Tak perlu jasa ‘orang pintar’ untuk usir dan tangkal gangguan hantu. Ada warisan nenek moyang yang mudah dipraktekkan dan dipakai untuk mengusir gangguan hantu.

Dunia dibagi menjadi dua. Dunia nyata dan dunia gaib. Dunia nyata dihuni oleh mahluk hidup salah satunya adalah manusia. Sementara dunia gaib, juga memiliki penghuni diantaranya roh, setan, dhemit dan lain sebagainya. Kadang kala dunia dunia terpisah namun berjalan dalam suatu waktu yang hampir bersamaan itu terhubung. Entah secara sengaja atau tidak hubungan dua dimensi kadang membuat gesekan yang cukup membuat konflik.

Karena beda dimensi, ‘pertemuan’ atau persinggungan itu kadang membuat tak nyaman kedua belah pihak. Itulah yang membuat kemudian muncul tudingan pertemuan itu sebagai bentuk gangguan. Meski zaman sudah demikian canggih, manusia tak mampu berbuat banyak bila sudah masuk pada ranah gangguan mahluk gaib. Justru yang bisa diandalkan adalah  pengalaman empiris nenek moyang kita.

Itulah sebabnya, orang-orang tua kita berpesan, ketika melintasi perempatan jalan saat tengah malam kita diminta untuk memberi tanda, entah itu berdehem sebanyak tiga kali atau membunyikan klakson kendaraan. Konon cara ini dilakukan untuk memberi tanda bahwa kita akan lewat. Sebab perempatan jalan adalah tempat  dhemit, lelembut hingga tuyul rendezvous alias kongkow-kongkow.

Ada juga gangguan mahluk gaib yang membuat penghuni rumah terganggu jiwanya alias sinting. Pengalaman nenek moyang menyarankan untuk menggelar doa keselamatan sambil menyembelih ayam kate. Tidak untuk dimasak, darah dan daging kate itu khusus untuk dihadiahkan bagi penunggu gaib dari rumah yang ditinggali. Dengan begitu, gangguan gaib itu diyakini akan berkurang.

Selain itu jangan membangun bangunan lain seperti rumah-rumah kecil yang terpisah dari rumah induk. Kalaupun dibangun pastikan bangunan tersebut ditempati alias tidak pernah kosong. Sebab jika dibiarkan atau sengaja dikosongkan, itu artinya Anda telah memberikan celah atau kesempatan pada mahluk gaib untuk masuk dan meninggali bangunan tersebut. Kecenderungan terbesarnya adalah masuknya arwah penasaran yang bergentanyangan.

Nenek moyang kita juga mengajarkan, untuk menangkal gangguan hantu dengan    menggantungkan kerak minyak tanah dari tambang minyak. Atau menanam pohon pepaya   grendel di empat penjuru rumah. Memasang benalu bambu di atas pintu juga sangat efektif sebagai penangkal. Bahan ini juga bisa memudarkan ilmu hitam orang memasuki rumah kita.  Ada pula yang membuat kumparan tembaga yang dipasang pada sudut-sudut tertentu di rumah. Ada juga kepercayaan menanam tulang babi yang akan membuat para dhemit kepanasan.

Lain lagi bila berhadapan dengan pencuri gaib alias tuyul. Nenek moyang memberikan solusinya dengan menempatkan  ketam, yuyu alias kepiting sungai, bawang merah,  cermin, cabe merah,  kacang hijau atau sejenis biji-bijian lainnya  di seluruh  tempat penyimpanan uang. Konon, barang-barang itu bisa mengalihkan perhatian tuyul. Ada pula, orang yang mencabut alis mata pada malam Jumat Kliwon bisa ‘menarik’   tuyul itu untuk masuk rumah. IC/AND/XI/ 014

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Komentar Untuk Cara Praktis Tangkal Gangguan Dhemit