Batu yoni memang dipandang sebagai sebuah benda yang istimewa. Dalam kepercayaan masyarakat Hindu, benda ini merupakan bagian dari simbol kehidupan. Sebab yoni merupakan perwujudan dari alat reproduksi wanita, dan diyakini sebagai tempat lahirnya kehidupan di alam semesta ini. Karena itulah, dalam penafsiran yang lebih jauh, yoni dipandang juga sebagai lambang kesuburan. Sehingga kemudian masyarakat di sekitarnya memberikan perlakuan istimewa, karena dipandang sebagai pemberi energi kesuburan pada sawah ladang mereka.
Keyakinan sebagai lambang kesuburan ini juga yang kemudian membuat yoni selalu berada di sekitar areal persawahan. Sebab bentuknya yang memiliki cerat seperti jalan aliran air inilah, yang diyakini senantiasa mengalirkan air kehidupan bagi seluruh warga yang ada di sekitarnya.
Dalam beberapa kasus, yoni seringkali ditemukan berpasangan dengan lingga yang berdiri tepat di tengahnya. Lingga sendiri merupakan simbol dari alat vital pria. Sedangkan yoni wanita. Sehingga pertemuan dari dua benda ini dipandang sebagai simbol awal mula kehidupan. Karena dari pertemuan dua benda inilah bisa terlahir seluruh isi alam semesta di dunia ini.
Tradisi Spiritual
Sebagai simbol dari alat reproduksi wanita, yoni selalu dibuat dalam wujud bujur sangkar dengan lubang di tengahnya. Pada lubang inilah biasanya lingga ditancapkan, sebagai simbol penyatuan antara laki-laki dan perempuan. Namun di banyak tempat, yoni juga kerap ditemukan berdiri sendiri tanpa dilengkapi lingga. Bahkan untuk kasus seperti di Tambakboyo dan Dalungan, yoni yang kerap kali menjadi bagian dari sebuah bangunan candi, justru ditemukan berdiri sendiri tanpa ada bangunan pelengkap yang lain.
Terkait hal ini, di masyarakat berkembang beberapa pandangan. Ada yang menyebut bahwa yoni tersebut sebenarnya adalah bagian dari sebuah bangunan candi yang sengaja diambil, dan dipindahkan. Namun pandangan lain menyebut bahwa yoni tersebut memang sengaja dibuat di tempat tersebut, sebagai sebuah penanda tertentu terkait lokasi keberadaannya.
Hal ini merujuk pada hasil temuan yang terungkap dalam beberapa prasasti. Di mana kerap kali dalam proses peresmian suatu daerah tertentu oleh seorang raja, di sana dibuat sebuah penanda berupa yoni. Yang mana hal itu menunjukkan bahwa tempat di mana yoni tersebut diletakkan, adalah sebuah pemukiman. Sehingga bisa dikatakan bahwa daerah-daerah yang saat ini memiliki situs purbakala berupa yoni, berarti kawasan tersebut sudah menjadi pemukiman penduduk sejak lama.
Keberadaan yoni di suatu tempat sebenarnya tak lepas dari ritus spiritual. Artinya bahwa benda ini sengaja dibuat sebagai bagian dari sebuah ritual. Sehingga tentunya pembuatannya dan penempatannya, selalu berada di kawasan pemukiman penduduk.
Pun demikian dengan yoni yang ada di wilayah Desa Tambakboyo maupun Dalungan. Bisa jadi yoni-yoni tersebut memang sengaja ditempatkan di situ, karena kawasan Desa Tambakboyo dan Dalungan sudah merupakan kawasan pemukiman sejak lama. Dan hal itu juga tak lepas dari kondisi desa ini yang banyak dikelilingi areal persawahan. Sehingga fungsi dari yoni sebagai penjaga energi kesuburan, benar-benar diharapkan, dengan penempatannya di sana.
Karena itulah, tradisi terkait keberadaan yoni-yoni tersebut masih tetap terjaga, sebagai bagian dari kepercayaan masyarakat terkait kekuatan simbolik sebuah yoni. Yang diyakini bisa senantiasa membawa kemakmuran bagi seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar keberadaan yoni tersebut. IC/VIII/AND/22
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia