Berbagai kejadian mistis terutama penampakan mahluk gaib kerap terjadi di wilayah Desa Saren, yang dulunya merupakan bekas genangan sosok raksasa penguasa Sangiran, yang terbunuh.

Debu beterbangan menutup pandangan mata, saat sebuah truk melintas di jalanan Desa Saren, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Meski demikian, desa yang berada dekat dengan kawasan situs purbakala Sangiran ini termasuk salah satu desa yang subur.  

Namun siapa yang sangka kalau kesuburan tanah di desa ini tak lepas dari sebuah legenda mengerikan yang diyakini pernah terjadi di desa ini. Yaitu peristiwa berdarah yang melibatkan sosok raksasa jahat dnegan seorang ksatria sakti. Dari pertempuran dahsyat yang konon terjadi hingga berhari-hari itu, kerusakan terjadi di mana-mana. Termasuk tanah yang teraduk-aduk. Hingga pada akhirnya sang ksatria berhasil mengalahkan raksasa itu dan kemudian memenggal kepalanya.

Darahpun mengalir dnegan deras dari leher sang raksasa, menimbulkan sebuah aliran sungai darah yang cukup deras. Dan anehnya, aliran sungai darah itu terus mengalir hingga akhirnya berhenti dan menggenang di wilayah Desa Saren.

Lautan Darah

Karena begitu banyaknya darah yang keluar, genangan darah tersebut hingga membentuk seperti telaga di wilayah Desa Saren yang saat itu masih berupa hamparan tanah gersang. Dan genangan darah inilah yang kemudian memunculkan istilah saren untuk penamaan desa ini.

“Saren itu kan istilah bahasa Jawa dari darah yang membeku. Sebab dulu di sini adalah bekas genangan darah sosok raksasa yang mati terbunuh. Yang mana darah itu mengalir dan mengumpul di sini,” ujar Hamid, salah seorang sesepuh Desa Saren.  

Dan sebuah keanehan terjadi usai munculnya genangan darah di wilayah desa ini. Tanah yang sebelumnya terlihat sangat gersang, tiba-tiba langsung berubah menghijau, dengan tumbuhnya bermacam tanaman. Yang pada akhirnya berubah menjadi hamparan hutan lebat.

“Konon saat pertama kali datang ke wilayah ini, bagian atas tanahnya masih berupa darah yang membeku. Makanya kemudian warga menyebut wilayah desa ini dnegan nama Saren,” lanjut Hamid.

Begitu banyaknya darah yang saat itu menggenang, memang diduga membuatnya tidak segera terserap tanah. Sehingga meski sudah beribu tahun, lapisannya masih tetap tersisa di bagian atas. Namun demikian benar atau tidak, hal ini ini tidak ada yang bisa memastikan. Sebab itu hanya cerita tutur dari mulut ke mulut. Dan ada kemungkinan juga bahwa lapisan mirip darah beku itu sebenarnya adalah lapisan lumut tertentu yang menutupi permukaan tanah.

“Saya juga tidak tahu pasti kebenaran cerita itu. Sebab itu cuma cerita tutur dari orang-orang tua jaman dulu. Tapi kalau kemungkinan itu bukan darah, melainkan lapisan lumut. Hal ini bisa terjadi karena kemungkinan saat itu hutannya sangat lebat. Sehingga kondisi tanahnya menjadi basah dan kemudian berlumut. Dan salah satu jenis lumut yang menutupinya kemungkinan berwarna merah kecoklatan, mirip warna darah beku,” papar pria 70 tahunan ini.

Seiring semakin banyaknya orang yang tinggal menetap di desa ini, akhirnya Desa Saren semakin berkembang. Dan hal inipula yang kemudian juga memicu terjadinya sebuah peristiwa berdarah baru di masa perang kemerdekaan. Yang kemudian semakin menguatkan bahwa wilayah desa ini memang identik dengan lautan darah.

Saat itu di desa ini terjadi sebuah pertempuran dahsyat antara para pejuang dnegan pasukan Belanda. Ribuan orang dikabarkan gugur, baik dari pihak pejuang maupun pihak penjajah. Yang kemudian memunculkan banyak genangan darah di mana-mana.

Pertempuran yang terjadi di sekitar lokasi Pasar Saren saat ini, pada akhirnya semakin menguatkan keyakinan warga bahwa nama desa yang mereka tinggali adalah Saren. Dan konon akibat dari kejadian itu, dulu kerap terjadi berbagai peristiwa mistis berupa penampakan pasukan Belanda yang tengah berbaris. Lalu tak jarang pula terdengar seperti ada suara tembakan-tembakan. Yang tentunya tidak mungkin terjadi, karena tempat ini jauh dari basis militer.

Hal-hal mistis itu biasanya kerap terjadi di sekitar pasar serta sebuah lapangan voley yang dulu merupakan bekas makam Belanda. Namun seiring berkembangnya wilayah desa ini, penampakan-penampakan seperti itu sudah semakin jarang terjadi. Terlebih setelah bekas makam Belanda yang ada di desa ini telah diubah menjadi lapangan volley oleh warga.  IC/AND/X/02

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Komentar Untuk Kisah Mistis Desa Saren, Wilayah Bekas Genangan Darah Raksasa