Categories: The Route

Perjanjian Zaragoza, Saat Spanyol dan Portugis Membagi Dunia

Karena terus saling bunuh, Paus turun tangan dan membagi dua wilayah dunia untuk Portugis dan Spanyol. Portugis harus membayar 300 ribu dukat sebagai tanda kepemilikan atas Kepulauan Maluku .

********

22 April 1529 menjadi tanggal bersejarah bagi peradaban, karena pada tanggal tersebut perjanjian Zaragoza ditandatangani. Garis besar dari kesepakatan itu adalah membagi luar Eropa menjadi dua, untuk Spanyol dan Portugis. Perjanjian Zaragoza merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Tordesillas yang digelar tanggal 7 Juni 1494 di Valladolid, Spanyol, atau tidak lama setelah Christopher Colombus menemukan Benua Amerika pada 1492.

Paus Aleksander VI pegang peranan penting dalam Perjanjian Tordesillas. Pemimpin Vatikan yang menentukan batas wilayah untuk Spanyol dan Portugis, dua kerajaan ini adalah negara katolik. Paus lantas menentukan garis demarkasi atau pemisah di sekitar Kepulauan Tanjung Verde, di Samudra Atlantik Utara, tepatnya pesisir barat Afrika. Spanyol memperoleh hak kepemilikan atas wilayah di sebelah barat garis, sementara Portugis dapat jatah sebelah timur.

Source: net

Rebutan Surga Rempah

Namun Tordesillas belum memuaskan kedua belah pihak. Alasannya, ada beberapa hal penting justru belum masuk dalam kesepakatan. Ketidakpuasan ini dipicu oleh kehadiran armada Spanyol di Maluku yang jelas-jelas ‘milik’ Portugis.

Tentu saja Portugis kebakaran jenggot, karena Maluku, adalah sumber rempah-rempah. Surga rempah demikian orang Portugis menyebutnya. Komoditas rempah ketika itu sangat mahal dan jadi rebuatan banyak negara-negara Eropa. Armada Portugis tiba pada awal November 1512, disusul kedatangan armada Spanyol yang lego jangkar beberapa hari berselang.

Kehadiran Spanyol di Kepulauan Maluku membuat Portugis marah besar. Kebetulan, pada masa yang sama, Kesultanan Ternate dan Tidore sedang berseteru. Portugis yang oportunis langsung mendukung Ternate. Sultan Ternate, Bayanullah, berjanji akan menyerahkan monopoli perdagangan rempah-rempah kepada Portugis.

Sementara Spanyol tak ada pilihan lain selain berpihak kepada Kesultanan Tidore. Maka, meletuslah perang combo berkepanjangan di Maluku, yang melibatkan dua kesultanan serumpun dengan dibantu oleh dua kerajaan tetangga di Andalusia.

Source: informazone

Tidak Gratis

Konflik Spanyol dan Portugis di Kepulauan Maluku berlangsung cukup lama. Semua ketegangan itu baru berakhir setelah Perjanjian Zaragoza diteken. Masing-masing diwakili oleh rajanya. Spanyol oleh Charles V, sedangkan Portugis oleh John III.

Secara garis besar, isi Perjanjian Zaragoza, dari Meksiko ke arah barat hingga Kepulauan Filipina menjadi milik Spanyol. Sementara Portugis mendapatkan wilayah dari Brasil ke timur sampai Kepulauan Maluku. Konsekuensinya, Spanyol harus segera angkat kaki dari Kepulauan Maluku dan kembali fokus di Filipina. Sedangkan Portugis tetap melakukan aktivitasnya di Kepulauan Maluku, termasuk memonopoli perdagangan rempah-rempah.

Source: net

Tapi untuk mendapatkan kembali Kepulauan Maluku, Raja John III dari Portugis harus membayar uang kompensasi kepada Raja Spanyol, sebesar 350.000 dukat, mata uang keluaran Kekaisaran Romawi yang berlaku untuk transaksi internasional pada masa itu. Kompensasi ini sebagai bukti, sejatinya Spanyol tidak rela menyerahkan Maluku kepada Portugis.

Setelah perjanjian Saragoza, aktivitas Portugis di Maluku kian merajalela. Portugis mulai pegang peranan penting dalam urusan internal kerajaan-kerajaan lokal, terutama Kesultanan Ternate dan Tidore. Bahkan, Portugis pada akhirnya menjadi pihak yang paling menentukan siapa raja yang berhak bertakhta di kerajaan-kerajaan pribumi itu. Mereka dengan seenaknya menyingkirkan pemimpin rakyat yang tidak kooperatif atau dianggap membangkang, Sedangkan Spanyol hanya bisa mencuri-curi kesempatan untuk mengais rempah-rempah dari Kepulauan Maluku.

Source: net

Kekuasaan Portugis di Maluku berakhir ketika Ternate dipimpin oleh Sultan Baabullah. Sultan berjuluk “Sang Penakluk” ini merangkul seluruh kerajaan di Kepulauan Maluku, juga dari Makassar, Jawa, bahkan Melayu (Sumatera). Dengan kekuatan besar berupa 2.000 kapal tempur dan lebih dari 120.000 prajurit, Portugis berhasil diusir pada 1575.

Jika Portugis gagal mempertahankan Kepulauan Maluku, kedudukan Spanyol di Filipina justru semakin mantap usai Perjanjian Zaragoza. Kerajaan Spanyol menjadikan Filipina sebagai koloninya selama ratusan tahun. IC.

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Share