Meski memiliki wajah yang cantik, wanita bahu laweyan juga sorot mata yang terlihat tajam dan menyeramkan.
Wanita dengan ciri bahu laweyan ditengarai adalah wanita pengundang sial bahkan akan ‘membunuh’ suaminya. Meski begitu daya tarik seksual wanita pemilik bahu laweyan ini sangat luar biasa. Pria akan mudah sekali untuk mencintainya dan memutuskan menikahi tanpa menyadari bahaya yang menanti.
Titisan Iblis
Salah sutu cirinya adalah toh atau tompel atau tanda lahir yang berukuran besar yang melekat di bagian tubuh. Konon hal tersebut terkait dengan sosok setan yang dipercaya masuk dalam tubuh perempuan.
Dalam khasanah mistis masyarakat Jawa, toh, tompel atau tanda lahir yang ada pada tubuh merupakan tanda atau symbol setan atau kekuatan mistis jahat yang melekat pada diri wanita. Maka tidak berlebihan jika lantas wanita bahu laweyan ini disebut sebagai wanita titisan iblis atau setan.
Itulah sebabnya wanita bahu laweyan di ini dikisahkan akan selalu mencari korban nyawa yang diambil dari para lelaki yang menikahinya. Keyakinan ini diperkuat dengan mitos, meski memiliki wajah yang cantik, namun sorot matanya akan terlihat tajam dan menyeramkan.
Khusus untuk perempuan bahu laweyan, kemunculan toh ini tidak terjadi pada saat bayi. Sehingga tidak akan ada orang yang menduga kalau dia adalah sosok bahu laweyan. Kemunculan tanda lahir simbol setan untuk perempuan bahiu laweyan justru muncul saat wanita tersebut beranjak dewasa. Konon saat haid pertama kali itulah setan akan berusaha mencari perempuan yang bisa ‘ditempati’ dengan memberinya tanda khusus.
Konon hal ini biasanya sangat terkait dengan latar belakang kehidupan perempuan dan keluarganya. Latar belakang kemunculan bahu laweyan yang dimaksud ada kaitannya dari konsekuensi laku ritual sesat tertentu, yang imbasnya harus ditanggung seluruh keluarga atau hanya salah satu saja.
Jika sudah ‘terpilih’ biasanya melekat sifat-sifat buruk yang membuatnya berbeda dengan perempuan lainnya. Perempuan bahu laweyan juga memiliki ciri perilaku yang khas yaitu cenderung tomboy dan yang pasti tidak akan bisa memiliki keturunan.
Konon cerita perempuan ‘pembunuh’ suami, ternyata tidak berlangsung seumur hidup. Sebab saat dia telah memakan korban sebanyak tujuh orang laki-laki, maka setan yang merasuk dalam tubuhnya akan pergi, dan jiwa perempuan itu kembali.
Baru pada pernikahannya yang ke delapan, suasana akan kembali normal. Hanya saja wanita tersebut tetap tidak akan memiliki anak. Hal ini karena, setan telah merusak sistem reproduksinya.
Tujuh orang pria sebagai korban memang telah diyakini menjadi syarat mutlak untuk menetralisir aura buruk bahu laweyan. Dan bila tujuh orang pria telah menjadi korbannya, maka perempuan bahu laweyan yang akan dinikahi harus diruwat dengan memakai air dari tujuh sumber yang ditaburi bunga tujuh rupa. Tujuannya untuk menetralisir dan membersihkan energi negatif setan, yang sebelumnya menyusupi dirinya. IC/XI/AND/04
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia