Polisi Istimewa, Bapak Brimob
Spesialis Menumpas Separatisme
Awalnya Jasin keberatan masuk pendidikan polisi, tekadnya adalah menjadi penerbang. Namun karena orang tuanya tidak setuju dirinya menjadi penerbang, maka Jassin memutuskan menerima saran dari kakak iparnya untuk masuk kepolisian.
Karena bujukan, bahwa seragam polisi tak kalah gagah dari seragam penerbang, Jasin memutuskan masuk polisi awal decade 40 an. Ia diterima menjadi anggota polisi di Makasar. Di kepolisian, karir Jasin justru meroket. Kecerdasan dan ketangkasannya menuai banyak pujian dari atasan mulai akhirnya zaman Hindia Belanda hingga zaman Jepang.
Polisi Istimewa
Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Moehammad Jasin adalah Komandan Tokubetsu Keisatsutai, kesatuan polisi Jepang, di Surabaya. Jiwa nasionalis meledak mengetahui Indonesia sudah merdeka, dan pada 21 Agustus 1945, Jasin menyatakan bahwa Tokubetsu Keisatsutai menjadi Pasukan Polisi Republik Indonesia. Jasin adalah pencetus lahirnya Kepolisian Republik Indonesia.
“Proklamasi Polisi Karesidenan Surabaya” mengandung arti pasukan tersebut adalah Pegawai Polisi Republik Indonesia yang berkewajiban menjunjung tinggi dan mempertahankan kedaulatan dan kehormatan negara Republik Indonesia. Sebuah tugas yang sangat berat untuk sebuah Negara yang baru lahir.
Saat situasi Surabaya memanas melawan Sekutu hingga terjadi peperangan heroik 10 November 1945, Jasin memegang peranan penting. tanpa peran Jasin dan pasukan polisi istimewanya, tidak akan ada pertempuran di Surabaya. Jasin lah yang mengomando untuk merampas seluruh persentaan tinggalan Jepang untuk dipakai oleh pejuang Surabaya melawan pasukan Sekutu.
Kesatuan Polisi Istimewa yang terorganisir rapi bersenjata lengkap, mampu mempelopori serta memberikan kesadaran akan kemampuan militansi pejuang Surabaya untuk melakukan pertempuran heroik sejak 28 Oktober hingga 28 November 1945 dan titik puncaknya pada 10 November 1945.
Jasin memang polisi istimewa, beliau mendapat Gelar Bapak Brigade Mobil (Brimob). Ia diakui sebagai pendiri Mobbrig atau Brimob yang diresmikan 14 November 1946. Pasukan ini turut aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, termasuk ketika Belanda dua kali melancarkan agresi militer.
Tumpas Separatis
Moehammad Jasin tidak pernah berhenti membela negeri ini. Ia dan laskar brigade mobilnya nyaris selalu turun tangan setiap kali ada upaya yang merongrong kesatuan Indonesia. Diantaranya berperan dalam penumpasan Peristiwa Coup Berdarah PKI September 1948 di Madiun. Penanggulangan Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang bermaksud melakukan kudeta pada 23 Januari 1950.
APRA selesai muncul gerakan separatis gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan 1949 di Jawa Barat. Jasin membentuk dan memimpin batalyon khusus berupa 10 kompi Brigade Mobil untuk menumpas DI/TII.
Dalam kurun waktu yang kurang lebih sama, Pasukan Jasin juga dikirim ke Indonesia bagian timur untuk menuntaskan Republik Maluku Selatan (RMS) yang diproklamirkan pada 25 April 1950.
Karier polisi Jasin meredup ketika ditunjuk sebagai Duta Besar Tanzania pada 1967. Pada masa Orde Baru ini, Jasin aktif di pemerintahan dan sempat menjadi anggota MPR-RI periode 1972-1977.
Moehammad Jasin akhirnya menutup mata untuk selama-lamanya pada 3 Mei 2012, tepat hari ini enam tahun silam, dalam usia 92. Dan Pada 5 November 2015, Moehammad Jasin yang lahir di Baubau, Sulawesi Tenggara, pada 9 Juni 1920, mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Jasin adalah polisi pertama dalam sejarah Republik yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.