• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Mitos
  • Post last modified:28 Juni 2022
  • Reading time:4 mins read

Pada pangkal merian terdapat  ornamen unik, ibu jari yang dijepit dua jari lainnya. Masyarakat percaya, simbol ini adalah lambang persetubuhan sehingga banyak yang menyakininya sebagai lambang kesuburan dan berkah keturunan.

 

**********************<>***********************

 

 

 

Masyarakat Indonesia mengenal dan menyebutnya sebagai meriam si Djagoer. Namun meriam ini adalah hasil karya orang-orang Portugis yang sengaja membuat senjata besar untuk kebutuhan penaklukan Malaka dan melawan armada laut Belanda yang mulai mengusik dominasi Portugis di Asia.

 

Catatan sejarah menyebutkan meriam ini dibuat di Maccau oleh pabrik St Jago de Barra. Perancangnya adalah Manuel Tavares Bocarro atas pesanan Kerajaan Portugis bagi armada di Malaka. Meriam yang selesai dibuat pada 1641 diletakkan di benteng Portugis yang berada di Malaka.

 

 

Ex Me Ipsa Renata Sum” aku diciptakan dari diriku sendiri Source : bjorn grotting

 

 

 

Pada meriam itu ada sebuah tulisan dalam bahasa latin yang berbunyi “Ex Me Ipsa Renata Sum” yang artinya kurang lebih, aku diciptakan dari diriku sendiri. Maksud dari tulisan ini adalah, meriam ini dibuat dari peleburan 14 meriam kecil yang disatukan untuk menjadi bahan pembuah sebuah meriam besar ini.

 

Produksi senjata itu terbilang sangat maju pada zamannya. Karena dilebur dari belasan meriam lainnya, meriam ini memiliki ukuran jumbo. Dengan berat 3,6 ton dan panjang 3.085 meter, meriam ini menjadi senjata pamungkas Portugis dalam mempertahankan Malaka.

 

 

 

Untuk menguatkan keyakinan sebagai pemenang perang, militer Portugis menambahkan ornamen ibu jari dijepit yang dalam bahasa latin disebut  “mano in figa.” Makna dari ormenen tersebut adalah keberuntungan bagi Portugis sekaligus lambang ejekan bagi Belanda yang dinilai mulai mengganggu eksistensi Portugis di Asia.

 

 

Saat ditemukan di kawasan kali besar Jakarta pada 1918, soure : kerisnews

 

 

 

Sialnya, dalam peperangan sengit merebut Malaka, Portugis justru kalah, benteng Malaka dapat direbut Belanda berikut seluruh meriam yang ada disana. Meriam ini lantas diboyong ke Batavia oleh Belanda. Saat di Batavia, beberapa kali meriam ini dipakai untuk berperang baik dengan kerajaan Mataram maupun dengan Inggris yang pernah mencoba mengusik koloni Belanda.

 

Saat berada di Batavia itulah, masyarakat mulai menamai meriam ini dengan sebutan Jagur. Kemungkinan besar dari bunyi meriam saat ditembakkan yang njlegar-jegur.  Tak hanya nama  masyarakat di Batavia memiliki makna lain atas ornemane pada meriam si Jagur tersebut.

 

 

Ritual kesuburan agar cepat hamil, source : twitter

 

 

 

Banyak orang yang percaya, jika wanita yang belum memiliki keturunan atau mandul, kemudian menyentuh simbol si jagur maka mereka akan segera mendapat keturunan.  Kepercayaan ini lantas menyebar ke seantero Batavia bahkan masih terus dilakukan ketika Batavia sudah beralih nama menjadi Jakarta. Banyak orang tetap setia menziarahi Si Jagur, terutama ketika meriam tersebut ditempatkan di dekat Jembatan Kota Intan.

 

Si Jagur dipindahkan ke Museum wayang dan pada pada 1968. Kemudian pada    sekitar 1974 dipindahkan ke Museum Fatahillah.  Mereka memberi bunga dan membakar kemenyan disekitar meriam. Mereka berharap perziarahan yang mereka lakukan dapat membuat permohonan mereka dikabulkan Pada masa lalu,   banyak orang yang datang membakar kemenyan dan menabur kembang di sekitar si Jagur. Mereka yang melakukan ritual itu percaya, jika lewat perantaraan meriam jagur, permohonan mereka untuk mendapatkan anak dapat dikabulkan. IC/IV/AND/3

 

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Komentar Untuk indonesia culture, indonesian culture, budaya indonesia, adat indonesia