Categories: Historica

Jalan Panjang Penemuan Hingga Pemugaran Candi Prambanan

Sempat menjadi korban penjarahan dan perampokan benda-benda peninggalan sejarah, Candi Prambanan akhir menampakkan sosoknya yang anggun dan indah. Tidak berlebihan jika kemudian UNESCO menempatkannya sebagai Situs Warisan Dunia.

Sebenarnya kata penemuan sangat tidak tepat untuk mendiskripsikan proses pengungkapan Candi Prambanan. Sejak lama, penduduk lokal sebenarnya sudah mengetahui keberadaannya, karena candi tersebut juga tidak terkubur atau hilang. Sayangnya tidak ada usaha dari masyarakat Jawa ketika itu untuk lebih menggali warisan leluhur mereka.

Sama sekali tidak ada usaha untuk mencari tahu, siapa yang membangun, pada zaman apa candi tersebut dibuat atau siapa nama raja yang memerintahkan pembangunan candi tersebut. Masyarakat justu memilih membuat cerita versi mereka sendiri sebagai hasil imajinasi. Lewat dongeng, asal usul candi tersebut mencoba mereka jelaskan.

Kisah-kisah fantastis tersebut itu seperti raja raksasa adalah konseptor pembangunan, juga tentang ribuan bangunan candi yang hanya dibuat dalam waktu semalam dengan bantuan bangsa jin dan dedemit. Atau juga kisah tentang putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Semua kisah fantasi tersebut terangkum dalam kisah Rara Jonggrang.

Sisa penjarahan, ragam hias dibagian candi pada 1889, Source: tropenmuseum

Orang pertama yang mengungkapkan keberadaan candi ini oleh CA Lons, orang Belanda pada 1733. Candi ini kemudian menjadi perhatian dunia pada masa masa pendudukan Inggris di Jawa. Saat Colin Mackenzie, bawahan Sir Thomas Stamford Raffles, dengan bantuan penduduk sekitar dan kerabat keraton Jogja mengunjungi candi yang belum diberi nama tersebut.

Meski Gubenur Jendral Sir Thomas telah memerintahkan penyelidikan secara ilmiah, namun puing-puing dan reruntuhan candi tersebut masih terus terlantar hingga puluhan tahun berikutnya. Beberapa penggalian dan pembongkaran yang kurang profesional sempat dilakukan, namun hal ini justru memperparah kondisi candi. Pencurian dan penjarahan relief dan batu-batu ukir marak terjadi.

Pada 1855, Jan Willem Ijzerman, memulai kembali upaya untuk membersihkan dan menata beberapa formasi batu dan tanah dari bilik candi. Sayangnya pada fase ini pembongkaran juga dilakukan secara ceroboh sehingga banyak batu-batu candi yang kemudian hanya ditumpuk disepanjang Kali Opak.

Pada masa ini, penjarahan hiasan candi kembali marak. Beberapa orang-orang Belanda mengambil untuk dijadikan hiasan pada rumah-rumah mereka. Bahkan beberapa juga dijadikan souvenir yang dikirim hingga ke Eropa.

Kondisi candi padaa saat pemugaran 1895, Source: wiki

Pemugaran sesuai dengan kaidah kepurbakala baru dilakukan pada 1918 hingga 1930. Namun sebelum itu, usaha penyelamatan candi sudah dilakukan oleh Theodoor van Erp, pada 1902-1903 dengan melalukan pembongkaran pada bagian candi yang rawan runtuh.

Pada fase 1918-1926, pemugaran dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala masa kolonial atau Oudheidkundige Dienst di bawah pengawasan arkeolog PJ Perquin dengan metode yang lebih sistematis dan sesuai kaidah arkeologi. Candi ini juga mulai dikenal dengan nama Candi Prambanan karena berada di desa Prambanan.

Pada 1926 arkeolog De Haan melakukan pemugaran hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Setahun berikutnya dilanjutkan oleh Ir. V.R. van Romondt yang terhenti karena kedatangan Jepang ke Jawa. Setelah Indonesia merdeka, upaya pemugaran itu tetap dilakukan oleh arkelog-arkeolog Indonesia hingga 1993.

Setelah gempa 2006 beberapa bagian candi mengalami kerusakan, Source: borobudurpark

Pada 1953, Candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampung dipugar dan diresmikan oleh Presiden pertama RI Sukarno. Pemugaran pada tahap ini, pada beberapa bagian menggunakan batuan candi baru karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain.

Dalam kaidah arkelogi, candi yang dapat dipugar minimal memiliki 75 persen dari formasi bantuan aslinya. Itulah sebabnya, banyak candi-candi kecil yang sampai saat ini belum di pugar dan hanya menyisakan bagian pondasinya saja.

Berkat kerja keras banyak pihak, kini Candi Prambanan diakui sebagai Situs Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO. Candi Prambanan menerima status ini sejak 1991. Hingga saat ini beberapa bagian candi Prambanan terus direnovasi untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa Yogyakarta pada 2006 lalu.

Gempa tersebut memberikan kerusakan cukup hebat karena telah merusak sejumlah bangunan dan beberapa arca. IC/IV/AND/12.

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Share
Published by
Wisnu