Awalnya benteng ini dibuat untuk mencegat kedatangan Ferdinand Magellen, dan mengamankan keunggulan posisi Portugis di Ternate atas spanyol.
*******************
Dikenal sebagai benteng pertama yang dibangun Portugis di Wilayah Ternate. Benteng Kastela, berada di pesisir barat daya Ternate, benteng kolonial pertama ini dibangun pada 1522. Ada banyak nama dan penyebutan bagi bangunan pertahanan ini.
Orang Portugis menyebut benteng ini dengan nama Sao Joao Batista. Sementara orang Spanyol juga punya sendiri, yaikni Ciudad del Rosario. Terakhir orang Belanda dan orang lokal Ternate menyebutnya sebagai Gammalamma. Namun ternyata nama yang terkenal dan dikenang sampai sekarang adalah Benteng Kastella atau Kastela.
Pembangunan perlindungan agar kapal besar tak bisa mendekat cukup membuat benteng ini aman dari serbuan meriam kapal, Source: wiki
Sejarah benteng ini dimulai pada 1521 saat Raja Manuel I dari Portugal memerintahkan pengiriman armada untuk berlayar ke timur jauh. Armada ini dikomandoi oleh Jorge de Brito. Tugasnya hanya satu : mencegat armada Spanyol dibawah komando Ferdinand Magellan. Magellan diketahui juga mendapat perintah yang mencari rempah-rempah dari Amerika.
Bak perlombaaan, Portugis yang lebih dahulu melakukan pendaratan di Ternate langsung melakukan antisipasi kedatangan Magellan dengan membangun benteng pertahanan. Dalam dunia militer maritim, benteng pertahanan yang mampu mengamankan garis pantai suatu daerah adalah sebuah keunggulan.
Benteng pertama yang dibangun tersebut diberi nama Santo Yohanes Pembabtis alias Sao Joao Batista. Nama ini diambl karena, proses pembangunan banteng ini tertepatan dengan perayaan hari puasa orang suci tersebut. Mulai dibangun pada 1522 dan selesai pada 1523
Dan sesuai fungsinya, benteng ini dibuat untuk melalukan monitoring pada keluar masuknya kapal di Pantai Ternate. Dengan membangun tiga sungai buatan atau parit mengelilinginya, yang memungkinkan kapal kecil tiba untuk memuat cengkih, namun mencegah kapal-kapal besar untuk dibombardir benteng ini.
Beberapa sisa tembok benteng yang sengaja dihancurkan oleh Spanyol setelah ditinggalkan, Source: kemendikbud.
Pada 1536 pertahanan benteng ini meningkat secara signifikan. Namun karena langkah blunder membunuh Sultan Hairun dari Ternate, Portugis harus membanyar mahal. Penerus Sultan Hairun, Sultan Baabullah mengepung benteng ini selama lima tahun. Karena tak tahan dikepung selama ini itu, Portugis akhirnya menyerah dan meninggalkan benteng lari ke Ambon.
Sultan Baabullah berhasil menguasai dan menduduki benteng tersebut, menamainya sebagai Gammalamma dan mengubahnya menjadi istana kerajaannya. Dan untuk mengantisipasi kembalinya Portugis, Sultan Baabullah memodifikasi secara ekstensif pertahanan tersebut menjadi benteng yang substansial, serta membangun benteng pemndukung tambahan berjarak 5 km sebelah timur benteng ini, saat ini dikenal sebagai Benteng Kota Janji.
Pada 1605, orang-orang Belanda baru tiba merebut benteng Portugis di Ambon dan Tidore dan mendirikan sebuah basis perdagangan di Ternate. Melihat potensi bahaya ini Spanyol yang telah bersatu dengan Portugal sejak 1580 mengirim ekspedisi kuat dari Filipina dan merebut kembali Kastella, menyandera Sultan baru dan mengasingkannya ke Manila pada Maret 1606.
Mereka selanjutnya memodifikasi pertahanan Gammalamma menjadi benteng yang kuat dan menamainya sebagai Ciudad del Rosario. Ketika Spanyol pergi dari Kepulauan Maluku pada 1663, mereka menghancurkan sebagian pertahanan yang kemudian ditempati oleh Belanda.
Saat ini situs tersebut terdiri dari reruntuhan yang tersebar di wilayah yang luas, tersebar dengan rumah-rumah masyarakat lokal dan terbagi oleh jalan utama pulau tersebut. Terdapat sebuah monumen untuk mengenang kemenangan Rakyat Ternate pada 1575 atas orang Portugis, dan bagian dari tembok dan benteng Portugis tua dari periode Spanyol juga dapat terlihat.
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia