Perlengkapan dan persenjataan pasukan Janissary terbilang sangat lengkap pada zamannya, beberapa senjata tajam dan senjata api. Janissary biasanya dipersenjatai pedang pendek, Yatağan. Selain itu, Janissary juga membawa kapak, tombak, belati, tongkat, dan Kılıç pedang dengan bilah yang melengkung. Namun untuk senjata dengan jangkauan yang lebih jauh, Janissary membawa busur, anak panah dan senapan. Bahkan pada tahun-tahun berikutnya pasukan ini juga dilengkapi meriam tangan.
Ciri lain Janissary adalah seragam dengan topi khusus yang disebut sebagai “börk“. Topi-topi ini juga memiliki tempat penahan di depan, yang disebut kaşıklık. Pasukan Janissary kunci penentu kemenangan pasukan Ottoman dalam penaklukkan Konstantinopel pada 1453 M. Diperkirakan ada sekitar 5.000 hingga 10.000 pasukan Janissary dikirim untuk melakukan pengepungan benteng Konstatinopel.
Selain kemenangan besar di Konstatinopel, pasukan Janissary juga sangat berperan dalam ekspansi militer Ottoman lainnya. Beberapa kali pasukan Janissary melakukan kampanye militer ke Eropa. Ekspansi Ottoman ke Hungaria dan Austria, Janissary juga berperan penting pada pada pertempuran dan pengepungan seperti Pengepungan Vienna (1529), Perang Creta (1645–1669), Pertempuran Chaldiran (1514), Pengepungan Malta (1565), Pertempuran Mohács (1526), dan beberapa perang lainnya.
Dengan dominasi kekuatan militer ini, Ottoman sangat berkuasa hingga abad ke-17. Namun kekuatan Janissary mulai balik arah dan melakukan tindakan yang mengarah kepada pemberontakan dan perlawanan terhadap otoritas sultan dan istana. Peristiwa yang disebut dengan Vaka-i Hayriye pada 15 Juni 1826 adalah catatn hitam pemberontakan Janissary. Meski berhasil dipadamkan namun sekitar 6.000 Janissary harus jadi korban dan dieksekusi mati.
Perjalanan kesuksesan Kekaisaran Ottoman Turki dapat dilihat di Museum Islam Indonesia Lamongan. Aneka benda peninggalan berupa bubuk mesiu dan pistol dari masa keemasan Kekaisaran Turki dapat dilihat disana. Seperti wadah bubuk mesiu yang terbuat dari baja dengan ukiran-ukiran khas Timur Tengah. Diperkirakan benda ini berasal dari abad ke-18 dan kemungkinan digunakan oleh pasukan artileri untuk amunisi meriam versi kecil.
Koleksi di atas merupakan Hand Gun atau pistol laras pendek yang terbuat dari baja dan diperkirakan berasal dari abad ke-17 hingga ke-18 Masehi. Dari bentuk pistolnya diperkirakan senjata api ini digunakan oleh pasukan Janissary.
Museum Islam Indonesia Lamongan yang berlokasi di Jl. Raya Daendless Paciran, Lamongan. Museum ini terdapat di satu area dengan Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Maharani Zoo Lamongan (Mazoola).bersambung – IC/AND/XVII/14