Categories: Kuliner

3 Kuliner Bacem Extrem Khas Gunung Kidul

Walau terlihat menjijikkan, 3 kuliner extrem ini sebenarnya memiliki cita rasa yang luar biasa.

 

 

**************************<>***************************

 

 

Indonesia seperti tak ada habisnya untuk di explorasi. Beragam kekayaan alam dan kultur seakan menjadi daya tarik tersendiri untuk diteliti. Inilah daya tarik yang tak dimiliki oleh tempat atau negara lain. Tidak mengherankan jika kemudian, Indonesia menjadi destinasi wisata. Mulai dari wisata, alam, budaya bahkan kuliner.

 

Kuliner Indonesia sangat kaya dan beragam. Selain dari bahan yang beraneka ragam, cita rasanya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Kali ini penjelajahan IndonesianCulture akan singgah ke Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta.

 

Ada tiga kuliner extrem yang layak untuk diulas atau bahkan dicicipi, bila ada waktu berkunjung ke Gunung Kidul. Masyarakat setempat selalu memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya. Ada tiga kuliner khas yang mungkin bagi sebagian orang masuk dalam kategori extrem. Apa saja kuliner itu, simak laporan IndonesianCultures berikut ini.

 

 

Puthul goreng renyah juicy

 

 

Puthul Goreng Bacem

 

Puthul adalah jenis serangga atau kumbang yang mulai banyak ditemui pada saat menjelang musim penghujan. Serangga ini umumnya menempel di dedaunan besar seperti daun jati atau pisang. Masyarakat Gunung Kidul bisa menjadikan serangga atau puthul ini sebagai bahan masakan untuk dijadikan lauk. Sebenarnya puthul ini adalah hama pengganggu, yang dapat merusak daun, dan bila dibiarkan hama ini akan menurunkan produktifitas pohon.

 

Untuk itu saat menjelang musim penghujan dan jumlah serangga ini mulai berlimpah, masyarakat memburunya untuk di masak. Sebelum diolah, puthul dibersihkan menggunakan air mengalir. Ada beberapa bagian yang harus dibuang, seperti sayap dan kaki yang terbilang cukup keras. Setelah bersih puthul digoreng dengan bumbu bacem. Tak hanya menjadi lauk, puthul juga dijual sebagai oleh-oleh khas seharga  Rp 40.000 seukuran  botol air mineral besar.

 

 

Gurih nikmat codot bacem, source : markus yuwono

 

 

Kelelawar Bacem

 

Selain puthul, hidangan berikutnya yang memiliki banyak penggemar adalah bacem kelelawar. Kelelawar buah yang dipakai adalah jenis yang sedikit besar, atau warga menyebutnya codot. Bagi mereka yang pernah menyantap hewan malam ini mengaku rasanya manis dan gurih. Rasa ini lumayan membuat lidah bergoyang. Walau dagingnya terbilag liat alias sedikit alot, namun setelah digoreng tulang justru renyah dan krispi.

 

Karena itu kelelawar bacem ini dihidangkan utuh bersama tulang dengan harapan selain daging, tulangnya juga ikut dikunyah. Konon banyak orang yang menyebut jika kelelawar ini selain nikmat juga memberi manfaat kesehatan. Banyak orang memburu kuliner ini dengan harapan sembuh dari  penyakit asma, kencing manis, asam urat dan cepat mengeringkan luka-luka.  Baceman kelelawar ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau sekitar  Rp 7.000 per ekornya. Warung yang banyak menjual kuliner ini berada disekitar kecamatan Panggang.

 

 

Persiapan tawon goreng, source : markus yuwono

 

 

Tawon Goreng Bacem

 

Ada satu lagi serangga yang banyak dijadikan kuliner di Gunung Kidul. Serangga tersebut adalah tawon bacem. Olahan bacem tawon ini tidak bisa didapatkan setiap saat, karena itu sangat jarang, kuliner ini dijual, umumnya hanya untuk konsumsi pribadi. Selain tawon, bayi-bayi dalam darang taon juga bisa dikonsumsi.

 

Dengan Bumbu sederhan berupa bawang putih dan garam tumbuk dicampurkan dengan bumbu bacem tawon, tersebut diolah dan digoreng dengan terus diaduk-aduk agar tidak gosong. Tawon bacem ini memiliki cita rasa yang gurih dan juicy. Tapi hati-hati menyantapnya karena ada beberapa orang yang tidak tahan dan alergi saat memakan tawon. IC/IV/AND/5

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Share