• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Historica
  • Post last modified:3 Desember 2022
  • Reading time:3 mins read

Kolam Segaran, Ajang Pamer Kekayaan Majapahit

Sebagai bangunan air yang iconic, Kolam Segara punya banyak cerita menarik. Kolam ini  pertama kali ditemukan  Maclaine Pont pada 1926. Punya ukuran  panjang 375 meter dan lebar 175 meter dan dalamnya sekitar 3 meter, membujur arah timurlaut–barat daya.

Kolam ini seluruhnya dilapisi dinding yang  dibuat dari bata. Uniknya batu bata tersebut  direkatkan tanpa bahan perekat sama sekali. Banyak teori menarik mengenai cara rekatan batu bata ini, yakni dengan saling menggosokan antar bata kemudian ditempelkan, atau ada juga yang berpendapat menggunakan perekat getah tumbuhan tertentu.

source : sinergi papers

 

Ketebalan dinding kolam  mencapai 1,60 meter dengan saluran masuknya air  berada di sisi tenggara, sedang saluran buangnya berada di   sisi barat laut. Saluran buang ini langsung menuju ke  Balong Dowo dan Balong Bunder.

Ada cerita menarik dari Kolam Segaran ini selain sebagai icon bangunan air yang jadi kebanggaan Majapahit. Sering diceritakan secara turun menurun, bahwa ketika Majapahit mencapai masa jayanya, ibu kota sering kali mendapat kunjungan raja-raja atau diplomat dari Negara sahabat Majapahit.

source : inews

Maharaja sering kali menggelar pesta dan jamuan makan di pinggir kolam segaran ini. Sebagai kerajaan  kaya raya, seluruh peralatan makan kerabat kerajaan terbuat dari emas dengan hiasan permata. Yang membuat takjub adalah kebiasan raja dan pembesar kerajaan setelah jamuan makan membuang semua peralatan makan itu ke Kolam Segaran.

Cara ini memang sukses membuat tamu Majapahit terkesima dengan kekayaan kerajaan. Namun orang Majapahit tidak sebodoh itu. Konon aksi flexing alias pamer ini sudah diperhitungkan dengan sangat matang. Jauh sebelum jamuan makan disekitar Kolam Segaran, para pekerja kerajaan sudah memasang jaring yang terlihat oleh tamu. Tujuannya, setelah para tamu itu meninggalkan kerajaan dan jaring diangkat, maka aneka perabot emas itu masih dapat ditemukan dan dipakai lagi.

Hingga akhir tahun 80an masih banyak penduduk sekitar yang mencari dan menemukan benda-benda berharga di dalam Kolam Segaran. Artinya cerita-cerita masa lalu itu benar adanya. Meski sudah memakai jaring pengaman, masih saja ada benda-benda berharga yang tercecer. Namun kini Kolam Segaran sudah dipagar besi tidak bisa diakses dengan mudah oleh sembarang orang.

Sebuah penelitian arkeologi melalui foto udara yang dilakukan pada tahun 70an, mengindikasikan jika wilayah Trowulan atau Kota Raja ini terintegrasi  dengan   kanal-kanal dengan  jalur-jalur yang bersilangan saling tegak lurus. Orientasi kanal-kanal tersebut utara-selatan dan barat-timur. Selain itu, foto udara itu juga mendapati  jalur-jalur yang agak menyerong dengan lebar bervariasi, berkisar antara 35-45 m, bahkan yang paling sempit  hanya 12 m, dan yang paling lebar hingga  94 m.

Dulu pernah dilakukan   pengeboran   memperlihatkan adanya lapisan sedimentasi sedalam 4 m, dan  ditemukan susunan bata setinggi 2,5 meter. dari temuan itu dapat disimpulkan  dahulu kanal-kanal tersebut diberi tanggul. Seperti  tepi kanal  di daerah Kedaton yang memiliki  lebarnya 26 meter juga diberi tanggul.

Tidak semua kanal-kanal itu saling terhubung satu sama lain. Ada kanal-kanal  yang ujungnya, berakhir di Waduk Temon dan Kali Gunting. Sementara  tiga kanal lainnyta berakhir di Kali Kepiting, di selatan Kota Majapahit. Lebar kanal-kanal mengindikasikan jika  fungsinya bukan sekadar untuk mengairi sawah (irigasi), tetapi mungkin juga untuk sarana transportasi yang dapat dilalui oleh perahu kecil, mirip kota di Venesia, Italia. IC/AND/XII/08

 

 

 

Komentar Untuk Majapahit Kerajaan Pengendali Air (2)