Menarik untuk mengulik bagaimana kehidupan masa lalu nenek moyang orang Nusantara. Jika saat ini begitu banyak mainan yang bisa dimainkan oleh anak-anak, lantas bagaimana permainan anak-anak pada zaman kerajaan Majapahit?
Ternyata kehidupan anak-anak era Majapahit, tak jauh beda dengan dunia anak saat ini. Meski permainannya lebih sederhana namun sejak zaman dahulu anak-anak, memang tak bisa dipisahkan dari permainan. Pemainan itu dibuktikan oleh para peneliti kepurbakalaan yang menemukan berbagai artefak seperti kelereng dan gaco engklek di kawasan cagar budaya nasional (KCBN) Trowulan. Itu menjadi salah satu bukti kalau permainan tradisional tersebut merupakan warisan leluhur.
Tommy Raditya D, Kasub Unit Koleksi Pusat Informasi Majapahit (PIM) Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim menerangkan, ada sejumlah artefak kuno yang diduga kuat merupakan benda-benda yang dipakai dalam permainan kuno. “Kelereng, gaco engklek, dan figurin atau patung-patung kecil yang diduga dipakai sebagai boneka.. Ketiga benda tersebut merupakan benda cagar budaya yang terbuat dari terakota. Semua benda-benda ini kebanyakan ditemukan di kawasan permukiman atau perkampungan kuno dan bukan di areal candi,” jelas Tommy.
Menurut Tommy, sampai saat ini ada sekitar 30 butir kelereng kuno berdiameter sekitar 2 centimeter yang dipajang di PIM BPK Wilayah XI Jatim. Selain itu ada juga sekitar lima gaco engklek berdiameter 6 cm dan lebih dari 20 figurin berukuran sekitar 15-20 cm. umumnya mainan-mainan kuno tersebut berasal dari temuan peneliti Henry Maclaine Pont pada kurun waktu 1924 hingga 1980.
Jika kelereng dan gaco engklek sudah sangat jelas cara memainkan karena lestari hingga saat ini. Namun untuk figurin masih sedikit ada silang pendapat para ahli. Ada yang menyatakan boneka-boneka teracota itu adalah mainan anak yang menggambarkan manusia. Orang dewasa maupun anak. Namun sumber lain menyebutkan, jika figurin ini juga sebagai benda yang dibuat ritual pengorbanan. Dari segi permainan, konon tidak ada pembeda antara jenis mainan untuk anak rakyat jelata dan anak bangsawan kala itu, semua memainkan mainan yang sama hanya mungkin ada beberapa bahan pembuatnya yang berbeda. IC/AND/XV/03