Legenda

Kisah Misteri Pintu Air Jagir, Kerajaan Buaya Putih Yang Konon Angker

Setiap korban yang hanyut di Kali Jagir bisa dipastikan akan kehilangan nyawanya. Konon korban tenggelam itu menjadi tumbal bagi kerajaan siluman buaya putih.

Kawasan angker tidak selalu bangunan atau kuburan. Di Surabaya, ada kawasan yang terbilang sangat angker, sebuah sungai yang bernama Kali Jagir. Kawasan ini menjadi angker karena setiap saat selalu saja ada orang tewas tenggelam di Kali Jagir. Konon para korban tewas ini memang menjadi tumbal bagi penghuni gaib di kali tersebut.   Kali Jagir adalah  anak Sungai Mas,  merupakan sungai buatan pada zaman kolonial  Belanda yang mengalir ke arah timur. Sungai ini bermuara di Selat Madura dan berfungsi sebagai  pengendali banjir.

source : pinterest

Di sungai ini juga terdapat pintu air peninggalan Belanda yang saat ini masih dipergunakan untuk pengaturan debit air Kali Mas, yaitu pecahan Sungai Brantas di kota Surabaya untuk dibuang ke Kali Jagir. Posisi  pintu itu   di sebelah Stasiun Kereta Api Wonokromo dan Perusahaan Daerah Air Minum Kodya  Surabaya. Pintu air ini ini dibangun pada 1917. Tapi konon, jauh sebelum itu kawasan pecahan Kali Mas ini juga menjadi saksi sejarah penyerangan bangsa asing terhadap kerajaan Nusantara.

Sejarah Tempat Pintu Air Jagir

Menurut ahli sejarah, di lokasi sekitar Kali Mas dan pintu air sekarang ini dulu merupakan tempat para tentara Tar-tar melempar sauh. Beratus-ratus kapal perang yang telah dikecilkan ukurannya sempat beristirahat dan membangun pangkalan dikawasan ini.

Sebagian pasukan  diturunkan untuk melakukan penyusuran dan perjalanan darat, sementara sebagian lagi tetap menggunakan kapal untuk masuk dan menyerang Kediri pada sekitar 1223. Misi mereka adalah membalaskan dendam atas keberanian Raja Jawa menghina Kaisar. Serangan ini memang berhasil karena mendapat bantuan dari tentara lokal yang di galang oleh Raden Wijaya.

Sejarah Pembangunan Pintu Air DJagir 1879

Sejumlah literatur lawas mengungkapkan Sungai Jagir  ini baru dibangun pada 1865 dengan sebutan proyek Djagir Kanaal atau Kanaal Wanakrama. Tapi ada juga catatan yang menyebut proyek ini dibangun pada 1879. Angka tahun ini jauh lebih awal dibanding kota  Batavia yang baru membangun fasilitas banjir kanal barat pada 1922.

Sejumlah catatan dan  literatur yang merujuk sejarah sungai ini kebanyakan menggunakan bahasa Belanda dan sedikit bahasa Inggris. Terakhir sebuah tesis  mahasiswa  ITS, Mufid Rusdi, membenarkan jenis kali Jagir yang merupakan saluran banjir kanal buatan atau sudetan.

Pintu air ini pernah direnovasi pada 1978, tapi bentuk dan gaya arsitek Belanda Pintu Air Jagir masih tetap utuh, tidak berubah dari bentuk awal bangunan. Air yang melintasinya digunakan sebagai pasokan air bersih bagi warga Surabaya. Karena berada dikawasan kumuh, sering Kali Jagir ini memakan korban jiwa. Entah itu anak-anak yang sedang bermain dan tenggelam, pemancing naas atau orang buang hajat yang apes harus meregang nyawa dikawasan pintu air ini.

Pintu air Jagir ini hanyalah titik awal, sebab kawasan angker itu membentang hingga 5 kilometer menuju jembatan hijau atau masyarakat menyebutnya Tretek Ijo. Jembatan besi itu memang sudah dibongkar, namun masyarakat hafal betul untuk berhati-hati saat memasuki zona angker itu. “Kejadian orang tewas tenggelam alias kalap hanya   sampai tretek ijo di Nginden. Ada saja penyebabnya. Tapi sebenarnya para korban itu  diminta atau menjadi tumbal bagi kerajaan siluman yang bercokol disepanjang sungai ini,” jelas Suwanto, kakek  75 tahun ini.

Kisah Misteri Seputar Kawasan Angker Pintu Air Jagir

Konon, lanjut Wanto, sebelum kawasan ini dibuka menjadi sungai buatan oleh Belanda, daerah Jagir adalah kawasan muara  yang banyak dihuni oleh siluman. Penguasa semua siluman yang mendiami kawasan ini adalah buaya putih atau masyarakat menyebutnya boyo putih. Konon menurut mitos masyarakat sekitar, di bawah jembatan ini banyak  makhluk halus yang berwujud buaya putih, sehingga masyarakat menamakannya “boyo putih“.

Mereka-mereka yang tewas   tercebur di Kali Jagir ini bisa dipastikan akan ditemukan dalam kondisi yang  mengenaskan. Nasib korban akan  berbeda bila segera mendapat pertolongan. Pertolonga itu bukan dari sembarang orang, sebab kebanyakan masyarakat sekitar kali ini takut menolong korban tenggelam, karena sudah banyak kejadian para penolong justru ikut menjadi korban.

Korban tenggelam di sekitar pintu air Jagir source : PR

Namun, masyarkat sekitar jagir biasanya mengendalkan bantuan  seorang tokoh yang dikenal sebagai Pak Pesek. Lelaki paruh baya ini dipercaya masyarakt sebagai  pawang Kali Jagir dan Kali Mas di sekitar Wonokromo, sehingga jika ada  orang yang hanyut atau tenggelam di Kali Jagir dan Kali Mas,   biasanya dia diminta   untuk mencari sang koban. “Masyarkat sekitar  percaya, Pak Pesek ini punya kemampuan menyelam dalam waktu yang cukup lama yaitu sampai berjam-jam tanpa alat bantu, dan menguasai semua buaya dan makhluk halus di sungai dan dalam pencarian orang hilang di sungai buaya dan makhluk halus dipanggil untuk membantu pencarian sampai ditemukan,” pungkas Wanto. IC/VII/And/02

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Share
Published by
Wisnu