Jalur strategis perdagangan dunia membuat Sriwijaya cepat berkembang, Source: indepedia
Secara geografis, Kepulauan Nusantara terletak dalam jalur angin musim (muson). Kawasan yang sangat strategis dan ramai sebagai jalur pelayaran yang menghubungkan dunia barat dan timur sejak sebelum masehi. Dan Sriwijaya adalah penguasa jalur lintas pedagangan di Selat Malaka. Sebuah laut sempit yang menjadi jalur penghubung pelayaran dunia.
Nusantara, terutama Sumatra menyediakan kawasan dan pulau sebagai tempat persinggahan dan tempat untuk mengisi ulang persediaan dan bekal pada kapal-kapal yang berlayar ke Timur, China dan berbagai penjuru dunia lainnya.
Meski awalnya hanya pelabuhan transito, namun ternyata, Sumatra juga memiliki komoditas rempah yang banyak diburu bangsa-bangsa di seluruh dunia. Jadilah pelabuhan-pelabuhan di kawasan Selat Malaka khususnya disekitar Palembang dan Jambi, dua kawasan dalam kendali Sriwijaya ini menjadi berkembang menjadi pelabuhan besar dan strategis.
Pelabuhan di muara Sungai Musi tumbuh dan berkembang pelabuhan internasional, Source: pinterest
Pelabuhan Strategis
Kawasan pantai berkembang menjadi kota-kota pelabuhan dan dagang yang cukup terpandang. Perdagangan rempah-rempah dan komoditas lainnya juga tumbuh dengan pesat. Yang awal hanya transit, kini berubah menjadi tujuan pengambilan dan bongkar muat komoditas. Ramainya perdagangan rempah dan pelayaran di Kepulauan Nusantara, tercatat dalam berita Tiongkok sejak awal masehi.
Masa Dinasti Tang, Dinasti Sung, Dinasti Yuan, Dinasti Ming (sekitar abad 7-14 Masehi) hubungan dagang itu telah terjalin dengan kerajaan-kerajaan Nusantara. Dalam berita tersebut selalu tentang jenis-jenis tanaman rempah yang diperoleh dari negeri laut selatan (Nanhai).
Hubungan itu terjalin dengan sangat baik dengan, tukar menukar produk juga terjadi sebagai dampak perdagangan yang setara. Sebaliknya Tiongkok juga memberikan barang-barang produksi Tiongkok seperti keramik dan kain sutra.
Keramik dan guci dari China, bukti dekatnya hubungan diplomatic China dan Nusantara, Source: kohantique.
Perdagangan rempah antara Nusantara dan Tiongkok, juga membuat penguasa dinasti-dinasti di Tiongkok ini mengalami kemakmuran dan menjadi semakin makmur, seiring diterapkannya kebijakan perdagangan internasional Tiongkok dengan kerajaan-kerajaan tetangga.
Meski kekuasaan dinasti Tiongkok silih berganti, namun hubungan baik dengan penguasa di Nusantara terus berjalan dan dijaga. Bahkan dalam perkembangannya, hubungan perdagangan rempah tersebut juga berkembang ke arah hubungan diplomatik, keagamaan, dan pendidikan.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya berita-berita yang ditulis oleh pada pengelana dari Tiongkok dan bangsa-bangsa lain yang menjelaskan secara detail mengenai hubungan baik antara Tiongkok dan Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Candi Muara Takus bukti kejayaan Sriwijaya sebagai penguasa Nusantara barat, Source: helloindonesia.
Pusat Agama Budha
Sebagaimana era tumbuhnya Sriwijaya di abad ke 7-9 Masehi menjadi kekuatan maritim yang dominan di nusantara bagian barat. Kekuatan maritim Sriwijaya menjadi sangat menentukan karena kerajaan ini menguasai jalur lalu lintas perdagangan di Selat Malaka. Ketika Sriwijaya menjadi pusat pendidikan agama Buddha, banyak para bhiku Tiongkok tinggal dan belajar di Universitas Swarnadwipa selama bertahun-tahun.
Catatan Tiongkok Nanhai Ji Gui Neifa Zhuan Source: kemendikbud
Catatan Tiongkok Nanhai Ji Gui Neifa Zhuan atau Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan, yang ditulis oleh Yi Jing abad ke-7 Masehi juga menjadi bukti bahwa pendidikan di Suwarnadwipa tidak terbatas pada ilmu theology filsafat Buddha, namun juga ilmu pengobatan atau cikitsā vidyā dengan menggunakan ramuan rempah-rempah yang tumbuh di nusantara. IC.
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia