Kisah Cinta Rara Oyi Surabaya, Kecantikan Yang Gegerkan Mataram
Kisah cinta Rara Oyi telah menjadi sebuah kisah cinta tragis di Indonesia di era Sultan Agung Mataram. Paras cantik yang dimiliki Rara Oyi memang sudah memancar sejak ia masih balita. Umurnya yang terus berkembang, membuat daya tariknya kian terasah sempurna. Namun justru kecantikan itu yang membawanya pada kehidupan yang kelam dan banyak korban yang berjatuhan.
Kecantikan Rara Oyi menjadi sumber pembicaraan yang tak ada putusnya. Semua orang di Surabaya tahu jika anak Ki Mangun jaya itu memiliki paras seorang putri permaisuri. Kabar kecantikan itu juga terdengar dan sampai pada telinga Pangeran Pekik, menantu dari Sultan Agung dari Mataram yang juga penguasa Surabaya ketika itu.
Pangeran Pekik melihat kecantikan Rara Oyi bukan sebagai kecantikan biasa, namun sudah masuk ke dalam kelas kecantikan para ratu. Rencananya, Oyi akan dibawa ke Mataram untuk dipersembahkan kepada adik iparnya, Sultan Amangkurat I yang tak lain adalah putra dari Sultan Agung. Dan rencana itu benar-benar dilaksanakan.
Rara Oyi diboyong ke Mataram dan untuk sementara waktu dititipkan di rumah Tumenggung Wiroreja. Entah sudah nasib atau memang hanya kebetulan. Kedatangan gadis cantik itu mendadak mengundang perhatian. Tak tanggung-tanggung, hal ini menarik perhatian dari Adipati Anom yang tak lain adalah putra mahkota, anak dari Sultan Amangkurat I.
Putra Mahkota itu berkunjung ke rumah Tumenggung Wirareja. Dan saat melihat kecantikan gadis asal Surabaya, Adipati Anom tak bisa memalingkan mata dan hatinya dari Oyi. Seketika itu itu hatinya meleleh dan jiwanya terbelenggu cinta.
Diluar dugaan, Oyi ternyata juga merasakan perasaan yang sama. Gadis cantik ini nampaknya juga jatuh hati pada lelaki muda yang terlihat berwibawa tersebut. Ketampanan dan tindak tanduk sang pangeran telah memikat hatinya.
Sayang, keadaan dan waktu tak berpihak pada keduanya. Adipati Anom sadar benar, cinta pada pandangan pertama itu segera akan menjadi pertemuan yang sia-sia. Cinta mereka tidak akan pernah bersatu dan berakhir pada kebahagiaan. Anom sadar, Rara Oyi adalah calon istri ayahandanya yang tak lain adalah calon ibundanya.
Ilustrasi kecantikan Rara Oyi yang memikat hati sultan dan putra mahkota, Source: grid id
Cinta yang mendalam dan sadar tak akan berakhir bahagia itu membuat, Adipati Anom patah hati dan jatuh sakit. Berhari-hari pandangan matanya kosong, makan tak enak, tidur tak bisa. Ratu Wandansari, istri Pangeran Pekik yang tak lain bibi dari Adipati Anom jatuh iba. Ia menyadari, betapa cinta Anom pada Oyi demikian besar.
Tak ingin Kemenakannya terus sakit, Wandansari menyusun siasat bersama suaminya, agar Adipati Anom dapat bertemu dengan Rara Oyi dengan memboyongnya ke keraton putri. Dalam perhitungan mereka, bila mereka bertemu, sakit mental Adipati Anom akan sembuh.
Kedekatakan keduanya juga akan dilihat sang adik, Amangkurat I. Besar harapannya, Sultan mengalah akan mengijinkan Adipati Anom untuk menikahi Rara Oyi karena keduanya sudah saling cinta. Toh Adipati Anom adalah anak kesayangan sang sultan juga.
Diluar dugaan, fakta berkata lain. Sultan Amangkurat I justru marah besar. Ia tak rela karena merasa telah dilanggar dan dikhianati haknya. Rara Oyi tetap miliknya.
Memandang rencana Pangeran Pekik dan Ratu Wandansari sebagai konspirasi yang dapat membahayakan tampuk kekuasaanya, Amangkurat lantas menggelar sidang luar biasa untuk menelisik rencana yang dianggap sebagai sebuah kebusukan terselubung tersebut.
Amangkurat murka luar biasa. Dipanggilnya semua orang yang dianggap telah bersekongkol melawannya. Sebagai Sultan Mataram, adalah kehinaan besar jika sampai calon selir atau permaisurinya diambil oleh lelaki lain, meski itu adalah putranya sendiri.
Kisah Cinta Rara Oyi telah membuat keluarga keraton jadi saling bunuh. Epic perebutan wanita antara anak dan ayah itu telah menyeret Mataram pada sejarah kelam kerajaan ini.
Sultan Amangkurat marah besar, Pangeran Pekik dan Ratu Wandansari dipanggilnya. Kegeraman sultan pada saudara dan iparnya itu sudah tidak dapat ditahannya lagi. Gejolak jiwanya sudah tak terkendali, hatinya merasa dikhianati.
Ada atau tidak ada sidang pengadilan, semua orang sudah paham, jika berurusan dengan sultan, kematian sudah menunggu di depan mata.
Padahal, selain masih keturunan Sunan Ampel, Pangeran Pekik adalah menantu kesayangan Sultan Agung. Ia juga telah berjasa besar bagi Mataram. Karena sejak Mataram Islam dibangun oleh Penembahan Senapati, belum sekalipun Surabaya, Giri dan kawasan sekitarnya ditundukkan oleh Mataram.
Adalah Pangeran Pekik yang berhasil memuluskan ambisi itu pada masa pemerintahan Sultan Agung. Namun semua itu hanya masa lalu bagi Amangkurat, bukan hal yang perlu diingat-ingat lagi.
Ilustrasi eksekusi yang dilakukan oleh Sultan Amangkurat, Source: wikipedia
Sidang luar biasa tersebut dipimpin langsung oleh sultan. Keputusan juga sudah diambil, semua yang terlibat dalam masalah ini harus menerima hukuman mati. Sultan juga telah memutuskan, putra mahkota dapat diampuni kesalahannya dengan syarat, ia harus menghukum mati Rara Oyi. Tentu saja ini adalah pilihan yang bukan untuk dipilih siapapun juga.
Dengan keris terhunus, tubuh yang gemetaran, Adipati Anom mencoba untuk bertahan melawan dilema ini. tulang-tulangnya semakin tak mampu menompak tubuhnya saat Anom harus beradu sorot mata dengan Oyi. Ruang kesatrian itu kian mencekam, karena untuk beberapa saat tak ada orang yang mampu bersuara lagi.
Ketika berhadapan muka dengan Anom, Oyi sadar, ia tak punya banyak pilihan lagi disisa hidupnya. Keputusan Sultan sudah dijatuhkan. Ia bisa membaca beban dan dilema yang melanda pikiran Adipati Anom. Ada penyesalan yang mendalam dalam benaknya.
Kecantikannya yang memicu semua ontran-ontran di Keraton Mataram ini. Sejurus kemudian sambil berlari kecil, Oyi menuju ke arah Anom dan berakhir dengan tubuh yang tertancap keris Adipati Anom. Seketika ia limbung dan roboh bersimbah darah, meregang nyawa akibat keris Anom.
Jiwa Adipati Anom terguncang hebat. Ia tak menyangka, keris yang terhunus ditangannyalah yang mencabut nyawa gadis cantik yang sangat ia cintai. Rasanya tak percaya tapi semua sudah terjadi.
Hilang akal sehatnya, cintanya pupus diujung pusaka. Menyaksikan tubuh kekasih hatinya berlumuran darah, Anom memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan pusaka yang sama telah mencabut nyawa kekasihnya.
Kegaduhan Mataram ini belum berakhir. Berikutnya nasib keluarga Pangeran Pekik yang menanti giliran. Amangkurat sendiri yang melakukan eksekusinya. Amangkurat juga berniat dan telah memerintahkan para algojo untuk melakukan tumpes kelor pada keluarga Pangeran Pekik. Langkah ini dilakukan untuk mencegah munculnya balas dendam dari keluarga Pangeran Pekik.
Sebenarnya eksekusi akibat kesalahan subyektif ini sempat dicegah oleh Panembahan Bumidirja atau Kyai Bumidirja. Beliau ini adalah paman Amangkurat dan memili pengaruh kuat di Mataram. Dinasehatkan agar tidak mengambil langkah tumpes kelor.
Namun Amangkurat tak menggubris semua nasehat pamannya. Celakanya, Kyai Bumidirja justru harus menerima hukuman mati akibat kelancangannya membela keluarga Pangeran Pekik.
Beruntung, Kyai Bumidirja masih memiliki celah untuk melarikan diri bersama istrinya ke arah barat. Pelarian itu berakhir di sebuah daerah dan kedua orang dan pengikutnya membuka daerah baru yang kemudian dikenal sebagai Kebumen.
Diakhir sengketa romansa Mataram ini, seluruh keluarga Pangeran Pekik terbunuh oleh Amangkurat I dan para algojonya dan di makamkan di Pesarehan Imogiri. IC/IV/AND/ 19.
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia