• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Historica
  • Post last modified:28 Juni 2022
  • Reading time:3 mins read

13 kapal besar, 3 kapal pengintai kecil dan 36 jung dengan 1.655 prajurit Eropa, 286 narapidana Jawa sebagai pendayung dan 100 samurai atau tentara bayaran Jepang dan beberapa budak, VOC datang dan membantai masyarakat Banda.

Sejarah rempah Nusantara tak lepas dari sejarah kejam VOC memperlakukan masyarakat Nusantara khususnya di Banda. Blokade ketat perdagangan dan pasokannya VOC pada Pulau Banda akhirnya membuat kemajuan.

VOC tinggal selangkah lagi dalam mewujudkan monopolistiknya pada perdagangan rempah Banda. Walau dalam kondisi serba tertekan masyarakat Banda mencoba untuk bertahan.

Hal ini membuat JP Coen kesal. Dia sudah tidak tahan lagi untuk menunggu lebih lama. Ketimbang menunggu, Coen memilih untuk bertindak dengan dalih apapun. Coen menuduh masyarakat Banda telah melakukan tindakan kriminal melawan VOC dengan menjual dan menyelundupkan cengkeh.

Februari 1621, dibawah komando Coen pasukan VOC berlayar dengan 13 kapal besar, 3 kapal pengintai kecil dan 36 jung dari Batavia menuju Ambon lanjut ke Banda Neira. Armada ini tercatat membawa 1.655 orang Eropa, 286 narapidana Jawa sebagai pendayung dan turut membawa antara 80 hingga 100 tentara bayaran Jepang dan beberapa budak yang dibebaskan (mardijkers).

J P Coen otak dari pembantain masyarakat Banda Naira, Source: wikiwan

Armada ini tiba di Ambon pada 27 Februari. Pada tanggal 11 Maret serangan pertama dilancarkan di Lonthor (sekarang Banda Besar). Hasilnya, masyakrakat Banda Kalah telah, bahkan sebagian besar dari mereka mengungsi ke perbukitan. Mereka tak lagi mempedulikan harta benda pohon pala mereka, serta hasil panen yang mulai membusuk.

Orang kaya yang selama ini bertindak sebagai bandar dan juragan rempah, yang memiliki hak untuk menjalankan ‘pemerintahan’ meminta perdamaian kepada Coen. Mereka menyatakan bersedia dan akan tunduk menerima otoritas VOC atas diri dan pemerintahan di Banda.

Sekali lagi, orang-orang Banda harus menandatangani salah satu kontrak legalistik yang rumit yang secara apriori tidak dapat direalisasikan.

Dengan perjanjian yang tak masuk akal ini, Coen menawarkan alasan baru untuk menghukum orang Banda. Permintaan VOC pada orang-orang kaya Banda untuk memanggil penduduk yang melarikan diri untuk turun ke desa-desa tidak diindahkan.

Penduduk Lonthor terlanjut ketakutan. Akibatnya, VOC makin marah dan mulai mengeksekusi mengeksekusi penduduk yang bertahan di desa, membakar rumah dan menyiksa orang kaya terkemuka.

Merasa diatas angin, Coen mulai mengirim pasukannya melintasi pulau-pulau untuk membakar dan meruntuhkan desa-desa. Seluruh kepulauan Banda terisolasi dari dunia luar, pelabuhan-pelabuhan diblokir dan semua rute pelarian yang mungkin dilalui diputus secara sistematis.

Di Fort Nassau, 44 orang kaya disiksa dan kemudian dibunuh oleh para samurai atau tentara bayaran Jepang. Bersambung/IC/III/AND.

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Komentar Untuk indonesia culture, indonesian culture, budaya indonesia, adat indonesia