• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Local Wisdom
  • Post last modified:6 Februari 2023
  • Reading time:3 mins read

 

Tarian tradisional  Barong Bangkung atau lebih dikenal dengan Tradisi Ngelawang ini memang istimewa. Tidak dipentaskan tiap saat tapi hanya untuk  saat-saat tertentu saja. Ditarikan di jalanan  menuju ke rumah-rumah warga. Selain unik dan menarik, tarian ini juga bisa menjadi hiburan  bagi warga. Pada perkembangannya saat ini banyak wisatawan yang tertarik  menyaksikan suguhan seni tersebut.

Budaya dan tradisi Bali  bisa menjadi daya tarik yang sangat spesial bagi wisatawan, hingga  tak bosan-bosan menikmati pulau Bali. Selain pemandangan alamnya,  ragam budaya dan tradisi unik  warisan leluhur dan  ritual-ritual keagamaan masih dipertahankan dan berkembang baik hingga  saat ini.

Akan halnya  tradisi Ngelawang,  warga Bali mungkin sudah tidak asing lagi dengan tradisi Ngelawang ini. Dianggap sebagai pertunjukan seni yang menarik, saat Ngelawang  digelar, maka yang dipentaskan ialah   Barong Bangkung. Barong  diarak keliling desa diiringi  gamelan yang dimanis.

Selain barong bangkung alias  barong  babi, masyarakat  Bali juga mengenal  beberapa jenis tari  barong lainnya, seperti; Barong Ket, Barong Brutuk, Barong Macan, Barong Gajah, Barong Nagasari, Barong Lembu, Barong Landung dan masih banyak  jenis lainnya.

Barong ditarikan di jalanan, source : katadata

 

Tapi tari barong yang paling populer di kalangan masyarakat adalah barong ket. Tarian ini paling sering  dipentaskan di pura atau tempat suci lainnya, bahkan ket juga sangat populer di kalangan wisatawan. Biasanya tari barong yang dipentaskan di Batubulan dan sejumlah tempat di kawasan pariwisata Ubud.

Namun ngelawang  terkait erat  dengan barong bangkung, karena   barong inilah yang dipentaskan keliling desa. Ada keyakinan jika barong ket ini mampu  menolak bala dan juga untuk merayakan kemenangan dharma atas adharma.

 

Dinikmati wisatawan asing, source :backpackerjakarta

 

Secara tradisi barong  merupakan lambang  dari banas pati raja yang  menjaga manusia dari wabah dan bahaya. Karena itulah untuk menghindari wabah dan bahaya tersebut di gelar tarian barong. Selain itu tarian ini juga untuk  memotivasi manusia untuk menjaga lingkungan tetap bersih, menjaga kelestarian hutan,  hingga tidak terjadi wabah penyakit ataupun bencana  banjir yang merugikan.

Barong bangkung  ditarikan dan diarak keliling melewati jalan-jalan desa dengan tujuan mengusir roh-roh jahat yang bersemayam di desa hingga menjadi  tolak bala bagi orang-orang yang tinggal di desa tersebut. Saat ngelawang banyak orang terlibat didalamnya, selain penari ada juga pengiring sekaligus para penabuh gamelan. Rata-rata jumlah mereka  antara 8 hingga 15 orang yang umumnya adalah para  anak-anak dan remaja.

 

Secara umum barong bangkung berbentuk cukup sederhana dengan,   badan babi dengan kulitnya berwarna hitam yang ditarikan oleh 2 orang. Kostum yang digunakan  sederhana dengan  topeng yang digunakan berbentuk topeng  bangkung atau  babi. Hal ini sangat kontras dengan  Barong Ket yang mengambil bentuk  boma yang  terlihat gemerlap dan mewah, topengnya berbetuk boma. Source : Indonesian Heritage Museum, Jawa  Timur  Park 1-Jl. Kartika no. 2 Kota Wisata Batu. IC/AND/XIII/13

Komentar Untuk Ngebarong, Jangan Ngaku Sudah Ke Bali Jika Belum Lihat