Source : bbc

Di beberapa desa di Jawa, bola api misterius masih sering dijumpai. Warga biasa menyebutnya pulung, Bola api itu dianggap sebagai pembawa petaka.

Peristiwa itu berlangsung tepat seminggu menjelang pelaksanaan pesta pernikahan Ade, warga Pare Kediri. Ia menyaksikan sebuah bola api sebesar kepalan tangan orang dewasa tiba-tiba muncul dari balik pohon kelapa di belakang rumahnya jatuh menimpa atap rumah tempatnya tinggal.

Sontak hatinya resah. Ia menanam harap kuat-kuat tak akan terjadi apa-apa menimpa keluarganya. Maklum, sudah menjadi pemahaman umum yang berlaku di masyarakat tradisional jika kemunculan bola api seperti itu adalah pertanda kurang baik. Bisa membawa penyakit atau bahkan isyarat meninggalnya seseorang.  Benar saja, dua hari berselang, bapaknya mendapatkan serangan jantung dan akhirnya tak tertolong. Meninggal dunia tepat lima hari menjelang pernikahan Ade   dilangsungkan

Bola api misterius seperti ini juga sering muncul saat ada momen-momen penting, seperti malam menjelang pemilihan kepala desa. Orang lantas mengait-ngaitkannya dengan upaya saling jegal di antara kadindat kepala desa dengan mengirimkan serangan gaib.

Source : infounik

Yang paling sering  dibicarakan adalah fenomena bola api di kawasan Gunung Kidul – Yogyakarta. Seperti yang menimpa keluarga Mbok Tumikem di awal tahun 2000-an silam. Kala itu ia dimintai tolong Tukirah anaknya yang tengah sakit untuk membelikan buah sawo di pasar.

Demi menghibur sang anak yang cukup lama menderita sakit, janda  60 tahun itu kemudian pergi ke pasar. Betapa remuk hatianya, ketika ia kembali, Tukirah sudah tewas tergantung di kusen ruang tamu rumah mereka.Wanita itu menjerat lehernya sendiri dengan kain.

Santer beredar kabar, rumah Mbok Tumikem ketiban pulung gantung. Menurut pemahaman masyarakat pulung ini adalah roh jahat dengan bentuk cahaya atau bola api sebesar kepalan tangan orang dewasa serta memiliki ekor. Warnanya hijau, orange kemerahan. Masyarakat menyakini pulung gantung inilah yang menyebabkan Tukirah gantung diri.

Kejadian gantung diri itu belum berhenti, beberapa pecan kemudian seorang warga desa yang sama juga ditemukan menggantung hingga tewas. Namanya Solinah yang ternyata juga anak dari Mbok Tumikem. Warga lantas mengkait-kaitkan fenomena pulung gantung yang masih gentangan di sekitar rumah Mbok Tumikem.

Source : kompas

Oleh beberapa orang warga, Tumikem disarankan untuk tidur di depan rumah. Langkah ini diambil untuk mengelabui pulung gantung agar tak mengincar diri serta keluarganya. Dan benar saja cara ini terbilang cukup ampuh, terror pulung gantung itu berhenti. Sayang kejadian serupa muncul di desa lain di kawasan Gunung Kidul.

Beda lagi dengan di Madura. Di beberapa daerah di Madura, malam saat hendak digelar karapan sapi, bola api seperti ini juga sering muncul. “Biasanya malam di lapangan tempat karapan digelar. Sasarannya adalah sapi-sapi yang esoknya akan ikut karapan. Hal seperti itu sudah biasa bagi masyarakat Madura dan sampai saat ini bola api itu masih bisa disaksikan saat menjelang karapan digelar,” ujar Mohammad Sholeh, warga Pamekasan – Madura.

Kalangan supranatural menguraikan bola api ini sebagai wujud energi yang dilemparkan seseorang untuk tujuan mencelakai orang lain. Entah ada hubungannya atau tidak, kini seiring dengan makin terangnya pelosok-pelosok desa oleh aliran listrik penampakan bola api ini makin berkurang. IC/VIII/AND/27

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Komentar Untuk Pulung, Teror Bola Api Misterius