Sasak, menjelaskan tidak akan pernah ada pasangan yang sama persis antara jaran kamput satu dengan yang lainnya. Jika ada persamaan, itu hanya pada konstruksi dan beberapa motif wajib yang harus ada. Karena dibuat melalui proses ritual yang sakral maka jaran kamput juga dibuat seperti keinginan mahluk astral yang akan menjadi isi atau penunggu dalam jaran kamput. Mereka percaya setiap penunggunya memiliki keinginan yang berbeda sehingga bentuk visualnya menjadi bervariasi antara kuda yang satu dengan yang lain,” kenang Reno mengingat awal pembelian jaran kamput puluhan tahun lalu.
Penggunaan Jaran Kamput
Jaran kamput banyak dipakai untuk acara-acara pernikahan dan khitanan. Kuda kayu ini nantinya akan dinaiki pengantin dan anak yang akan dikhitan. Jaran kamput dibuat berpasangan yakni, jaran kamput mame atau jantan yang hanya boleh ditunggangi oleh laki-laki dan jaran kamput nine atau betina yang khusus ditunggangi oleh wanita.
“Sejatinya sosok kuda kayu ini tidak hanya berbentuk kuda. Ada tiga bentuk binatang yaitu naga,singa dan kuda. Simbol kekuatan dan kegagahan sekaligus kejantanan. Kalau kita perhatikan dibagian samping badan kuda ada kaca-kaca cermin kecil yang sengaja ditempelkan. Ini juga bukan tanpa maksud, kaca-kaca ditempel untuk menolak roh-roh halus yang mengganggu,” pungkas Founder The dTopeng Kingdom ini.IC/VII/AND/25
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia