Inilah Sejarah Film Indonesia. Pemain film ini dipilih dari orang-orang pribumi dari golongan priyayi yang berpendidikan tinggi. Karena itulah muncul sebuah produk budaya yang tinggi pula. Legenda masyarakat Nusantara dalam kemasan cita rasa modern ala Eropa. Inilah yang menjadi rahasia kesuksesan film Loetoeng Kasaroeng pada zamannnya.
*******************<>*****************
Sejarah Film Indonesia di tanah air memang tak bisa dilepaskan dari Loetoeng Kasaroeng atau Lutung Kasarung. Inilah judul film pertama yang diproduksi di Hindia Belanda dengan mengambil tema budaya Bumi Putra. Memang sebelumnya sudah ada beberapa film, namun dari segi produksi dan tema filmnya semua dilakukan oleh orang Belanda.
Lutung Kasarung sendiri merupakan legenda di tatar Parahyangan dan sekitarnya. Legenda ini sering kali dipentaskan dalam kesenian tradisional masyarakat Sunda. Mulai dari pementasan tonil, wayang orang, seni pantun Sunda dan masih banyak ekspresi seni lainnya terkait dengan lakon Lutung Kasaurung.
Menurut catatan sejarah perfilman di Indonesia, Loetoeng Kasaroeng jadi film pertama yang diproduksi di Indonsia, yang kala itu masih bernama Hindia Belanda. Diproduksi pada 1926, film ini menjadi terobosan kesenian komtemporer modern yang ada di Hindia Belanda. Eka Saputra dalam bukunya, Indonesia Poenja Tjerita cetakan 2016 menjelaskan, film Loetoeng Kasaroeng ini masih dalam format film bisu dan hitam putih sesuai pada eranya.
Eka lantas menguraikan, film yang ditayangkan di bioskop-bioskop di seluruh kota-kota besar di Hindia Belanda itu hanya berupa gambar bergerak tanpa ada suara. Film bisu ini diproduksi oleh NV Java Film Company, disutradarai dua orang asal Belanda, G Kruger dan L Heuveldrop. Uniknya meski film Loetoeng Kasaroeng ini disutradarai oleh orang Belanda, namun para pemain film atau aktor dan aktris yang memerankan lakon adalah orang-orang pribumi. Yang luar biasa film ini pada perjalanan waktu pernah dibuat ulang sebanyak dua kali, yakni pada 1952 dan 1983 dengan judul yang sama.
Pada September 1926, Koran De Lecomotief, menurunkan laporan yang mengulas film Loetoeng Kasaroeng. Harian tersebut menyebut film tentang legenda Sunda itu merupakan tonggak sejarah dalam industri sinema Hindia Belanda. Jadi tidak berlebihan jika film tersebut mencatat sukses besar dimana-mana, masyarakat menyambut antusias dan terus menjadi perbincangan hingga setahunkemudian. Bahkan film Loetoeng Kasaroeng ini kemudian mengilhami insan-insan film Hindia Belanda untuk mengikuti jejak kesuksesannya dengan membuat beberapa film.
G Kruger dan L Heuveldrop, duo sutradara Belanda ini memang cerdas membaca peluang. Pemain film ini dipilih dari orang-orang pribumi dari golongan priyayi yang berpendidikan tinggi. Karena itulah muncul sebuah produk budaya yang tinggi pula. Legenda masyarakat Nusantara dalam kemasan cita rasa modern ala Eropa. Inilah yang menjadi rahasia kesuksesan film Loetoeng Kasaroeng pada zamannnya.
Produksi dan pengambilan film dilakukan di suatu lokasi yang dipilih dengan cermat. Menurut pada sejarahwan lokasi syutingnya kira-kira dua kilometer sebelah barat Kota Padalarang. Peluncuran film ini kepasaran juga dipilih pada waktu yang sangat pas, yakni pada 31 Desember 1926 sampai 6 Januari 1927, pertama kalinya film Loetoeng Kasaroeng diputar di Bioskop Majestic, Jalan Braga, Bandung. Pada moment itu masyarakat tengah menanti pergantian tahun sehingga mereka sangat haus hiburan, dan film ini menjadi semacam obat penawar rindu masyarakat Hindia Belanda kala itu. Begitulah, film Loetoeng Kasaroeng bisa jadi adalah tonggak awal Sejarah Film Indonesia. IC/V/AND/24
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia