Apa itu Ilung Lanjang, Legenda Hantu Penghisap Mayat ?, sosok yang melegenda di Bawean.
Kala itu kesedihan tergambar jelas diraut muka Mahmudin. Lelaki muda itu memang baru saja kehilangan anak keduanya, Amir. Usianya belum genap lima tahun, seorang balita yang sangat lucu dan menggemaskan. Tak ada tanda atau firasat apapun sebelum kepergiannya. Tiba-tiba saja bocah aktif itu menderita demam selama dua hari dan kemudian menghembuskan nafasnya yang terakhir.
“Semua ini sudah takdir Yang Kuasa. Dokter Puskesmas juga sudah mengeluarkan kemampuannya. Tapi Tuhan berkehendak lain. Amir mendahului kami semua untuk mempersiapkan jalan kami nanti di akhirat,” terang Mudin dengan muka tertunduk lesu.
Menjelang senja, para pelayat satu persatu meninggalkan pemakaman desa. Hanya tinggal tiga orang lelaki, Mahmudin dan dua orang kerabatnya. Kumpulan keluarga ini tampak sibuk mempersiapkan tempat, tikar dan lampu petromaks di samping kuburan Amir. Dua tikar berlapis digelar di samping kanan dan kiri makam. “Ini kebiasaan dan adat di kampung kami. Jika ada anak di bawah lima tahun, makamnya harus akan kami jaga minimal sampai tiga malam berturut-turut. Semua ini kami lakukan agar makam anak atau keluarga kami tidak didatangi dan dirusak oleh ilung lanjang,” ungkap Ramli kerabat Mudin sambil terus sibuk mempersiapkan lampu sorotnya.
Tradisi Jaga Makam
Menurut Ramli, ada semacam kepercayaan pada masyarakat Bawean, jika ada anak atau bayi yang masih di bawah lima tahun, maka orang tua atau kerabatnya harus berjaga-jaga di makam. Ini memang bukan kewajiban, maksud penjagaan tersebut untuk menghindarkan kuburan atau jasad anak-anak dalam liang lahat itu dari gangguan Ilung Lanjang. Masyarakat Bawean sangat percaya bahkan ketakutan dengan mitos ilung lanjang. Ilung lanjang ini dipandang sebagai ilmu hitam yang masih dipraktikkan oleh orang-orang tertentu, terutama yang menghuni pedalaman Pulau Bawean.
Legenda ilung lanjang Bawean
Sebenarnya ilung lanjang ini dulunya adalah kisah legenda atau mitos yang dianggap pernah menguasai banyak daerah di Bawean. Wilayah kekuasaan Ilung Lanjang membentang dari Pulau Gili di ujung timur sampai ke Tajung Kema di ujung barat. Ilung Lanjang memberikan warna tersendiri pada malam-malam yang menggelayuti tanah Bawean pada periode Selambok. Bahkan ilung lanjang dapat disejajarkan dengan hantu-hantu yang jauh sudah ada di Nusantara ini.
Wujud Sosok Ilung Lanjang
Munurut dongeng tutur atau folkore masyarakat Bawean, ilung lanjang digambarkan sebagai hantu lelaki tua renta kesepian. Disebut ilung lanjang karena hidungnya sangat panjang sampai menyentuh tanah, dengan hidung sepanjang itu, dia memanfaatkannya sebagai tongkat. Sayang penggambaran tentang Tidak digambarkan apa pakaian yang dikenakan ilung lanjang. Tapi ada kemunfkian sosok ilung lanjang ini memakai pakaian pengembara layaknya orang-orang yang hidup pada zaman kerajaan sekitar era Tuban atau Majapahit.
Ada kemungkinan jika si ilung ini dulunya adalah lelaki dari daerah luar Bawean yang terdampar di pulau tersebut. Karena usianya yang lanjut, seluruh rambutnya telah memutih dan panjang menutup wajahnya. Tubuhnya yang kering juga telah membongkok. Yang lebih mengerikan adalah kondisi rambut panjangnya dengan hidungnya panjang yang dipakai sebagai tongkat. Bayangkan suatu malam yang berkabut dan dingin, muncul banyangan lelaki tua bongkok berjalan tertatih-tatih bertongkatkan hidung.
Ciri Kehadiran Ilung Lanjang
“Konon ciri khas dari mahluk ilung lanjang adalah suara yang dihasilkan dari hentakan hidungnya ke tanah oleh antukan hidungnya ke tanah. Orang tua dulu cerita jika tiap hentakan hidung panjang itu ke tanah akan berbunyi, tuk, tuk, tuk, tuk, nyaring sekali. Bahkan beberapa orang menceritakan jika bunyi itu juga bergema. Bunyi-bunyi khas ini menjadi tanda kedatangan ilung lanjang di kawasan targetnya,” kisah Mudin.
Hantu Penghisap Mayat
Fakta mengerikan tentang ilmu atau orang Bawean menyebut ilmu hantu ilung lanjang ini adalah kemampuannya untuk membunuh orang atau anak-anak. Karena dikisahkan jika hidung panjangnya, selain berfungsi sebagai tongkat penyangga, banyak kesaksian yang menyebutkan jika hidung itu adalah senjata andalannya. Hidung itu juga berfungsi sebagai alat penghisap saripati kehidupan manusia.
“Kami percaya jika ada bocah mati, usia sekitar lima tahun ke bawah, pada malam harinya ilung lanjang akan mendatangi kuburannya, menancapkan hidung panjangnya ke tanah kubur yang masih gembur. Kemudian, dia menyedot saripati si mayat. Energi yang tersisa dari mayat ini akan memberik ilung lanjang kekuatan dan daya hidup,” papar Mudin.
Selain ditakuti, ilung lanjang ini juga menjadi cara yang sangat efektif untuk memberi pengajaran pada anak-anak untuk tidak berkeliaran pada malam hari, atau segera tidur saat berada di kamar tidur. Karena secara tidak langsung ilung lanjang ini sudah menjadi mental knowledge.
Kini, hanya sedikit orang yang masih mengenal ilung lanang, ilmu kuno yang pernah menguasai seantero Bawean, mecekam orang-orang dengan gema antukan hidungnya, menyatroni pemakaman dengan penghisapan kubur bayi. Persembunyiannya berupa kegelapan, kabut yang melayang untuk mencari saripati hidup guna menyambung hidup abadinya. IC/VI/AND/17
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia