• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Historica
  • Post last modified:24 Juli 2023
  • Reading time:3 mins read

 

Pada fase ketiga, Kerajaan Majapahit semakin terpuruk. Tidak ada pencapaian berarti pada fase ini selain kemunduran dan lepasnya beberapa Negara bawahan yang menjadi sekutu Majapahit. Meski ada perbaikan pada sistem pemerintahan, namun Majapahit gagal untuk bertahan dan mengalami masa senjakala. Berikut Raja dan Ratu yang memerintah pada masa suram ini :

source : wiki

 

KERTAWIJAYA (1447 – 1451)

Ketika Ratu Suhita mangkat, adiknya,  Kertawijaya naik tahta pada  1369 Saka atau 1447. Tidak ditemukan banyak catatan mengenai masa pemerintahannya kecuali maraknya   bencana alam gempa bumi dan gunung meletus.  Kertawijaya pernah mengeluarkan Prasasti yang dinamakan Waringin Pitu pada masa awal pemerintahannya. Prasasti ini menuliskan  sistem pemerintahan kerajaan, pejabat menteri, pemimpin rohani, dan wilayah-wilayah kerajaan bawahan utama Majapahit beserta penguasanya.

source : wiki

 

RAJASAWARDHANA (1451 – 1453)

Hingga  1451 Rajasawardhana naik tahta  menggantikan Kertawijaya. Tidak banyak catatan atau bukti sejarah tentang Rajasawardhana, bahkan disebutkan setelah kematiannya Kerajaan Majapahit terjadi kekosongan pemerintahan hingga 3 tahun.

GIRISHAWARDHANA (1456 – 1466)

Penerus setelah masa kekosongan itu adalah  Raja bawahan di Wengker atau Bhre Wengker. Seperti  tertulis  dalam Prasati Waringin Pitu, Pejabat Bhre Wengker adalah Girishawardhana Dyah Surya Wikrama.

source : wiki

 

SURAPRABHAWANA (1466 – 1477)

Suraprabhawana atau Bhre Pandansalas naik tahta seperti yang tertulis di prasasti yang ditemukan di selatan Bojonegoro yang bernama Prasati Tamintihan. Prasasti itu juga mengisahkan peristiwa dimana seorang raja yang meninggalkan istana Majapahit saat terjadi konflik di Majapahit.

WIJAYAKARANA (1478 – 1486)

Pada 1400 Masehi,  data mengenai Raja Majapahit semakin gelap. Namun setelah penemuan Prasasti Petak, secara perlahan perjalanan pemerintahan Majapahit kembali terkuak. Prasasti ini menceritakan tentang seorang raja yang bertahta  1458. Prasasti lain,  yakni Prasati Jiyu menceritakan  wilayah Majapahit atau Wilwatikta mencakup Janggala dan Kediri. Tome Pires, seorang pelaut Portugis mencatat  dalam bukunya “Sumaoriental” dengan memberikan penjelasan   pemerintahan Majapahit yang dipegang oleh Bhre Mataram kemudian dilanjutkan oleh Bhatara Vojjaya (Bhatara Wijaya atau Brawijaya).

RANAWIJAYA (1486 – 1513)

Usai  perang  yang berujung dengan kekalahan Bhre Pandansalas, maka posisi istana Majapahit juga dipindah, ke Daha di Kediri. Ranawijaya  identik dengan Bhre Kertabumi dan bergelar Brawijaya. Ada sedikit masalah kesejarahan akibat tutur lisan masyarakat ketika menyebut nama    Raja Brawijaya V. Penyebutan angka dalam khazanah Jawa belum lazim ketika. Penyebut angka pada gelar raja baru dimulai  pada era Mataram Islam seperti  gelar Hamengkubuwono I, Pakubuwono III, Mangkunegoro V, dan lain sebagainya sebagai akibat  pengaruh   budaya koloni Belanda. IC/AND/XV/25

 

 

Komentar Untuk Silsilah Raja-Raja Yang Memerintah Majapahit (3)