• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Historica
  • Post last modified:26 Februari 2023
  • Reading time:3 mins read

Kerajaan Gowa Tallo berdiri pada sekitar abad ke-16,  kerajaan bercorak Islam terbesar di Sulawesi Selatan.  Kerajaan Gowa Tallo dikenal juga sebagai Kerajaan Makassar. Kerajaan ini sebenarnya adalah kerajaan gabungan dari Kerajaan Gowa serta Kerajaan Tallo yang dimiliki oleh dua bersaudara. Pada pemerintahan Raja Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi Khallona, kedua kerajaan ini dipersatukan. Gowa dan Tallo bersatu atas dasar kesepakatan. Hal ini membuat  rakyatnya tidak memihak siapapun namun memiliki dua raja yang masing-masing punya wilayah kekuasaan.

Pada akhir abad ke-16, Sultan Alauddin  jadi sultan Islam pertama di Kerajaan Gowa Tallo. Hal ini sekaligus menjadi tanda  Kerajaan Gowa Tallo sebagai  kesultanan Islam. Sejak itu pertumbuhan Islam di Gowa semakin pesat. Pada tahun kedua pemerintahan sultan Alaudin, seluruh  rakyat berhasil di Islamkan.

Kerajaan Gowa Tallo mencapai puncak masa keemasannya  saat dipimpinan Sultan Hasanuddin pada 1653-1669. Raja Gowa ke-16 yang juga  pahlawan nasional ini berhasil memajukan pendidikan dan kebudayaan Gowa Tallo.  Sultan Hasanuddin yang berjuluk Ayam Jantan dari Timur ini  menentang keras kehadiran VOC saat menguasai sebagian kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi.

Pada masa keemasan Kesultanan Gowa Tallo, Makasar  menjadi pusat perdagangan terbesar di Indonesia bagian timur. Banyak saudagar muslim dari segala penjuru  datang ke Gowa dengan tujuan untuk berdagang. Kesultanan  Gowa Tallo adalah kerajaan maritim karena sebagian besar masyarakatnya adalah pelaut.

Kerajaan Gowa Tallo banyak meninggalkan bukti sejarah yang dapat dilihat hingga saat ini. Beberapa peninggalan artefak yang terpajang di Museum Islam Indonesia, antara lain:

source : Koleksi Museum Islam Lamongan

 

Mata uang Jinggara dan Kupa  

Kerajaan Gowa   mencetak mata uang bernama Jinggara dan Kupa pada abad ke-17. Mata uang Jinggara terbuat dari timah dan tembaga hingga berwarna kuning keemasan. Di permukaan uang yang yang tidak berlubang,  terdapat tulisan Arab. Hal ini  menjadi bukti bahwa kerajaan ini berdasarkan ajaran Islam.  Sultan Hassanudin adalah pencetus pembuatan  mata uang yang sangat digemari  banyak orang.

source : Koleksi Museum Islam Lamongan

Pegon Calligraphy Pyriform Vase

Sebuah vas bunga yang terbuat dari perunggu. Benda ini dianggap  azimat dan kaligrafi Arab yang berfungsi sebagai rajah untuk acara penghormatan untuk upacara dan acara kenegaraan kerajaan. Diperkirakan benda ini berasal dari abad ke-15 hingga ke-16 M.

source : Koleksi Museum Islam Lamongan

Nampan  berhias kaligrafi Arab

Artefak  nampan atau baki yang berfungsi untuk tempat meletakkan makanan dan minuman. Terbuat dari perunggu dengan hiasan berupa kaligrafi Arab yang berasal dari sekitar abad ke-15 dan 16 Masehi.

Tak hanya  hal-hal yang berkaitan dengan artefak dari Kerajaan Gowa-Tallo, Museum Islam Indonesia pun menyajikan benda-benda koleksi dari berbagai kerajaan Islam masyhur di dunia maupun Nusantara seperti Kesultanan Ottoman Turki, Kesultanan Mughal India, Dinasti Cina, Kerajaan Islam Demak, Mataram Islam, Samudera Pasai, Kesultanan Aceh, peninggalan Wali Songo, dan lain-lain.

Museum Islam Indonesia juga dilengkapi dengan teknologi  Augmented Reality (AR), yang   memungkinkan pengunjung berfoto dan membuat  video dengan mengunduh aplikasi   Indonesian Islamic Art Museum AR. Teknologi Augmented Reality (AR)  merupakan terobosan yang brilian untuk memodernisasi tampilan museum agar lebih kekinian. Aplikasi ini berfungsi seperti layaknya kamera yang apabila diarahkan ke obyek gambar dalam museum akan muncul karakter 3 Dimensi. Source : Museum Islam Indonesia Lamongan. IC/AND/XIII/25

 

 

Komentar Untuk Amazing, Artefak  Kerajaan Gowa-Tallo Sulawesi di Museum Islam Indonesia Lamongan