Medan energi gaib begitu kuat terasa. Konon setelah tragedi Bubat, Gajah Mada memilih bersemadi dan moksa disini. Itulah sebabnya, sampai sekarang Madakaripura selalu ramai dikunjungi pelaku olah kebatinan pada malam Kamis Legi.
Jalan itu membelah perbukitan yang menghijau ditumbuhi oleh pohon jabon yang baru semester tinggi. Sementara di puncak-puncak bukit, rerimbunan hijau turut menjadi batas birunya langit. Di sisi kiri jalan tanah berbatu itu membentang jurang bekas sungai purba yang kini sudah terlihat mengering. Selepas jalan aspal, sepanjang 5 kilometer, medan benar-benar menguras tenaga dan konsentrasi.
Perjalanan penuh tantangan ini berakhir, ketika terlihat sebuah gerbang pintu berwarna hijau. Sampailah di wisata air terjun Madakaripura. Sebelum memasukinya, pengunjung akan disapa oleh patung besar, sosok lelaki bangsawan bertelanjang dada dan mengenakan kain. Rambutnya digulung ke atas dan menghunus keris seperti sedang mengikrarkan sumpah. Menilik sosoknya, patung itu benar-benar merefleksikan kehebatan tokoh yang diabdikan tersebut.
Sosok itu adalah Mahapatih Gajah Mada. Seorang yang memiliki integritas dan dedikasi luar biasa bagi negaranya, Kerajaan Majapahit. Jasa besarnya adalah niat dan sumpahnya untuk menyatukan Nusantara kedalam satu ikatan besar sebagai bangsa Nusantara yang menjelma menjadi bangsa Indonesia seperti sekarang ini.
Masuk di lahan parkir dan menuju sebuah pendopo. Disitu sudah berkumpul lelaki paruh baya dengan membawa payung beraneka warna. “Mau ke air terjun mas,” sapa anak muda dengan dua orang temannya. Aturan dilokasi air terjun ini mengharuskan setiap pengunjung memiliki satu orang pemandu.
Peran pemandu begitu penting saat perjalanan menuju air terjun mulai dijalani . Kondisi alam perbukitan membuat jalan menuju air terjun sering longsor dan amblas. Berkali-kali, jalan beton sudah amblas. Kondisi bertahan kurang lebih sepanjang satu setengah kilometer dengan kondisi jalan yang naik turun.
Saat mendekati air terjun, pemandu, mempersilahkan tamu untuk masuk kesebuah gubuk yang didepannya terhampar payung aneka warna. “Silahkan sewa payung dulu mas,” kata Ning sang pemandu perjalanan kali ini.
Ning mengingatkan bahwa semburat air terjun bisa membuat pengunjung basah kuyup. Apalagi jika membawa kamera maka wajib hukumnya membawa payung, tas plastic atau jas hujan.
Menuju dan semakin dekat kearah air terjun, lorong jalan makin menyempit, batu-batu makin terjal ditapaki dan hawa makin dingin. Di ujung lorong, tidak tepat di tengahnya, namun menjorok ke bagian kiri, air dengan kekuatan besar melimpah dari atas. Disinilah tercipta sensasi hujan abadi yang terjadi sepanjang persedian air itu masih ada.
“Tidak memakai jasa pemandu juga tidak apa-apa. Tapi kita tidak menjamin untuk urusan keselamatan. Sebab kondisi air terjun Madakaripura ini tidak seperti air terjun kebanyakan. Memang pemandu tidak dapat menjamin keselamatan, namun sebagai warga setempat kami sudah memiliki pengetahuan kondisi air terjun juga dalam merasakan hal-hal tak kasat mata,” jelas Ning (53).
Menurut Ning, ada sekitar 54 pemandu yang memiliki ijin resmi yang bertugas mendampingi para pengunjung. Walau penjelasan NIng tersebut terkesan mengada-ada, namun tugas pemandu sangat vital.
Kondisi alam di wilayah air terjun Madakaripura sebenarnya adalah cekungan jurang dengan ketinggian yang mencapai puluhan meter. Praktis air terjun seperi sebuah tabung dengan dinding karang gunung. Disinilah letak bahayanya, pengunjung tidak akan tahu kapan debit air yang jatuh dari atas tiba-tiba meninggi.
Jika sudah begitu, pertambahan debit air ini bisa menjadi cekungan dibawahnya bak bejana wadah air. Celakanya bila ada pengunjung yang datang tanpa bantuan pamandu tidak akan menyadari bahaya yang setiap saat dapat datang secara tiba-tiba maka yang terjadi adalah pengunjung terjebak dalam kubangan air bah. Salah tanda bahaya dari air terjun ini adalah datangnya hembusan angin kencang.
“Kalau sudah ada angin besar itu tanda bagi kami untuk meminta pengunjung untuk bergegas meninggalkan lokasi. Kalau tidak sempat, kita akan mengarahkan tamu untuk berlindung pada cekungan-cekungan yang sekiranya cukup memberi perlindungan dari terjangan air bah dan material yang yang menyertainya, “ papar ayah dua orang anak ini.
“Dulu pernah ada serombongan pengujung berjumah 12 orang dari Surabaya yang terjebak beberapa jam di kawasan air terjun saat terjadi banjir. Karena mereka didampingi pemandu saat tiba-tiba datang banjir dan tak cukup waktu untuk menyingkir mereka bertahandan berlindung dicekungan. Meski harus menunggu banjir hingga berjam-jam tapi mereka semua berhasil selamat,” terang Ning.
Menurut penuturan Ning, warga Madakaripura percaya Air terjun ini di jaga oleh dua orang sibahurekso yang bernama Si Kuru dan Si Lemu. Mitos ini sejalan dengan keyakinan legenda yang menyatakan, saat hendak bersemedi, Gajah Mada tidak datang sendirian. Tapi ia datang bersama sang kakak. “Mungkin si Lemu itu adalah Patih Gajah Mada dan si kuru atau kurus adalah sosok sang kakak yang tak lain adalah pendampingnya.
Konon, usai gagal melaksanakan sumpahnya dan menjadi yang paling dipersalahkan atas perang Bubat, Gajah Mada memilih meninggalkan istana dan menyepi ke tempat yang sudah ia idamkan, Tongas, di Madakaripura. Rasanya pemilihan tempat ini sangat sesuai. Letaknya tersembunyi, namun menyimpan kekuatan alam yang dahsyat.
“Ada lima air terjun di Madakaripura. Tiga terlihat dengan jelas, sedangkan dua yang lainnya, tersembunyi di balik air terjun yang lain. Yang paling besar, tingginya 200 meter. Di tengah tebing, di balik air terjun besar itu ada lubang yang melintang secara horisontal. Disitulah menurut cerita orang-orang tua, Gajah Mada pernah duduk tepakur dan bersemadi,”
Aura kegaiban yang menyelimuti lokasi ini juga demikian kental. Tidak mengherankan jika Madakaripura juga sering menjadi tempat semadi orang-orang yang hendak mencari ilmu batin. “Tamu yang bersemedi datang dari berbagai tempat, terutama dari Bali. Kebanyakan orang yang tirakat atau melakukan ritual di tempat ini dilakukan pada hari kamis legi,” pungkas Ning. IC/VI/AND/21
Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia