• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Historica
  • Post last modified:19 Juni 2023
  • Reading time:3 mins read
source : int

 

Kehidupan religius pada masa majapahit telah memberikan andil yang sangat besar dalam perkembangan peradaban manusia Majapahit dan beberapa kerajaan penerusnya. Jadi majapahit adalah peletak dasar kemajuan dan modernitas kehidupan masyarakan Nusantara. Semua ini dapat dilihat dan terekam dengan sangat apik di beberapa karya sastra yang sangat indah dan bermutu.

Karya susastra tersebut antara lain kakawin Negarakertagama, Arjunawiwaha, Sutasoma, Lubdhaka, Writasancaya dan Kunjarakarna. Dalam Negarakertagama, Mpu Prapanca menuliskan bahwa terdapat tiga pejabat pemerintahan yang mengurusi agam yakni, Dharmadhyaksa Kesewan untuk agama Siwa, DharmaKasogatan untuk agama Budha dan Menteri Herhaji untuk aliran karsyan. Pejabat-pejabat tersebut dibantu oleh Dharma-Upapatti yang mengurusi sekte-sekte seperti Sivasiddhanta dan Bhairawapaksa.

Kehidupan religius Majapahit mencapai tahap perkembangan yang belum pernah dicapai atau terjadi pada masa-masa sebelumnya. Perkembangan tersebut adalah penggabungan atau penyatuan antara agama Siwa-Budha. Pertemuan lintas agama ini terjadi karena tataran kebenaran tertinggi, meski pada prakteknya, ritual ibadah keduanya tetap terpisah.

Reruntuhan Candi sebagai bukti kemajuan dan peradaban masyarakat Majapahit, source : NG

 

Pandangan atau paham raja sebagai titisan dewa yang dianut kerajaan diwujudkan dalam pembuatan arca perwujudan dari raja-raja yang telah wafat yang kemudian di dharmakan di dalam sebuah percandian.

Pada saat yang sama, di Majapahit juga berkembang agama karesian yang dikembangkan dalam sekolah yang dipimpin oleh pendeta atau Rsi. Dasar dari ajaran sekte ini adalah sivasiddhanta, yang memandang meditasi sebagai cara untuk mencapai realitas yang absolut. Ajarannya berkembang pada masyarakat yang bercampur dengan kepercayaan tradisional asli masyarakat Jawa kuno.

Ritusnya diwujudkan sebagai perjalanan menuju tingkat-tingkat kesempurnaan hidup. Penganut agama ini mengiosalsi diri mereka di gunung-gunung dan tempat sunyi sebagai rangkaian pengajaran menuju kesempurnaan hidup. Meditasi yang dilakukan di banyak gunung seperti Gunung Penanggungan, Arjuno dan Sukuh.

Kehadiran agama Islam juga turut mewarnai ragam dan kekayaan unsur magi religi pada masyarakat Majapahit. Tidak kurang ditemukan 30 nisan dengan corak muslim di komplek makam Troloyo. Sebagian besar nisan tersebut memiliki rentang waktu antara 1356 – 1475 masehi. Dengan kata lain hal ini menunjukkan Islam telah ada dan berkembang pada masa puncak kejayaan majapahit. Semenjak mas pemerintah Prabu Hayam Wuruk, Majapahit telah menjelma menjadi negara yang terbuka, multicultural dan masyarakat hidup dengan harmonis meski mereka mereka memiliki religi masing-masing. IC/AND/XV/01

 

 

 

 

 

 

Komentar Untuk Religi dan Kesusastraan Era Majapahit