Sebelum melanjutkan perjalanan ke Bali, Rsi Makandeya sempat singgah dan membangun puja di Banyuwangi. Itulah sebabnya salah satu pura di Banyuwangi ada sebuah pura yang sangat dikeramatkan dan istimewa, karena konon ditempat inilah Sang Maha Rsi mendapatkan petunjuk untuk melanjutkan perjalanan spiritualnya untuk membangun sebuah pura suci di Besakih.
Pura Antaboga demikian namanya, terletak Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur. Ada tiga jenis pohon jadi satu atau yang disebut pohon Tri Murti yang konon merupakan tempat pertapaan Rsi Markandeya. Saat ini di kawasan Pura Antaboga yang masih berupa hutan, juga didirikan tempat suci semua agama yang ada di Indonesia.
Mangku Gimin, Pemangku Pura Antaboga menjelaskan, sebelum pura dibangun, nama kawasan hutan ini adalah Ontobogo. Asal muasal pembangunan pura ini karena ditemukannya tiga aliran mata air jadi satu, di belakang pohon Tri Murti. Mata air yang dinamakan Tirta Tri Tunggal itu ditemukan Mangku Wagimin.
Tak hanya tiga mata air, ditemukan juga mata air lainnya yang posisinya berada di palinggih Dewi Gangga. Sejak itulah, ritual keagamaan sering digelar di kawasan suci ini. Menurut Mangku Gimin, pembangunan Pura Antaboga atas peran besar almarhum Kakek Windu dan Jro Mangku Tista dari Kabupaten Bangli, Bali. Bahkan, Mangku Tista adalah orang yang menginisiasi pembangunan awal pura, bersama umat Hindu dari Selorejo.
Dari tinjauan historis kawasan Pura Antaboga adalah tempat bersemedi Rsi Markandeya. Kalangan spiritualis percaya Rsi Markandeya bertapa di bawah akar pohon Tri Murti yang sekarang menjadi utamaning mandala Pura Antaboga. Tidak sedikit juga yang percaya bawah di kawasan suci inilah Maha Rsi mendapat petunjuk Ilahi untuk menanam panca datu saat hendak berhasil merabas kawasan hutan Basukian yang kini bernama Pura Besakih. IC/AND/XIV/19