Hampir disetiap temuan arkeologis, selalu saja ditemukan benda-benda di sekitar pekuburan. Benda-benda tersebut dikenal sebagai bekal kubur. Penemuan bekal kubur pertama kali ditemukan pada pemakaman manusia Neanderthal di Gua Shanidar, Kurdistan. 10 rangka penguburan manusia Neanderthal dengan bekal kubur bunga yang berasal dari 55-45 ribu tahun yang lalu.
Pemberian bekal kubur dalam proses penguburan manusia, bermakna penghormatan serta menjadi bekal bagi roh dalam perjalanan ke alam keabadian. Adapun bekal kubur yang bisanya disertakan pada jensah sangat bervariasi, mulai bunga, manik-manik, logam seperti mata panah, kulit kerang, alat batu, hewan dan benda lainnya yang dianggap berharga. Tradisi bekal kubur bersifat universal dan menyebar di hampir di seluruh bagian dunia.
Sementara di Indonesia, penguburan mulai banyak di dilakukan dan temukan pada masa perundagian atau zaman perunggu hingga besi. Tercatat beberapa situs kubur pada masa prasejarah memiliki bekal kubur yang bervariasi. Situs Gua Harimau di Sumatera Selatan bekal kuburnya terbuat dari kerang, logam dan gerabah. Sementara situs Anyer Banten memiliki bekal kubur gerabah, manik-manik dan logam mirip situs penguburan prasejarah lain seperti di Situs Plawangan, Rembang- Jawa Tengah, Situs Gilimanuk, Pangkung Paruk, Manikliyu dan Sembiran di Bali.
Bekal kubur pada pemakaman masa prasejarah, mengindikasikan pada masa itu sudah ada stratifikasi sosial pada sistem kemasyarakatan. Stratifikasi sosial sebagai pembeda penduduk dalam lapisan kelas-kelas secara hirarkis atau bertingkat, dalam bentuk kelas sosial yang bisa kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Uniknya tidak semua situs-situs arkeologis terutama pekuburan memiliki bekal kubur. Hanya beberapa kubur tertentu saja yang terdapat atau memiliki memiliki bekal kubur. Situs kubur prasejarah di Lambanapu, Sumba Timur yang menemukan 53 individu yang dikuburkan tanpa wadah yang langsung dikuburkan pada lubang. Ditemukan juga 52 tempayan gerabah yang berkaitan dengan fungsi wadah kubur, namun tidak semua temukan dengan bekal kubur, hanya beberapa saja yang memiliki bekal kubur.
Secara umum, pemberian bekal kubur bagi si jenasah memberikan informasi tentang status sosial yang di kuburkan. Bukan itu saja, bekal kubur bagi para peneliti juga memberikan informasi dari benda-benda apa saja yang tengah digemari pada masanya. Bahkan bekal kubur juga memberikan banyak informasi lain seperti teknologi, perdagangan, serta sosial budaya yang terjadi pada masa tersebut. Semua benda terutama bekal kubur membantu para peneliti sejarah dan arkeologi melakukan dalam rekonstruksi sejarah. IC/AND/XIV/12