Kolam Segaran, Ajang Pamer Kekayaan Majapahit
Sebagai bangunan air yang iconic, Kolam Segara punya banyak cerita menarik. Kolam ini pertama kali ditemukan Maclaine Pont pada 1926. Punya ukuran panjang 375 meter dan lebar 175 meter dan dalamnya sekitar 3 meter, membujur arah timurlaut–barat daya.
Kolam ini seluruhnya dilapisi dinding yang dibuat dari bata. Uniknya batu bata tersebut direkatkan tanpa bahan perekat sama sekali. Banyak teori menarik mengenai cara rekatan batu bata ini, yakni dengan saling menggosokan antar bata kemudian ditempelkan, atau ada juga yang berpendapat menggunakan perekat getah tumbuhan tertentu.
Ketebalan dinding kolam mencapai 1,60 meter dengan saluran masuknya air berada di sisi tenggara, sedang saluran buangnya berada di sisi barat laut. Saluran buang ini langsung menuju ke Balong Dowo dan Balong Bunder.
Ada cerita menarik dari Kolam Segaran ini selain sebagai icon bangunan air yang jadi kebanggaan Majapahit. Sering diceritakan secara turun menurun, bahwa ketika Majapahit mencapai masa jayanya, ibu kota sering kali mendapat kunjungan raja-raja atau diplomat dari Negara sahabat Majapahit.
source : inews
Maharaja sering kali menggelar pesta dan jamuan makan di pinggir kolam segaran ini. Sebagai kerajaan kaya raya, seluruh peralatan makan kerabat kerajaan terbuat dari emas dengan hiasan permata. Yang membuat takjub adalah kebiasan raja dan pembesar kerajaan setelah jamuan makan membuang semua peralatan makan itu ke Kolam Segaran.
Cara ini memang sukses membuat tamu Majapahit terkesima dengan kekayaan kerajaan. Namun orang Majapahit tidak sebodoh itu. Konon aksi flexing alias pamer ini sudah diperhitungkan dengan sangat matang. Jauh sebelum jamuan makan disekitar Kolam Segaran, para pekerja kerajaan sudah memasang jaring yang terlihat oleh tamu. Tujuannya, setelah para tamu itu meninggalkan kerajaan dan jaring diangkat, maka aneka perabot emas itu masih dapat ditemukan dan dipakai lagi.
Hingga akhir tahun 80an masih banyak penduduk sekitar yang mencari dan menemukan benda-benda berharga di dalam Kolam Segaran. Artinya cerita-cerita masa lalu itu benar adanya. Meski sudah memakai jaring pengaman, masih saja ada benda-benda berharga yang tercecer. Namun kini Kolam Segaran sudah dipagar besi tidak bisa diakses dengan mudah oleh sembarang orang.
Sebuah penelitian arkeologi melalui foto udara yang dilakukan pada tahun 70an, mengindikasikan jika wilayah Trowulan atau Kota Raja ini terintegrasi dengan kanal-kanal dengan jalur-jalur yang bersilangan saling tegak lurus. Orientasi kanal-kanal tersebut utara-selatan dan barat-timur. Selain itu, foto udara itu juga mendapati jalur-jalur yang agak menyerong dengan lebar bervariasi, berkisar antara 35-45 m, bahkan yang paling sempit hanya 12 m, dan yang paling lebar hingga 94 m.
Dulu pernah dilakukan pengeboran memperlihatkan adanya lapisan sedimentasi sedalam 4 m, dan ditemukan susunan bata setinggi 2,5 meter. dari temuan itu dapat disimpulkan dahulu kanal-kanal tersebut diberi tanggul. Seperti tepi kanal di daerah Kedaton yang memiliki lebarnya 26 meter juga diberi tanggul.
Tidak semua kanal-kanal itu saling terhubung satu sama lain. Ada kanal-kanal yang ujungnya, berakhir di Waduk Temon dan Kali Gunting. Sementara tiga kanal lainnyta berakhir di Kali Kepiting, di selatan Kota Majapahit. Lebar kanal-kanal mengindikasikan jika fungsinya bukan sekadar untuk mengairi sawah (irigasi), tetapi mungkin juga untuk sarana transportasi yang dapat dilalui oleh perahu kecil, mirip kota di Venesia, Italia. IC/AND/XII/08