Categories: The Route

Karena Beras, Pedagang Jawa Bebas Pajak di Samudra Pasai

Karena beras,  kedatangan pelaut dan saudagar Jawa sangat ditunggu-tunggu. Bahkan  kerajaan  membebaskan mereka dari pajak.

 

********************

 

Kesultanan Samudra Pasai diperkirakan mulai berdiri  ejak akhir abad ke-12 Masehi. Awalnya daerah di ujung Pulau Sumatra ini hanya sebuah kawasan nelayan yang menghadap ke Sleat Malaka. Namun posisi yang strategis ini memberilkan keuntungan besar bagi Pasai. Berada ditengah jalur lalu lintas pelayaran membuat Pasai jadi sering disinggahi oleh banyak kapal-kapal dagang.

 

Para pedagang dari Arab, China, India, Palembang, Melayu, Jawa, Maluku dan masih banyak bangsa-bangsa lain, sering kali singgah dan berinteraksi secara intens selama beberapa abad kemudian. Tapi yang paling sering singgah di Pasai adalah para pedagang muslim. Kerena itulah antara abad 6-7 Islam sudah masuk ke Pasai. Kesultanan yang berada di pesisir timur laut Aceh ini merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Kerajaan Perlak.

 

 

 

 

Salah satu tanda kemajuan Samudra Pasai adalag berkembangnya Agama Islam, source : ist

 

Namun justru setelah bergabung menjadi satu kerajaan, Pase dan Perlak berkembang pesat. Kerajaan ini mulai membuat beberapa perubahan terutama di bidang adminsitrasi kerajaan, terutama setelah digunakan aksara Arab dalam administrasi dan karya sastra. Bahasa dan aksara Arab dipakai untuk mengalihbahasakan Melayu yang merupakan bahasa asli orang-orang Pasai. Alih bahasa inilah kemudian dikenal oleh orang-orang luar termasuk orang-orang Arab sebagai bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi.

 

Antara 1290 hingga 1520 Kesultanan Pasai berkembang menjadi kota pelabuhan yang sangat ramai. Tak hanya itu, Pasai juga dianggap sangat strategis karena ada beberapa hasil bumi Pasai yang tidak ada di Malaka, seperti lada, sutra dan hasil hutan. Karena menjadi tempat pertemuan banyak bangsa, Pasai mendapatkan keuntungan sebagai tempat tumbuh suburnya ilmu pengetahuan dan transfer tekonologi dari bangsa-bangsa lain. Agama dan sastra Islam berkembang dengan pesat, seperti yang dilaporkan Tome Pires dalam catatan perjalanannya.

 

 

 

 

Aksara Arab Jawi  menjadi aksara resmi di pemerintahan dan perdagangan, source : ist

 

 

 

Ekonomi Pasai juga tumbuh tak kalah pesatnya. Walau tidak mempunyai basis agraris, namun Pasai sangat diuntungkan oleh posisi bandar pelabuhannya. Perdagangan dan pelayaran menjadi penyumbang utama ekonomi kerajaan. Pelabuhan menyumbangkan pendapatan lewat pajak dan cukai yang demikian besar. Belum lagi dari perdagangan aneka komoditi seperti lada, kamper dan sutra.

 

Hanya dalam waktu singkat, Pasai berubah menjadi pusat perdagangan internasional. Pasai juga punya kedekatan luar biasa dengan para pelaut dan pedagang dari Jawa dan Maluku. Para pedagang Jawa ini sering kali ditunggu karena dagangan utama mereka adalah beras, barang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Pasai.  Sementara orang Jawa akan membawa lada Pasai untuk diperdagangkan ke daerah lain sebelum pulang ke Jawa.

 

 

 

 

Uang emas dirham dan stempel yang bertuliskan nama-nama Sultan Pasai, source : ist

 

 

 

Begitu istimewanya hubungan Pasai dan Jawa kadang membuat pelaut dan pedagang  dari negara lain iri. Namun semua ini tidak berdampak besar karena secara umum, semua pendatang diperlakukan dnegan baik oleh kesultanan. Hak-hak mereka dilindungi termasuk pengamanan harta benda dan barang dagangan para saudagar asing tersebut.

 

Tome Pires mencatat, mata uang yang resmi beredar dan diakui di Pasai adalah mata uang Dirham. Mata uang tersebut terbuat dari emas dan bertuliskan nama-nama Sultan dalam huruf Arab. Setiap kapal yang datang dari barat akan dipungut pajak sebesar 6 persen. Secara detail, Pires juga mencatat bahwa hasil ekspor lada Pasai kurang lebih 8.000-10.000 bahar lada perhaun. Kadang 15.000 bahas saat panen raya. Tak hanya lada yang menjadi primadona ekspor, Pasai juga menghasilkan sutera. Konon teknik pembuatan dan peternakan sutra ini diajarkan oleh orang-orang China yang berkunjung dan tinggal di Pasai. IC/III/AND

 

 

Ingin tahu info-info tentang sejarah Indonesia, indonesia culture dan beragam budaya yang ada di negara ini. ayo kunjungi saja www.indonesiancultures.com disini kamu akan belajar banyak tentang budaya, adat yang pernah ataupun terjadi di Indonesia

Share