• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Historica
  • Post last modified:26 Januari 2023
  • Reading time:3 mins read

 

Setiap Negara atau kerajaan pasti memiliki lambang. Selain berfungsi  sebagai identitas, lambang juga sebagai tanda kebesaran sebuah kerajaan.  Demikian hal  dengan Majapahit, Rajasa Lancana atau lambang negara Majapahit disebutkan dengan jelas dalam Nagarakretagama pupuh 18 bait 4.

Dipakai sebagai bendera armada laut Majapahit, source : wiki

 

Selain Nagarakretagama, panji merah putih dapat dilihat di  prasasti Kudadu yang berangka tahun pembuatan  1294 M. Angka tahun ini mengisyaratkan panji-panji atau lambang kerajaan Majapahit tersebut sudah ditetapkan dan dipakai pada masa-masa awal berdirinya kerajaan Majapahit. Itulah sebabnya banyak ahli yang menyebut prasasti Kudadu ini sebagai piagam merah putih atau piagam yang melegitimasi berdirinya kerajaan Majapahit.

Dijelaskan pada prasasti tersebut,  Raden Wijaya  dikejar oleh pasukan Jayakatwang (Kediri) yang membawa bendera merah putih,

hana ta tuṅgulniṁ atru layū-layū katon·vetani hañiru[h], bāṁ lāvan putiḥ varṇnanya,” prasasti Kudadu 4v baris ke-3.

Ketika tiba-tiba musuh terlihat di sebelah timur Hanyiruh, membawa panji-panji warnanya merah dan putih..

Hal ini menandakan  sebelum digunakan oleh Majapahit, kerajaan Singhasari dan Kediri sebenarnya juga sudah menggunakan panji merah putih dalam setiap kegiatan kerajaan.  Artinya secara turun temurun, kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dan Nusantara sudah familiar dengan panji merah putih.

Prasasti Kadudu

 

Demikian juga dengan Prabu  Hayam Wuruk ketika melakukan lawatan ke seluruh negeri Majapahit, panji-panji berwarna merah putih dicatat digunakan sebagai penanda rombongan. Hal ini dapat dibaca pada Nagarakretagamadi pupuh 18 bait 2–4.

Dari terjemahan, warna dan lambang-lambang yang digunakan Majapahit dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Dicatat bahwa saat raja Hayam Wuruk mengadakan perjalanan keliling Jawa Timur. Kereta  raja memiliki cihna atau tanda pengenal berupa lambang wilwa sebutan untuk buah maja dalam bahasa  Sanskerta.  Buah maja yang bulat mungkin diasosiasikan dengan posisi raja dan ibu kota Majapahit sebagai pusat dari mandala  Majapahit.

Selain buah maja, kerata raja juga dihias dengan warna merah dan putih sebagai panji-panji. Demikian juga dengan kereta-kereta lain juga menggunakan aneka bendera dan tanda warna. Merah dan putih dipakai  sebagai warna kajang yang artinya adalah penutup atau tirai samping kereta. Kajang juga dapat dipakai sebagai atap  berbentuk setengah bulatan yang  terbuat dari daun lontar yang dianyam. Pemilihan kombinasi warna merah-putih ini karena  dianggap sebagai lambang  yang paling mulia bagi raja.

Panji-paji merah putih era Majapahit, source : devianart

 

Selain sebagai bendera atau panji, warna merah dan putih ini juga diaplikasikan sebagai Lobheng lewih atau  motif hiasan untuk lukisan, gambar, atau tekstil.  Kombinasi warna pada motif ini  disebut gula-kalapa. Kombinasi merah dan putih dianggap paling agung di Jawa.  

Panji-panji atau dalam bahasa Jawa kuno disebut  dwaja atau dhwaja memiliki warna simbolis, dengan merah-putih (gula-klapa) menjadi kombinasi yang paling luhur. Hal ini juga yang diadopsi oleh Presiden pertama Republik Indonesia IR Soekarno dengan menggambar panji-panji maritim Indonesia menggunakan selang seling warna merah putih sebagai   Sang Getih-Getah.

Tradisi ini dilestarikan oleh Angkatan Laut Republik Indonesia mengambil paduan warna merah-putih dikibarkan di setiap Kapal Republik Indonesia  (KRI) sebagai bendera maritim atau  lencana perang dan  pennon (tanda) pada masing-masing kapal perang. IC/AND/XIII/07

 

Komentar Untuk Panji Gulo Klopo Lambang Negara Majapahit