Categories: Historica

Rempah, El Dorado Baru yang Jadi Rebutan Dunia

Daftar harga abad ke 14 memperlihatkan harga satu pon pala adalah senilai tujuh ekor lembu gemuk

***************

Sejak orang-orang Eropa, khususnya Portugis dan Spanyol dihantui keinginan untuk mendapatkan dan menemukan El dorado alias emas. Namun perlombaan mencari emas itu tak lagi menarik. Orang Eropa kehilangan gairah saat mengetahui bahwa ada ‘emas’ yang lebih mahal dari emas yang mereka inginkan selama ini.

Emas Baru

Benar, El Dorado baru itu adalah rempah. Rempah sang bumbu dapur, satu kata sederhana. Tapi siapa yang menyangka, kata sederhana itu mampu menggerakkan penjelajahan dan kehidupan umat manusia ratusan silam. Bahkan kemakmuran dan kekuasaan terbangun dan diruntuhkan demi rempah. Rempah telah mengkontruksi ulang peradaban. Rempah bukan saja bumbu dapur yang memperkaya cita rasa pada kuliner kuliner, rempah juga tentang pengobatan, ritual kebudayaan hingga soal status dan kekayaan sosial di mata dunia.

Pengambaran peta tempat El Dorado itu berasal, Source: dcc

Banyak karya sastra yang lahir bercerita tentang eksotisme dan asosiasi rempah dalam putaran peradaban manusia. Rempah telah menyihir manusia sebagai kekayaan harta dan jiwa, sejak beribu tahun silam yang lalu hingga saat ini. Maka tidak berlebihan jika kemudian rempah mempunyai julukan lain yakni emas dunia.

Sejak 2600 SM, Mesir sudah mengimpor rempah-rempah untuk memberi makan pekerja Asia mereka yang sedang membangun piramida agar punya lebih banyak tenaga. Cengkeh juga sudah mulai populer di Syiria sekitar waktu itu, tanaman yang hanya terdapat di satu pulau di Nusantara. Beberapa metode pengawetan mayat Firaun juga menggunakan banyak rempah dari Nusantara.

Dokumen peppercorn rent, satu butir lada yang setara dengan harga sewa hotel, Source: tarlton law library

Sewa Kamar Hotel

Bisa dibayangkan, harga rempah-rempah yang diangkut dari Maluku sampai ke Eropa yang butuh waktu delapan bulan akan meningkat hingga lebih 1.000%, bahkan terkadang lebih di pasaran. satu ruas jahe sama mahalnya dengan satu gram emas.

Dengan harga yang demikian mahal, maka menyebarlah aura kemewahan pada rempah-rempah. Kelangkaan dan tingkat kesulitan dalam memperoleh rempah-rempah menjadi faktor mahalnya komoditas Nusantara ini. bahkan mereka rela untuk saling bunuh untuk mendapatkan komoditas ini.

Pada tahun 408, orang-orang Visigoth meminta tebusan emas, perak dan merica agar mereka menghentikan mengepung pada kota Roma. Di Eropa pada abad-abad pertengahan rempah-rempah terutama digunakan untuk pengawetan makanan. Tahun-tahun panen yang gagal, makanan yang mulai rusak, hanya bisa dimakan jika ditambahkan garam dan merica yang banyak.

Sebuah daftar harga abad ke 14 memperlihatkan harga satu pon pala adalah senilai tujuh ekor lembu gemuk. Bahkan waktu itu juga dikenal istilah ‘peppercorn rent’ yaitu membayar sewa kamar dengan butiran merica atau lada saking mahlanya harga lada ketika itu. IC/And.

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Share