• Post author:
  • Post comments:0 Comments
  • Post category:Historica
  • Post last modified:27 Januari 2023
  • Reading time:4 mins read

 

Tak banyak yang mengenal sosok Arya Damar. Meski jejaknya terbilang misterius namun Arya Damar punya kontribusi besar bagi kejayaan Majapahit. Karena tanpa kehadiran dan keahliannya, maka kampanye militer Majapahit tidak akan pernah mencapai perkembangan yang berarti.

Selain sebagai aahli dan panglima perang, Arya Damar adalah seorang ilmuwan pada masanya. Karena lewat kepiawaiannya, racikan mesiu yang dipakai oleh pasukan Majapahit mampu meledak melumpuhkan musuh-musuhnya.

Peracikan bubuk mesiu, source : GettyImages

 

Kronik Tiongkok di klenteng Sam Po Kong Semarang menyebutkan  Arya Damar  memiliki nama Tionghoa,  Swan Liong atau  Naga Berlian. Ia tak memiliki nama marga karena ibunya adalah wanita peranakan yang tidak berhak menyandang marga.

Menurut kronik tersebut Arya Damar adalah kepala pabrik peracikan  mesiu atau orang yang dipercaya mengurusi kebutuhan Mesiu untuk militer Majapahit. Seperti diketahui pada masa itu, Majapahit telah mengoperasikan meriam dan bedil dalam persenjataan militer mereka. Karena keahliannya itulah, Ratu Tribuanatunggadewi memutuskan mengangkatnya menjadi seorang adipati di Palembang.

Bukan tanpa alasan  Arya Damar dipilih sebagai Adipati Palembang. Ketika itu  Palembang merupakan salah satu pangkalan barat angkatan laut Majapahit di luar Jawa atau Sumatra. Sehingga memerlukan Pimpinan yang paham betul soal persenjataan utamanya meriam dan mesiu. Karena armada Majapahit tetap dominan di Asia Tenggara karena superioritasnya dalam menggunakan teknologi persenjataan modern.

Meriam dan persenjataan modern Majapahit

 

NamA Arya Damar banyak disebut dan ditulis di kitab-kitab kuno kala Majapahit tengah melakukan invasinya ke Bali.  Dalam Kidung Pamacangah dan Usana Bali disebut  penguasa  Palembang itu turut membantu  Majapahit menaklukkan Bali pada  1343. Arya Damar  memimpin lebih dari 15.000 prajurit menyerang Bali dari sisi  utara, sementara  Gajah Mada menyerang dari sisi selatan dengan jumlah prajurit yang hampir sama.

Lewat pertempuran yang sengit Pasukan Arya Damar berhasil menaklukkan desa Ularan  di pantai utara Bali. Pertempuran yang berlangsung siang dan malam selama dua hari itu rupanya memakan korban yang cukup besar meski akhirnya pemimpin Ularan yang bernama Pasung Giri  menyerah. Kemarahan Arya Damar dilampiaskan dengan menghukum mati Pasung Giri.

Karena belum mencapai tujuan, Arya Damar kembali ke Majapahit untuk meminta tambahan tentara sambil melaporkan  kemenangan di Ularan. Namun Ratu Tribhuwana Tunggadewi justru  marah atas kelancangannya,  membunuh pasung Giri  yang sudah menyerah. Sebagai hukuman Arya Damar kembali dikirim ke Bali tapi dalam komando Gajah Mada.

Arya Damar, Panglima perang jempolan, source : pecihitam

 

Sesampai di Bali, ia lantas  bergabung dengan Gajah Mada untuk bersiap menyerang  Tawing. Kembali Arya Damar membuat kesalahan dengan menyerang tanpa persetujuan dari Gajah Mada. Namun maslag itu dapat segera diselesaikan hingga   pertahanan terakhir jebol dan  Bali pun dapat dikalahkan.

Selama tujuh bulan pertempuran, akhirnya Bali benar-benar dapat dikuasai oleh pasukan Majapahit. Roda pemerintahan di Bali diserahkan pada  adik-adik Arya Damar, yaitu Arya Kenceng, Arya Belog, Arya Kutawandira, dan Arya Sentong. Arya Kenceng memimpin saudara-saudaranya berkuasa di  Bali sebagai kerajaan bawahan Majapahit. Arya kenceng juga  dianggap sebagai leluhur raja-raja Tabanan dan Badung.

Makam Arya Damar, source : flickr

 

Sementara itu, Arya Damar sendiri kembali ke daerah kekuasaannya di Palembang. Meski  jejaknya terbilang misterius. Ia adalah ahli mesiu yang juga  pemimpin legendaris yang berkuasa di Palembang pada pertengahan abad ke-15 Masehi. Ia juga banyak dikenal dengan nama lainnya seperti Ario Damar atau Ario Abdilah. IC/AND/XIII/08

 

Komentar Untuk Jejak Misterius Arya Damar, Ahli Mesiu Majapahit