Historica

Sejarah Pulau Bali Asal Mula Terbentuknya Pulau Dewata

Sejarah Pulau Bali tak bisa dipisahkan dari awal mula terbentuknya pulau dewata. Lebih dari satu juta tahun lalu, aktivitas vulkanik telah berlangsung intens dalam waktu yang cukup lama. selama berabad-abad. Sebagian besar permukaan bumi.  Kebanyakan pulau di  Indonesia  adalah hasil  bentukan subduksi  tektonik dari lempeng Indo-Australia  yang berada di bawah lempeng Eurasia.

Aktivitas inilah yang menaikkan endapan laut purba berikut  terumbu karang purba. Formasi geologi ini masih dapat dilihat di  daerah-daerah seperti Bukit semenanjung yang bertebing batu kapur  di kawasan Uluwatu, atau di barat laut pulau di Prapat Agung.

source : travelperi

Pada suatu waktu pulau-pulau di sekitar Pulau Jawa adalah tanah yang menyatu. Ini terutama terjadi pada zaman  penurunan permukaan laut saat zaman es. Bukti otentik yang dapat dilihat sampai sekarang adalah banyaknya kesamaan  fauna dan flora kawasan ini  mendekati benua Asia.

Sederetan gunung berapi membujur di bagian  utara pulau itu. Gunung berapi tertinggi adalah gunung  api strato yakni   Gunung Agung yang memiliki ketinggian  3.142 m.  Aktivitas gunung berapi ini menimbulkan endapan abu yang tebal dan kesuburan tanah yang luar biasa.

Wilayah Bali Pada Masa Paleolitik dan Mesolitik

Karena Bali merupakan  bagian dari paparan Sunda, banyak yang memperkirakan Bali mulai dihuni oleh manusia sejak zaman Paleo Paleolitik. Antara tahun satu sebelum Masehi hingga  200.000 sebelum Masehi. Hal ini dibuktikan dengan   penemuan alat kuno seperti kapak tangan yang ditemukan di desa Sembiran dan Trunyan di Bali.  

Formasi geologi yang membentuk Pulau Bali, source : pinterst

Periode berikutnya adalah  periode Mesolitik antara 200.000 hingga  30.000 Sebelum Masehi. Pada masa ini ditandai dengan  pengumpulan dan perburuan makanan canggih. Alat-alat  yang digunakan juga  lebih canggih dari zaman sebelumnya. Alat-alat seperti  mata panah, pisau sayat serta alat-alat kecil dan besar yang  terbuat dari tulang hewan atau ikan.

Masyarakat pada periode ini  tinggal di gua-gua dan mereka kerap kali berpindah. Bukti keberadaan dan peradaban ini dapat dilihat pada temuan gua di Bukit Pecatu di Kabupaten Badung. Gua Selanding dan Karang Boma.

Manusia homo erectus Bali ini secara periodic digantikan oleh kelompok manusia homo sapiens yang  tiba sekitar 45.000 Sebelum Masehi. Gelombang homo sapien  pertama tersebut adalah  orang-orang Australoid bermigrasi ke selatan dan mendiami beberapa kawasan di Pulau Bali pada masa modern ini.

Penginggalan peralatan zaman batu di Bali

Masa Prasejarah Bali

Seperti daerah-daerah di Indonesia pada umumnya, masa prasejarah Bali pada dasarnya terjadi pada masa yang sama. Masa prasejarah tersebut   meliputi tingkat-tingkat kehidupan. Seperti  berburu dan mengumpulkan makanan. Perkembangan dari taraf mula-mula hingga tingkat lanjut. Kemudian berlanjut pada masa bercocok tanam, dan masa perundagian atau kemahiran teknik.

Pada masa prasejarah, masyarakat  Bali belum mengenal budaya tulisan. Meski tanpa budaya tulis menulis, bukan berarti masa prasejarah di Bali bukan tanpa bukti. Beberapa peninggalan masa ini justru masih bisa dipakai untuk merekonsturuksi pola hidup dan kemajuan pada tingkat peradaban masyarakat Bali pada masa itu.

Bahkan riwayat kehidupannya  masih dapat dilihat pada masa milenial ketiga ini. Perjalanan perkembangan masa prasejarah di Bali pertama-tama dipaparkan  oleh seorang naturalis Belanda  bernama  Georg Eberhard Rumpf . Dalam temuannya ia  yang menyebutkan keberadaan nekara Pejeng pada  bukunya yang berjudul Amboinsche Rariteitkamer pada 1705.

Penelitian ini kemudian dilanjut oleh WOJ Nieuwenkamp, seorang pelukis handal yang melakukan kunjungan dan penelitian di Bali pada 1906.  Nieuwenkamp   mengadakan perjalanan menjelajahi Bali dan memberikan beberapa catatan antara lain tentang nekara di Pejeng, Pura Bukit Penulisan dan Trunyan.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh KC Crucq pada 1932. BUkan hanya nekara Pejeng, tetapi Crucq juga berhadil menemukan tiga bagian cetakan nekara Pejeng. Ketiga bagian cetakan itu ditemukan di Pura Banjar Manuaba, Desa Kendran, Tegallalang Bali. IC/VII/And/03

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Share