Source : tentangpacet

Ada tiga penunggu gaib yang diyakini menjaga lokasi Prasasti Kembang Sore. Tapi yang paling sering menampakkan diri pada pelaku ritul adalah seorang putri cantik yang bisa berubah wujud menjadi seekor kucing hitam bergaris kuning. Konon kemunculannya menjadi tanda kesuksesan seseorang.

Tak banyak orang tahu, 3 kilometer menjelang tempat wisata Pacet, tepat di Dusun KembangSore Desa Petak ada sebuah saksi sejarah kebesaran Kerajaan Kediri. Situs prasasti dari batu Andesit berbentuk oval ini berukuran 1,2 meter dengan tinggi 1,5 meter.

Berada diareal persawahan, sebuah bangunan pagar tembok setinggi setengah meter dengan tambahan pagar kawat diatasnya. Lokasinya sangat asri meski tak terlalu luas. Dua pohon besar di pojok-pojok membuat suasana terasa dingin dan tenang. Sebuah gerbang mirip candi bentar akan menyambut setiap pengunjung yang ingin melihat situs bersejarah ini.

Menurut Suwito (60), juru pelihara situs, batu prasasti seukuran  kerbau yang tegah bersimpuh ini memang sudah ada sejak dulu. Kebetulan, Ayah Suwito adalah juru kuncinya. “Dulu kondisinya masih ala kadarnya. Tidak ada pagar juga tidak ada cungkup pelindung. Baru setelah bapak saya mendapatkan honor dari balai konservasi, uang tersebut diwujudkan menjadi pagar keliling yang memisahkan situs ini dengan lahan garapan penduduk. Cungkup pelindung prasasti juga baru dibangun pada 1993,” kenang Suwito.

Source : tentangpacet

Piagam Kemenangan

Bentuk batu Andesit ini juga cukup unik. Pada bagian pipih yang menghadap pintu masuklah terdapat pahatan prasasti. Sebuh deretan tulisan Jawa kuno, tersusun rapi memanjang sepanjang bidang pipih batu alam tersebut. Selain tulisan, di dalamnya  juga ada penggambaran, keris, ular yang membelit tongkat, yoni, trisula, sepasang tapak kaki, payung songsong bertumpuk tiga, anglo, makam, surya majapahit serta gambar bintang. Sementara kanan kiri prasasti terdapat sisa-sisa artefak dalam kondisi yang rusak.

“Arca dan batu berbetuk itu saya kumpul dari sekitar batu. Kondisi sudah sangat rusak, ada sudah terpotong dan bahkan ada sudah termakan zaman. Tapi saya pastikan tidak ada dirusak secara sengaja, karena pada zaman perusakan pada benda-benda cagar budaya, situs Prasasti Kembang sore ini aman karena sangat dilindungi oleh warga Desa Petak. Saya juga jamin tidak ada artefak yang dicuri, karena justru saya yang menemukan beberapa peninggalan dan saya kumpul disini untuk memudahkan perawatan dan pengawasan,” tegas bapak empat anak ini.

Seperti yang dituturkan Suwito,  isi prasasti ini kurang lebih adalah perjanjian antara panglima perang Kediri dengan rajanya.  “Disini tertulis Sri Batara Prabu Girindrawardana atau Raden Ranawijaya (Raja Kediri) memberikan hadiah wilayah kepada Panglima Perang Brahma Ganggadara atas keberanian dan keberhasilannya menyerang Majapahit. Atas keberhasilan itu, Ganggadara dibebaskan membayar upeti (pajak) atas hasil bumi yang dihasilkan oleh wilayah perdikan tersebut.”

Masih menurut Suwito, Prasasti ini berangka 1486 Caka. Lelaki ramah ini mengaku sama sekali tidak mengalami kesulitan dalam membaca isi prasasti tersebut. “Tidak sulit karena, huruf yang tertulis pada batu tersebut memang bukan huruf Jawa yang terlalu kuno, tapi juga bukan huruf Jawa baru. Dari prasasti ini pula, nama desa kami berasal. Nama Petak ini diambil dari nama petok atau perjanjian yang sudah tertulis di batu ini. Artinya dulu wilayah petak ini adalah wilayah merdeka dan siapapun tidak boleh mengganggu gugat karena raja sendiri yang telah mengikat perjanjian itu dengan Brahma Ganggadara,” urainya.

Sementara gambar-gambar lainnya, menurut Suwito adalah simbol atau perlambang dari pesan penulisnya. Seperti paying songsong yang merupakan alat upacara dan lambang seorang pemimpin, tapak kaki menggambarkan laku seseorang sebelum mencapai derajat tertinggi dalam hidupnya. Anglo atau bokor sebagai alat meditasi yang juga pengambaran wadah harta duniawi. Sementara trisula dan keris adalah pusaka atau alat pencapai tujuan dalam hidup.  

Source : disporamojokerto

Tiga Penunggu

Ada cara unik untuk membaca prasasti ini. Karena sudah termakan usia, secara kasat mata akan sulit untuk melihat tulisan pada batu tersebut. Namun Suwito punya metode khusus dengan menguyurkan seember air ke arah prasasti. Sekali siraman, tulisan yang tadinya hanya terlihat samar-samar menjadi semakin jelas. Cara ini juga terbilang aman mengingat usia batu dan tulisan yang ada didindingnya yang sudah kuno.

Dan sebagai bentuk penghargaan, sampai sekarang masyarakat Desa Petak masih menghormati dan melestarikan perjanjian ini dengan menjaga dan mengeramatkan situs ini. Setiap tahun warga senantiasa menggelar doa dan kenduri di Punden Watu Tulis ini sebelum menggelar taradisi bersih desa. Selamatan berupa nasi tumpeng dan jajan pasar selalu dilakukan selama 5 Jumat dan  berturut, sebelum melaksanakan acara bersih desa.

Suwito menuturkan pengunjung atau peziarah yang datang tidak hanya dari sekitar tapi orang-orag luar daerah juga banyak yang berkunjung ke situs ini. “Selain peneliti, orang dari jauh juga banyak yang berkunjung, dari Jawa tengah hingga Bali banyak juga yang berkunjung dan melakukan ritual disini. Saya juga tidak mengerti dari mana mereka mendapatkan informasi mengenai tempat ini,” aku Suwito.

Namun Suwito menyakini, jika peziarah yang melakukan ritual di Kembang Sore ini karena memang lokasi ini memiliki tuah mistis yang besar. Ada tiga penunggu gaib yang pernah menampakkan diri pada juru pelihara. Ketika itu Suwito memang tengah mencari obat bagi kesembuhan penyakitnya. Penunggu itu itu berada pada tiga sudut prasasti. Disudut barat ditunggu oleh seorang yang berbaju ulama, sementara disisi Selatan persis di pohon luh, seorang lelaki tinggi besar yang memakai baju kebesaran jaman kerajaan. Yang paling unik adalah disisi timur yang dijaga oleh sosok wanita cantik.

“Dari wanita cantik itulah saya dipesan untuk tidak takut dan juga jangan menganiaya kucing hitam bergaris kuning, karena itulah wujud dirinya. Dan saya benar-benar melihat kucing itu berjalan diatas tembok dan menghilang   masuk ke pohon mangga yang ada disisi timur. Tapi setiap orang punya pengalaman spiritual berbeda-beda di situs ini. Yang pasti jangan pernah bernazar tanpa bisa menepatinya jika berada di situs Kembang Sore ini, “ pungkasnya. IC/AND/XI/030  

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Komentar Untuk Tanda Sukses, Penampakan Gaib Situs Prasasti Kembangsore